Skip to main content

Tumbuhan Gymnospermae

Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji Terbuka) dan Angiospermae (Tumbuhan Berbiji Tertutup)


1. Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)

A. Pengertian Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)

 Istilah Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani dan merupakan penggalan dari kata Gymno yang artinya terbuka dan spermae yang artinya biji. Maka dari itu Gymnospermae adalah sekelompok tumbuhan yang memiliki biji terbuka. Dinamakan tumbuhan berbiji terbuka karena penampakan biji pada kelompok tumbuhan ini terbuka. Pada tumbuhan gymnospermae tidak memiliki ovarium sebagai tempat perkembangan biji dan serbuk sari akan langsung jatuh di tempat ovum yang bedada di dekat mikrofil sehingga tidak terjadi penyerbukan pada tumbuhan gymnospermae. Sekilas, tumbuhan berbiji terbuka memiliki penampakan hampir serupa dengan dikotil anggota angiospermae. Organ reproduksi tumbuhan berbiji terbuka merupakan strobilus yang terbentuk dari daun yang khusus untuk menghasilkan gamet (sporofit).

B. Ciri-ciri Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)

a. Bakal biji tidak dilindungi oleh daun buah

 Bakal biji Gymnospermae tidak dilindungi oleh daun buah dan oleh sebab itulah tumbuhan gymnospermae disebut sebagai tumbuhan berbiji tertutup.

b. Tidak Memiliki Ovarium

 Anggota gymnospermae tidak memiliki ovarium sebagai tempat perkembangan biji seperti yang dimiliki oleh anggota tumbuhan berbiji tertutup. Akan tetapi pada anggota tumbuhan berbiji terbuka, biji dapat langsung berkembang pada bakal biji yang disebut dengan nusellus.

c. Memiliki Strobilus atau Konus Sebagai Alat Perkembangbiakan dan Tidak memiliki Bunga Sejati

 Organ reproduksi gymnospermae adalah daun yang terspesialisasi untuk menjadi gamet (sporofil) membentuk strobilus atau konus. Melalui strobilus atau konus inilah sel gamet jantan (mikrospora) dan sel gamet betina (megaspora) diproduksi. Terdapat saprofil jantan dan saprofil betina baik dalam satu pohon ataupun terpisah. Hal ini dikarenakan pada tumbuhan gymnosperme, sarpofil hanya menghasilkan satu gamet jantan.

d. Pembuahan Tunggal

 Megasporangium (sel induk megaspora) akan membelah secara meiosis membentuk megaspora haploid yang akan berkembang menjadi sel gamet betina. Sedangkan mikrosporangium akan bermeiosis membentuk mikrospora yang akan menjadi gamet jantan. Pada tumbuhan gymnospermae terjadi pembuahan tunggal. Hal ini dikarenakan hanya terjadi peleburan inti sperma dan inti ovarium yang membentuk embrio (2n). Sementara itu, embrio yang berkembang dari jaringan gametofit betina yang tidak dibuahi (n) dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema berikut.
Skema pembuahan gymnospermae

e. Memiliki Kambium

 Pada tumbuhan gymnospermae terdapat jaringan kambium yang fungsinya sebagai meristem sekunder. Kambium yang terdapat pada tumbuhan gymnospermae yang menyebabkan tumbuhan gymnospermae mangalami pertumbuhan sekunder (penambahan diameter batang) sehingga pertumbuhan ini seperti yang dialami dikotil pada tumbuhan angiospermae.

f. Habitus

 Gymnospermae memiliki penampakan yang beranekaragam, mulai dari tumbuhan semak, perdu, sampai pohon yang tinggi. Tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) merupakan tumbuhan berkayu yang mengalami pembesaran pada batang akibat jaringan kambium.

g. Berakar Tunggang

 Akar gymnospermae juga terdapat kambium. Oleh sebab itulah akar-akar tumbuhan gymnospermae mengalami pertambahan diameter untuk memperkokoh tegaknya tumbuhan gymnospermae.

h. Bentuk Daun Seperti Jarum atau Sisik dan Ada juga yang Melebar

 Pada umumnya bentuk daun angiospermae adalah seperti jarum atau sisik seperti pohon pinus dan cemara, dan ada juga daunnya yang lebar seperti melinjo.

C. Struktur Tubuh Tumbuhan Berbiji Terbuka(Gymnospermae)

lingkaran tahun kayu Gymnospermae adalah tumbuhan yang pada umunya berupa pohon besar dan memiliki batang berkayu dan bagian berkayu ini merupakan berkas pembuluh angkut kolateral pada tumbuhan gymnosperame. Apabila batang dipotong melintang, maka akan terlihat susunan melingkar pada batang yang merupakan susunan dari berkas pembuluh angkut. Batang pada gymnospermae juga dapat mengelami penebalan atau pertumbuhan sekunder yang disebabkan kambium yang dimiliki oleh gymnospermae sendiri. Salah satu ciri gymnospermae adalah memiliki berkas pengangkut seperti xylem dan floem. Namun xylem pada gymnospermae hanya memiliki trakeid saja. Trakeid adalah sel xylem yang berfungsi sebagai penunjang. Sedangkan floem pada gymnospermae tidak terdapat sel pengiring.

D. Klasifikasi dan Contoh Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)

 Anggota gymnospermae memiliki anggota yang sedikit dibandingkan dengan anggota angiospermae. Anggota gymnospermae dibedakan menjadi 4 kelas yaitu:

a. Cycadinae

 Kelas ini hanya memiliki habitus seperti pohon palem anggota angiospermae. Anggota pada kelas ini memiliki ciri-ciri batang berkayu, percabangan batang (roset), dan memiliki daun menyirip. Anggota kelas ini tergolong tumbuhan dioeceous. Contoh tumbuhan dari kelas ini adalah Cycas rumphii yang biasa dikenal dengan pakis haji, atau akar bunga karang yang sering dimanfaatkan sebagai tanaman hias.

b. Gnetinae

melinjo
 Anggota kelas ini memiliki habitus berupa semak, perdu, atau pohon. Ciri yang dimiliki oleh anggota kelas ini yaitu memiliki batang berkayu dan merupakan tumbuhan dioeceous (tumbuhan berumah dua). Contohnya seperti Gnetum gnemon (melinjo) yang sering dimanfaatkan sebagai bahan sayuran.

c. Ginkgotinae

Ginkgo biloba
 Ciri-ciri yang dimiliki pada kelas ini yaitu memiliki habitus berupa semak, batang dan akar berkayu seerta memiliki daun yang berbentuk seperti kipas dengan warna keemasan. Contoh spesies dari kelas ini adalah Ginkgo yang merupakan tanaman asli dari tiponkok.

d. Coniferae

cemara
 Kelas ini memiliki spesies yang paling banyak pada kelompok tumbuhan berbiji terbuka. Kelompok coniferae disebut juga sebagai tumbuhan konifer yaitu kelompok tumbuhan yang memiliki organ reproduksi berupa konus (Coniferae = conus (kerucut) + ferre (membawa)) yaitu organ reproduksi yang memiliki bentuk seperti sisik. Tumbuhan konifer disebut juga dengan tumbuhan evergreen atau tumbuhan yang selalu hijau. Contoh tumbuhan konifer adalah pinus (Pinus merkusii), cemara (Araucaria sp), dan damar (Aghatis alba).

2. Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)

A. Pengertian Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)

 Istilah Angiospermae berasal dari bahasa Yunani yang merupakan penggalan dari kata aggeion yang artinya penyangga atau pelindung dan spermae yang artinya biji. Dinamakan berbiji tertutup karena biji dari tumbuhan ini dilindungi atau ditutupi oleh daun buah. Tumbuhan angiospermae dikelompokkan dalam dua jenis yaitu tumbuhan berbiji belah (dikotil) dan tumbuhan berbiji tunggal (monokotil).

B. Ciri-ciri Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)

 Secara umum tumbuhan angiospermae memiliki ciri-ciri seperti berikut.
  • Bakal biji dilindungi oleh daun buah yang berdaging tebal
  • Angiospermae umumnya berupa pohon besar, perdu, tumbuhan rambat ataupun panjat, dan tumbuhan tidak berkayu
  • Tubuhnya terdiri dari bunga (sebagai alat reproduksi), daun, batang, dan akar
  • Memiliki akar berbentuk serabut ataupun tunggang
  • Bentuk daun pipih, dan bentuk tulang daun ada yang lurus, menjari ataupun menyirip
  • memiliki berkas pembuluh angkut kolateral yang terbuka, tertutup, dan bilateral
  • Xylem terdiri dari trakeida dan trakea
  • floem dilengkapi dengan sel-sel pengiring
  • memiliki makrosporofil maupun mikrosporofil
  • Terjadi pembuahan ganda
  • Reproduksi secara generatif dan vegetatif
  • Anggota bunga terdiri dari kelopak, mahkota, benangsari, dan putik
  • Dalam batangnya ada yang terdapat kambium dan ada yang tidak
  • Habitus berupa pohon, herbu, perdu, atau semak
  • Selisih waktu penyerbukan dan pembuahan relatif pendek

C. Struktur Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)

 Organ vegetatif pada angiospermae terdiri atas akar, batang, dan daun yang tersusun atas 3 jaringan yang sama yaitu, jaringan dermal, jaringan pembuluh, dan jaringan dasar. Jaringan dermal terletak pada bagian luar tumbuhan. Pada tumbuhan primer, jaringan dermal terdiri atas jaringan epidermis. Namun pada tumbuhan sekunder, jaringan dermal terdiri atas jaringan periderm. Terdapat jaringan pembuluh berupa xylem dan floem.
 Struktur anatomi batang angispermae pada umunya tersusun atas lapisan epidermis berkutikula. Selain itu terdapat  juag beberapa stomata,  xylem dan floem dan jaringan dasar berupa korteks dan empulur. Pada tumbuhan dikotil, xylem dan floem tersusun menyebar, sedangkan pada monokotil susunan xylem dan floem tersusun melingkar.
 Sedangkan struktur anatomi daun pada angiospermae tersusun atas epidermis berkutikula. Selain itu juga terdapat beberapa stomata ataupun trikoma. Pada tumbuhan dikotil, jaringan dasar (mesofil) dibedakan atas jaringan palisade (jaringan tiang) dan jaringan spons (jaringan karang). Pada tulang daun terdapat juga berkas pembuluh seperti xylem dan floem

D. Klasifikasi Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)

Klasifikasi angiospermae dapat di klasifikasikan berdasarkan jumlah keping lembaganya yaitu tumbuhan monocotyledoneae dan dycotyledoneae.

a. Monocotyledoneae (berkeping satu)

 Ciri-ciri tumbuhan monokotil diantaranya yaitu bijinya memiliki satu daun lembaga, batang tidak berkambium, memiliki sistem akar serabut, bentuk tulang daun melengkung atau sejajar, serta memiliki jumlah mahkota bunga yang berkelipatan tiga. Tumbuhan monokotil dibedakan menjadi beberapa suku diantaranya yaitu; (1) Suku poaceae (contohnya: Padi (Oryza sativa, dan Jagung (Zea mays)), (2) Suku Cyperaceae (contohnya; rumput teki (Cyperus rotundus)), (3) Suku palmae (contohny: kelapa (Cocos nucifera), (4) suku Liliaceae (contohnya; lidah buaya (Aloe vera), dan bawang putih (Allium sativum)), (5) Suku zingiberaceae (contohnya; jahe (Zingiber officinale)), (6) Suku musaceae (contohnya; pisang (Musa paradica)).
Tumbuhan monokotil memiliki manfaat bagi kehidupan diantara:
  • Untuk bahan makanan pokok (padi, jagung, ubi kayu, gandum dll)
  • Sebagai penghasil gula (tebu)
  • Untuk tanaman hias dan bahan bumbu (bawang, jahe, kunyit, dll)
  • Untuk obat-obatan (sirih, lidah buaya, jahe dll)
  • Untuk bangunan rumah tangga (bambu)

b. Dycotyledoneae (berkeping dua)

Tumbuhan dikotil memiliki ciri-ciri diantaranya yaitu, bijinya memiliki dua lembaga, sistem perakarannya tunggang, batangnya memiliki kambium, bentuk tulang daunnya menyirip atau menjari, dan memiliki bagian mahkota bunga yang berkelipatan 2,4, atau lima. Tumbuhan dikotil memiliki beberapa suku diantaranya yaitu; (1) suku Curcubitaceae (mentimun (Cucumis sativum)), (2) suku Euphorbiaceae (daun merah (Euphorbiaceae)), (3) suku Papilionaceae (kacang hijau (Phaseolus radiatus)), (4) suku Solanaceae (kentang (Solanum lycopercium), cabai (Capsicum frustecens)), (5) suku Mimosaceae (putri malu (Mimosa pudica)), (6) suku Myrtaceae (kapas (Gossypium hirsutum)), (7) suku Piperaceae (lada (Piper nigrum)), (8) suku Annonaceae (sirsak (Annona muricata), (8) suku Asteraceae (bunga matahari (Helianthus annuus)).
Tumbuhan dikotil memiliki manfaat bagi kehidupan diantaranya;
  • Bahan makanan (kacang hijau, dan kacang tanah dll)
  • Buah-buahan (mangga, sirsak dll)
  • Bahan bumbu (cabai, lada dll)
  • bahan tekstil tekstil (kapas)

Comments

Popular posts from this blog

MENGANALISIS KARYA SENI RUPA 2 DIMENSI

MENGANALISIS KARYA SENI RUPA 2 DIMENSI BARONG & LEAK ·       Karya : Afandi (1980) ·       Fungsi  : sebagai hiasan dalam ruangan dan merupakan  bagian seni kebudayaan dari Masyarakat Bali, dimana Barong dan Leak adalah filosofi bagaimana bertolak belakangnya antara kebaikan dan kejahatan. Lukisan ini juga sebagai saluran imajinasi pelukis. ·       Media Alat dan Bahan  :  Oil on Canvas .  Cat Minyak diatas canvas adalah bahan yang paling populer, dan biasa digunakan dalam melukis, karena pemakaian yang mudah diaplikasikan serta hasil lukisanya bisa digunakan dalam berbagai tehnik gaya lukisan, halus ataupun bertekstur. Bahan melukis ini berbasis minyak, dan memiliki tingkatan kualitas mulai dari kualitas normal hingga kualitas tinggi, dan dibedakan dengan harga. Baik pelukis pemula atau pelukis handal, sering menggunakan bahan material cat minyak dan canvas sebagai media pilihan untuk melukis. Alat pendukung lainnya dapat berupa pisau lukis, kain lap, easel, d

PENGORGANISASIAN PRINSIP SENI RUPA

PENGORGANISASIAN PRINSIP SENI RUPA 1. Kesatuan ( Unity ) Prinsip Kesatuan ( Unity ) adalah wadah unsur-unsur lain di dalam seni rupa sehingga unsur-unsur seni rupa saling berhubungan satu sama lain dan tidak berdiri sendiri. Sehingga unsur seni rupa akan bersatu padu dalam membangun sebuah komposisi yang indah, serasi, dan menarik. Prinsip kesatuan merupakan bahan awal komposisi karya seni. 2.  Keseimbangan ( Balance ) Prinsip keseimbangan berhubungan dengan berat ringan nya suatu karya seni. Karya seni diatur agar mempunyai daya tarik yang sama di setiap sisinya. Prinsip keseimbangan ini memberikan pengaruh besar pada kesan suatu susunan unsur-unsur seni rupa. Balance bisa dibuat secara  formal/simetris  dan dengan  informal/asimetris  serta keseimbangan  radial/memancar . Terdapat 4 jenis keseimbangan, yaitu: Keseimbangan Sentral (Terpusat) Keseimbangan Diagonal Keseimbangan Simetris Keseimbangan Asimetris 3. Irama ( Rythme ) Irama atau  Ryhme  merupakan

Pengertian Tanah dan macam-macam tanah

Pengertian Tanah Tanah Pengertian Tanah adalah suatu bagian atau tempat yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan juga terdiri dari bahan-bahan organik dan anorganik. Pengertian Tanah Menurut Para Ahli Para ahli Fisika-Kimia dan Geologi mendefinisikan tanah sebagai berikut : Menurut M. Isa Darmawijaya Tanah merupakan akumulasi alam bebas yang menduduki sebagian planet bumi yang mampu menumbuhkan tumbuhan dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induknya dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu. Menurut James “1995” Tanah ialah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi lainnya, yaitu air alami dan atmosfer menjadi inti fungsi, perubahan dan kemantapan ekosistem. Menurut Bremmer “1958” Tanah merupakan bagian permukaan kulit bumi yang dijadikan oleh pelapukan kimia dan fisik serta kegiatan berbagai tumbuhan dan hewan. Menurut E. Saifudin Sarief “1986” Tanah ialah bend