Skip to main content

PENGERTIAN GAYA, RESULTAN GAYA, MOMEN DAN TUMPUAN

PENGERTIAN GAYA, RESULTAN GAYA, MOMEN DAN TUMPUAN

Sebuah konstruksi dibuat dengan ukuran-ukuran fisik tertentu haruslah mampu menahan gaya-gaya yang bekerja dan  konstruksi tersebut harus kokoh sehingga tidak hancur dan rusak. Konstruksi dikatakan kokoh apabila konstruksi tersebut dalam keadaan stabil , kestabilan tersebut akan terjadi bila gaya-gaya yang bekerja pada konstruksi dalam arah vertical dan horizontal saling menghilangkan atau sama dengan nol, demikian dengan momen-momen yg bekerja pada konstruksi tersebut pada setiap titik kumpul  saling menghilangkan ata sama dengan nol.
Dalam analisa struktur terdapat metode penyelesaian dengan statis tertentu dan metode statis tak tentu. Pada metode statis tertentu berlaku prinsip berlaku prinsip gaya-gaya  dalam arah vertical dan horizontal  dan keseimbangan momen pada tumpuan dan dapat dinyatakan sebagai berikut :
  • ∑Kv = 0
  • ∑Kh =0
  • ∑M = 0
Kv           = Gaya Vertikal
Kh           = Gaya Horizontal
M            = Momen

  • GAYA
Gaya merupakan kekuatan yg dapat membuat benda dalam keadaan diam menjadi bergerak. Gaya biasa dilambangkan sebagai besaran yang mempunyai arah dan digambarkan dalam ilmu fisika seperti vector. Contohnya apabila pada sebuah benda dikerjakan pada sebuah gaya baik diangkat, ditarik atau didorong maka akan ada perlawanan terhadap gaya tersebut dan gaya perlawanan tersebut disebut dengan reaksi.  Satuan untuk gaya ialah (Newton, Kg , Ton ).
newt1
  • RESULTAN GAYA
Apabila ada 2 buah gaya atau lebih bekerja pada sebuah benda maka dapat dilakukan penggabungan gaya-gaya tersebut yang disebut Resultan Gaya (R). Satuan untuk gaya ialah (Newton, Kg , Ton ).
resultan
F1           = Gaya 1
F2           = Gaya 2
FR           = Resultan Gaya

  • MOMEN
Momen terjadi apabila sebuah gaya bekerja mempunyai jarak tertentu dari titik yang akan menahan momen tersebut dan besarnya momen tersebut adalah besarnya yang dikalikan dengan jaraknya. Satuan untuk momen ialah (N/m, Kg/m ,  Kg/cm, Ton/m, ).
momen-gaya-1


  • TUMPUAN
Tumpuan ialah tempat perletakan konstruksi  atau dukungan bagi konstruksi dalam meneruskan gaya-gaya yang bekerja ke pondasi.
Image79
Dalam ilmu analisa struktur dikenal 3 jenis tumpuan yaitu tumpuan sendi, tumpuan rol dan tumpuan jepit.
a.  Tumpuan Sendi
Tumpuan sendi sering disebut juga sebagai tumpuan engsel, karena cara kerjanya mirip dengan engsel. Tumpuan mampu memberikan reaksi gaya horizontal dan vertikal, artinya tumpuan sendi dapat menahan gaya vertikal maupun gaya horizontal dan tidak dapat menahan momen.
Tumpuan engsel
b. Tumpuan Rol
Tumpuan rol adalah tumpuan yang dapat bergeser kea rah horizontal sehingga tumpuan ini tidak dapat menahan gaya horizontal. Pada tumpuan rol terdapat roda yang dapat bergeser yang gunanya untuk mengakomodir pemuaian pada konstruksi sehingga konstruksi tidak rusak. Tumpuan rol hanya mampu memberikan reaksi arah vertikal saja, artinya tumpuan rol hanya bias menahan gaya secara vertikal saja dan tidak bias menahan gaya horizontal dan momen.
rol
b. Tumpuan Jepit
Tumpuan jepit ialah merupakan tumpuan  berupa balok yang terjepit pada tiang atau kolom. Pada tumpuan ini mampu memberikan reaksi terhadap gaya vertikal, horizontal bahkan mampu memberikan reaksi  terhadap putaran momen.
Tumpuan jepit

Momen Gaya atau Torsi

Momen gaya atau torsi dapat didefinisikan dengan beberapa pengertian:
  1. Torsi adalah gaya pada sumbu putar yang dapat menyebabkan benda bergerak melingkar atau berputar.
  2. Torsi disebut juga momen gaya.
  3. Momen gaya/torsi benilai positif untuk gaya yang menyebabkan benda bergerak melingkar atau berputar searah dengan putaran jam (clockwise), dan jika benda berotasi dengan arah berlawanan putaran jam (counterclockwise), maka torsi penyebabnya bernilai negatif.
  4. Setiap gaya yang arahnya tidak berpusat pada sumbu putar benda atau titik massa benda dapat dikatakan memberikan Torsi pada benda tersebut.
torsi pada dinamika rotasi
Torsi atau momen gaya dirumuskan dengan:
\tau = r \times F
dimana:
\tau adalah torsi atau momen gaya (Nm)
r adalah lengan gaya (m)
F adalah gaya yang diberikan tegak lurus dengan lengan gaya (N)
Jika gaya yang bekerja pada lengan gaya tidak tegak lurus, maka besar torsinya adalah:
\tau = r \times F \times \sin \theta
dimana \theta adalah sudut antara gaya dengan lengan gaya.
rumus torsi

Momen Inersia

Konsep momen inersia pertama kali diberikan oleh Leonhard Euler. Momen inersia didefinisikan sebagai kelembaman suatu benda untuk berputar pada porosnya, atau dapat dikatakan ukuran kesukaran untuk membuat benda berputar atau bergerak melingkar. Besar momen inersia bergantung pada bentuk benda dan posisi sumbu putar benda tersebut.
momen inersia dengan sumbu putarnya
Momen inersia dirumuskan dengan:
I = mr^2
dimana:
I adalah momen inersia (kgm2)
r adalah jari-jari (m)
m adalah massa benda atau partikel (kg)
Benda yang terdiri atas susunan partikel atau benda-benda penyusunnya yang lebih kecil, jika melakukan gerak rotasi, maka momen inersianya sama dengan hasil jumlah semua momem inersia penyusunnya:
I = \Sigma m_i \times r_i^2
I = (mr_1^2) + (mr_2^2) + (mr_3^2) + \cdots

Momentum Sudut

Momentum sudut adalah ukuran kesukaran benda untuk mengubah arah gerak benda yang sedang berputar atau bergerak melingkar.
Momentum sudut dirumuskan dengan:
L = I \omega
L = mvr
dimana:
L adalah momentum sudut (kgm2s-1)
I adalah momen inersia benda (kgm2)
\omega adalah kecepatan sudut benda (rad/s)
m adalah massa benda (kg)
v adalah kecepatan linear (m/s)
r adalah jarak benda ke sumbu putarnya (m)

Energi Kinetik Rotasi

Energi kinetik rotasi adalah energi kinetik yang dimiliki oleh benda yang bergerak rotasi yang dirumuskan dengan:
Ek_r = \frac{1}{2} I \omega^2
Jika benda tersebut bergerak secara rotasi dan juga tranlasi, maka energi kinetik totalnya adalah gabungan dari energi kinetik translasi rotasi dan energi kinetik rotasi:
Ek_t = Ek + Ek_r
Ek_t = \frac{1}{2} mv^2 + \frac{1}{2} I \omega^2
dimana:
Ekt adalah Energi kinetik total benda
Ek adalah energi kinetik translasi
Ekr adalah energi kinetik rotasi
m adalah massa benda (kg)
v adalah kecepatan linear (m/s)
I adalah momen inersia benda (kgm2)
\omega adalah kecepatan sudut benda (rad/s)

Hukum Newton 2 Untuk Rotasi

Benda yang bergerak secara translasi menggunakan hukum newton II (\Sigma F = ma) dan benda yang bergerak secara rotasi juga memakai konsep hukum Newton yang sama, akan tetapi besarannya memakai besaran-besaran rotasi. Sehingga, Hukum Newton II untuk benda yang bergerak secara rotasi atau bergerak melingkar memakai rumus:
\tau = I \alpha
dimana:
\tau adalah total torsi yang bekerja pada benda
I adalah momen inersia benda
\alpha adalah percepatan sudut benda
Dibawah ini adalah tabel yang menganalogikan antara gerak translasi dan gerak rotasi
Besaran-besaran Pada Gerak TranslasiBesaran-besaran pada Gerak Rotasi
BesaranRumusSatuanBesaranRumusSatuan
Jarak tempuh s mJarak tempuh sudut q = s/r rad
Kecepatan V = s/t m/sKecepatan sudut \omega = V/r rad/s
Percepatan a = V/t m/s2Percepatan sudut \alpha = a/r rad/s2
Massa m kgMomen inersia I = mr2 kg . m2
Gaya F = ma NMomen gaya/torsi\tau = rF Nm
Momentum p = mv kg . m/sMomentum sudut L = I \omega  kg . m2/s
Energi kinetik Ek = \frac{1}{2} mv^2 Nm (Joule)Energi kinetik rotasi  Ek = \frac{1}{2} I \omega^2Nm (Joule)
Dibawah ini adalah tabel yang menyimpulkan hubungan antara gerak translasi dan gerak rotasi
KonsepGerak TranslasiHubunganGerak Rotasi
Penyebab akselerasi\Sigma F \tau = r \times F  \Sigma \tau
Kesukaran untuk berakselerasi m I = \Sigma m_i \times r_i^2 I
Hukum newton 2 \Sigma F = ma \Sigma \tau = I \alpha

Contoh Soal Dinamika Rotasi/Momen Gaya

contoh soal dinamika rotasi momen gaya
Pada gambar diatas, sebuah katrol silinder pejal (Ek = \frac{1}{2}m r^2) dengan massa 3kg dan berjari-jari 20 cm dihubungkan dengan dua buah tali yang masing-masing memiliki terpaut pada benda bermassa dimana m1 = 6kg dan m2 = 3kg. Sistem diatas berada dalam kondisi tertahan diam dan kemudian dilepaskan. Jika tidak terjadi gesekan pada lantai dengan, berapakah percepatan kedua benda tersebut?
Pembahasan:
Katrol:
\Sigma \tau = I \alpha
(T_2 - T_1)r = \frac{1}{2}mr^2 \frac{a}{r}
T_2 - T_1 = \frac{1}{2}ma
T_2 - T_1 = \frac{1}{2}(3)a
T_2 - T_1 = 1,5a
Sistem m2:
\Sigma F = ma
W_2 - T_2 = m_2 a
30 - T_2 = 3a
T_2 = 30 - 3a
Sistem m1:
\Sigma F = ma
T_1 = m_1 a
T_1 = 6a
Dengan mensubstitusi ketiga persamaan diatas, kita dapat mengetahui besar:
T_2 - T_1 = 1,5a
30 – 3a – 6a = 1,5a
30 – 9a = 1,5a
30 = 10,5a
a = 2,86m/s2

Comments

Popular posts from this blog

MENGANALISIS KARYA SENI RUPA 2 DIMENSI

MENGANALISIS KARYA SENI RUPA 2 DIMENSI BARONG & LEAK ·       Karya : Afandi (1980) ·       Fungsi  : sebagai hiasan dalam ruangan dan merupakan  bagian seni kebudayaan dari Masyarakat Bali, dimana Barong dan Leak adalah filosofi bagaimana bertolak belakangnya antara kebaikan dan kejahatan. Lukisan ini juga sebagai saluran imajinasi pelukis. ·       Media Alat dan Bahan  :  Oil on Canvas .  Cat Minyak diatas canvas adalah bahan yang paling populer, dan biasa digunakan dalam melukis, karena pemakaian yang mudah diaplikasikan serta hasil lukisanya bisa digunakan dalam berbagai tehnik gaya lukisan, halus ataupun bertekstur. Bahan melukis ini berbasis minyak, dan memiliki tingkatan kualitas mulai dari kualitas normal hingga kualitas tinggi, dan dibedakan dengan harga. Baik pelukis pemula atau pelukis handal, sering menggunakan bahan material cat minyak dan canvas sebag...

pengertian sistem suspensi pada kendaraan

sistem suspensi pada kendaraan  berfungsi untuk menghubungkan bodi kendaraan dengan roda, kontruksinya dibuat sedemikian rupa agar dapat menyerap getaran, oskilasi dan kejutan sebagai akibat dari kondisi dan permukaan jalan yang tidak rata, sehingga diperoleh keamanan dan kenyamanan ketika berkendara. Sistem suspensi  juga berfungsi untuk memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke body melalui gesekan antara jalan dengan roda-roda. Fungsi terakhir dari sistem suspensi adalah untuk menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body dan roda-roda. Dengan adanya sistem suspensi, maka kendaraan akan lebih stabil baik ketika terjadi pengereman, belokan, sampai jalan yang bergelombang atau tidak rata. Suspensi juga akan membuat pengendara merasakan kenikmatan dan stabilitas ketika mengendarai.  Syarat-syarat Sistem Suspensi Dalam menjalankan fungsinya, suspensi harus dapat memiliki beberapa syarat yaitu : Mengantar gerakan roda. Memungkinkan...

Menganalisis Karya Seni Rupa Murni

"Menganalisis Karya Seni Rupa Murni",    1. Pertama, yaitu Borobudur Pagi Hari Judul : Borobudur Pagi Hari Tahun : 1983 Ukuran : 150 cm x 200 cm Media : Cat Minyak “Borobudur Pagi Hari” merupakan salah satu karya Affandi yang terinspirasi oleh megahnya candi Borobudur dan lingkungan sekitar pada masa itu, saat Affandi melintas dan memperhatikan Borobudur di pagi hari. Obyek matahari selalu menarik perhatian di beberapa karya beliau sebagai fokus pendukung utama. Warna – warna dingin dan suasana tenang mendominasi lukisan ini karena melukiskan suasana pagi hari yang cerah . Dan dilukisan ini Affandy lebih nenonjolkan obyek alam sebagai latar belakang. Perpaduan warna yang digunakan semakin menghidupkan lukisan tersebut karena warna yang digunakan padu antara warna satu dengan warna yang lain. Dan dilukisan tersebut gambar candi Borobudur terlihat sangat jelas tanpa kita harus menganalisis makna lukisan tersebut. Dan bentuk mataharinya tidak menyerupai matahari tet...