Pengertian Tanah
Tanah
Pengertian Tanah adalah suatu bagian atau tempat yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan juga terdiri dari bahan-bahan organik dan anorganik.
Pengertian Tanah Menurut Para Ahli
Para ahli Fisika-Kimia dan Geologi mendefinisikan tanah sebagai berikut :
Menurut M. Isa Darmawijaya
Tanah merupakan akumulasi alam bebas yang menduduki sebagian planet bumi yang mampu menumbuhkan tumbuhan dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induknya dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu.
Menurut James “1995”
Tanah ialah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi lainnya, yaitu air alami dan atmosfer menjadi inti fungsi, perubahan dan kemantapan ekosistem.
Menurut Bremmer “1958”
Tanah merupakan bagian permukaan kulit bumi yang dijadikan oleh pelapukan kimia dan fisik serta kegiatan berbagai tumbuhan dan hewan.
Menurut E. Saifudin Sarief “1986”
Tanah ialah benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan organik “pelapukan sisa tumbuhan dan hewan” yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor alami, iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukan.
Menurut Alfred Mistscherlich “1920”
Tanah ialah campuran bahan padat yang berupa partikel-partikel kecil air dan udara yang mengndung hara dan dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
Menurut Jacob S. Joffe “1949”
Tanah merupakan benda alam yang tersusun atas horison-horison yang terdiri dari bahan-bahan kimia mineral dan bahan organik, biasanya tidak padu dan mempunyai tebal yang dapat dibedakan dalam hal morfologi fisik, kimia dan biologinya.
Menurut Thornbury “1957”
Tanah ialah bagian dari permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan permukaan sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisis, khemis maupun biologis yang bekerja dibawah kondisi yang bermacam-macam dan bekerja selama periode tertentu.
Menurut Alfred Mistscherlich “1920”
Tanah ialah campuran bahan padat yang berupa partikel-partikel kecil air dan udara yang mengndung hara dan dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
Menurut Jacob S. Joffe “1949”
Tanah merupakan benda alam yang tersusun atas horison-horison yang terdiri dari bahan-bahan kimia mineral dan bahan organik, biasanya tidak padu dan mempunyai tebal yang dapat dibedakan dalam hal morfologi fisik, kimia dan biologinya.
Menurut Thornbury “1957”
Tanah ialah bagian dari permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan permukaan sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisis, khemis maupun biologis yang bekerja dibawah kondisi yang bermacam-macam dan bekerja selama periode tertentu.
Menurut C.F. Marbut “Rusia, 1914”
Tanah merupakan lapisan paling luar kulit bumi yang biasanya bersifat tak padu dan mempunyai sifat tebal mulai dari selaput tipis sampai lebih dari 3 meter yang berbeda dari bahan dibawahnya dalam hal; warna, sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologinya.
Menurut Ramman “Jermana, 1917”
Tanah sebagai bahan batuan yang sudah dirombak menjadi partikel-partikel kecil yang telah berubah secara kimiawi bersama-sama dengan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang hidup di dalam dan diatasnya.
Menurut Werner “1918”
Tanah ialah hitam tipis yang menutupi bahan padat kering, terdiri atas partikel-partikel kecil yang remah dan sisa-sisa vegetasi dan hewan. Tanah ialah medium bagi tanaman.
Menurut A.S. Thaer “1909”
Permukaan planet terdiri atas bahan remah dan lepas yang disebut tanah, yang merupakan akumulasi dan campuran berbagai bahan, seperti unsur-unsur; Si, Al, Ca, Mg, Fe dan lain-lain.
Menurut Humphry Davy “Inggris, 1913”
Tanah ialah sebagai laboratorium alam yang menyediakan unsur hara bagi tanaman.
Dokuchaiev “Rusia, 1877”
Pengertian tanah harus dihubungkan dengan iklim dan dapat digambarkan sebagai zone-zone geografi yang luas, yang dalam skala peta dunia tidak hanya dihubungkan dengan iklim, tetapi juga dengan lingkungan tumbuhan.
Menurut Justus Von Liebig “Jerman, 1840”
Mengajukan teori keseimbangan hara tanaman “theory balanchesheet of plan naturation” yang menganggap tanah sebagai tabung reaksi dimana dapat diketahui jumlah dan jenis hara tanamannya.
Menurut Friedrich Fallou “1855”
Tanah dianggap sebagai hasil pelapukan oleh waktu yang menggerogoti batuan keras dan lambat laun mengadakan dekomposisi.
Menurut J.J. Berzelius “Swedia, 1803”
Tanah ialah sebagai laboratorium kimia tempat proses dekomposisi dan reaksi kimia yang berlangsung secara tersembunyi.
Pembentukan Tanah
Dalam pembentukan tanah terbuat dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah di kenal juga sebagai “pedogenesis”. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas beberapa lapisan atau sebagai horizon tanah. Pada setiap horizon menceritakan tentang asal serta proses-proses kimia, fisika, serta biologi yang sudah di lalui tubuh tanah tersebut.
Seorang pakar dari Swiss yang bekerja di Amerika Serikat (hans jenny), menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan utama yang telah mengalami modifikasi akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), serta relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalanya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor itu terbentuklah bermacam jenis tanah serta bisa di lakukan klasifikasi tanah.
Komponen-Komponen Tanah
Bahan Organik
Adalah suatu komponen tanah yang hanya memiliki presentase komposisinya hanya sebesar 5%. Dari sinilah terbentuk sebuah proses yang bersumber dari hewan dan tumbuhan yang telah mati dan proses tersebut sering di namakan Dekomposisi.
Dekompesor itu nantinya akan menguraikan bahan organik menjadi senyawa organik yang memiliki bayak manfaat untuk tanah. Dan walaupun mempunyai komposisi yang sedikit yakni hanya 5%, tapi sangat berpengaruh besar terutama pada sifat fisik tanah dan sifat kimia.
Dan sumber organik tersebut di bedakan menjadi beberapa bagian berdasarkan sumbernya, berikut penjelasannya.
Sumber primer
Sumber primer merupakan sumber utama yang paling mudah didapatkan daripada yang lain. Biasanya berasal dari tumbuhan layu yang sudah mati.
Sumber Sekunder
Pengertian sumber skunder adalah sumber selingan yang berasal dari hewan. Dan bagian hewan yang dapat di uraikan adalah bagian kotorannya yang bisa diolah menjadi pupuk.
Sumber Tersier
Sumber tersier merupakan sumber tambahan yang berasal dari pupuk.
Mineral
Suatu mineral merupakan komponen utama yang memiliki presentase sebesar 45%. Komponen inilah yang menentukan tingkat kesuburan suatu tanah. Jika tanah tersebut kekurangan mineral dan di tanami sebuah tanaman, maka tanaman tersebut akan kekurangan sebuah komponen dalam proses pertumbuhannya.
Namun, proses pembentukan dari mineral tersebut sangatlah lama. Dan akan ada 3 jenis batuan yang nantinya setelah mengalami proses pelapukan yang dapat mempengaruhi jenis tanah yaitu Batuan Malihan, Batuan beku, dan Batuan Sedimen.
Air
Pengertian Air adalah komponen yang terbilang cukup penting dalam sebuah proses pembentukan tanah dan memiliki sebuah presentase 25%. Kalian pasti sering melihat orang yang sedang menyiram tanamannya dengan air, hal itu berguna untuk menyuburkan tanah karena air akan menempati di bagian pori-pori tanah.
Perlu kalian ketahui, komposisi udara dan air di dalam tanah memiliki perbandingan terbalik, kedua komponen tersebut akan bergantung satu sama lain. Dan kandungan udara dalam tanah akan bergantung pada tinggi rendahnya air. Semakin banyak air yang ada di dalam tanah, maka kandungan udara didalam tanah akan sedikit, begiu juga sebaliknya.
Keberadaan air dalam tanah dibedakan menjadi beberapa bagaian:
Ketersediaan Air
Adanya ketersediaan air dalam tanah memiliki hubungan yang erat dengan tanaman yang di tanam. Semakin sedikit ketersediaan air, maka tumbuhan yang di tanam dalam tanah tersebut akan cepat layu, dan itu adalah suatu hal yang bisa anda buktikan sendiri di rumah.
Titik Layu Permanen
Peristiwa ini terjadi jika akar dari sebuah tanaman tidak bisa lagi menyerap air yang ada didalam tanah. Tanaman tersebut akan layu dan kemudian mati.
Kapasitas Lapang
Kapasitas lapang di sini maksudnya seberapa lembap tanah tersebut dan berapa banyak air yang bisa ditampung dalam tanah tersebut. Dan komposisi air dalam tanah akan sangat berpengaruh terhadap kelembapan tanah tersebut.
Udara
Komponen yang memiliki sifat yang sama dengan air. Dan udara memiliki presentase 25% yang artinya sama dengan komposisi air. Adanya udara dalam tanah memugkinkan beberpa mahluk hidup yang bisa hidup di tanah seperti cacing, semut, dan mahluk hidup yang lainnya. Karena sifat udara ini memiliki sifat yang sama dengan air, yakni udara bisa tertekan keluar yang di akibatkan oleh air.
Nah, setelah mengetahui komponen komponen tanah di atas, kita tahu bahwa tanah memiliki peran penting bagi mahluk hidup yang ada di bumi terutama pohon. Dan pohon sangat bergantung pada tanah yang memiliki tingkat kesuburan yang tinggi agar bisa hidup dan berkembang dengan baik. Tanah juga sebgai tempat tinggal beberpa hewan seperti semut, cacing, belut dan mahluk hidup yang lainnya yang bersarang di dalam tanah.
Jenis-Jenis Tanah
Tanah aluvial
Tanah alluvial merupakan tanah yang berasal dari sedimen lumpur yang dibawa oleh air sungai. Dan tanah ini merupakan hasil erosi yang kemudian diendapkan bersama dengan lumpur sungai. Ciri khas dari tanah alluvial adalah memiliki warna yang kelabu dan sifatnya subur.
Umumnya, tanah alluvial ditemukan di wilayah dataran rendah. Di Indonesia, tanah alluvial banyak ditemukan di wilayah timur Sumatera, Bagian utara Jawa, Kalimantan bagian selatan dan tengah, bagian utara dan selatan Papua.
Tanah vulkanis
Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari abu gunung api atau vulkanis atau material letusan gunung api yang sudah mengalami pelapukan. Dan tanah vulkanis mengandung banyak unsur hara sehingga sifatnya sangat subur.
Karena subur, tanah ini baik dan sering digunakan sebagai ladang pertanian. Dan tanah vulkanis banyak ditemukan di wilayah Jawa terutama Bandung dan Garut, Bali, dan Sumatera di sekitaran Danau Toba.
Tanah humus (bunga tanah)
Tanah humus adalah jenis tanah yang muncul akibat tumbuh-tumbuhan yang membusuk. Berbagai tumbuhan yang membusuk ini membuat tanah humus mengandung unsur hara yang tinggi. Artinya, tanah ini pun bersifat sangat subur.
Tanah humus juga sering digolongkan dalam kategori tanah organosol atau yang berasal dari bahan organik. Hanya saja, pembusukan dari bahan organik ini terjadi secara sempurna sehingga sifatnya menjadi sangat subur.
Tanah humus banyak terdapat di Pulau Sulawesi, Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan dan Papua. Dan tanah jenis ini sangat cocok untuk ditanami tanaman padi, nanas dan kelapa.
Tanah organosol (tanah gambut)
Tanah organosol juga sering dikenal dengan sebutan tanah gambut. Dan tanah ini terbentuk dari proses pelapukan bahan -bahan organik, seperti dari sisa pembusukan tanaman rawa. Pembusukan bahan organik yang terjadi pada tanaman ini terjadi kurang sempurna karena selalu tergenang air.
Karena pembusukan yang terjadi kurang sempurna, tanah gambut cenderung bersifat asam hingga sangat asam. Karena selalu tergenang air, jenis tanah gambut ini kurang baik untuk pertanian. Dan tanah gambut banyak terdapat di daerah pasang surut, seperti di Papua bagian barat, Kalimantan Barat, Sumatra bagian timur, Jawa, pantai barat Sumatra, dan pantai Kalimantan Timur.
Tanah podzolik merah kuning
Tanah Podzolik merupakan tanah yang proses pembentukannya dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi serta suhu yang rendah. Ciri khas tanah podzolik adalah kandungan unsur haranya yang sedikit, bersifat basa jika terkena air, mengandung kuarsa, bersifat tidak subur serta memiliki warna merah sampai kuning.
Tanah podzolik cocok ditanami dengan tanaman kopi, karet dan teh. Daerah persebaran tanah ini kebanyakan ada di daerah pegunungan tinggi Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat, Maluku, Kalimantan, dan Papua.
Tanah kapur
Tanah kapur merupakan jenis tanah di Indonesia yang berasal dari batuan kapur. Dan tanah kapur bersifat tidak subur. Meski demikian, tanah ini masih bisa ditanami tanaman seperti pohon jati. Tanah kapur banyak terdapat di daerah Blora, Pegunungan Kendeng, serta Pegunungan Seribu Yogyakarta.
Tanah pasir
Pengertian tanah pasar merupakan tanah yang hanya memiliki kadar air sangat sedikit dan sangat miskin unsur hara. Tanah pasit berasal dari batuan pasir yang telah melapuk. Dan tanah ini banyak ditemukan di wilayah -wilayah pantai yang disebut sand dune atau bukit pasir. Contoh tanah pasir yang ada di Indonesia ada di Pantai Parangkusumo, Yogyakarta.
Tanah laterit
Tanah laterit merupakan jenis tanah yang sifatnya tidak subur, atau bahkan dapat dikatakan sudah hilang kesuburannya. Ini karena dalam tanah laterit, banyak terkandung zat besi dan alumunium. Kandungan unsur hara dalam tanah ini sudah hilang karena terlarut oleh curah hujan yang tinggi.
Tanah laterit juga bersifat kering dan tandus. Warna tanah ini kekuningan sampai merah sehingga tanah laterit juga sering disebut sebagai tanah merah. Dan tanah ini banyak ditemukan di wilayah Jawa Barat, Sulawesi Tenggara hingga Kalimantan Barat.
Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan batuan beku dan sedimen. Dan tanah litosol memiliki ciri khas butiran kasar berupa kerikil. Tanah ini sangat miskin unsur hara sehingga tidak subur dan kurang baik untuk pertanian.
Karena sifat tanahnya yang kurang subur, tanah ini hanay cocok untuk ditanami tanaman -tanaman besar di hutan. Tanah litosol banyak ditemukan di daerah Pulau Sumatera, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Maluku Selatan dan Papua.
Tanah
Pengertian Tanah adalah suatu bagian atau tempat yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan juga terdiri dari bahan-bahan organik dan anorganik.
Pengertian Tanah Menurut Para Ahli
Para ahli Fisika-Kimia dan Geologi mendefinisikan tanah sebagai berikut :
Menurut M. Isa Darmawijaya
Tanah merupakan akumulasi alam bebas yang menduduki sebagian planet bumi yang mampu menumbuhkan tumbuhan dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induknya dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu.
Menurut James “1995”
Tanah ialah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi lainnya, yaitu air alami dan atmosfer menjadi inti fungsi, perubahan dan kemantapan ekosistem.
Menurut Bremmer “1958”
Tanah merupakan bagian permukaan kulit bumi yang dijadikan oleh pelapukan kimia dan fisik serta kegiatan berbagai tumbuhan dan hewan.
Menurut E. Saifudin Sarief “1986”
Tanah ialah benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan organik “pelapukan sisa tumbuhan dan hewan” yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor alami, iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukan.
Menurut Alfred Mistscherlich “1920”
Tanah ialah campuran bahan padat yang berupa partikel-partikel kecil air dan udara yang mengndung hara dan dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
Menurut Jacob S. Joffe “1949”
Tanah merupakan benda alam yang tersusun atas horison-horison yang terdiri dari bahan-bahan kimia mineral dan bahan organik, biasanya tidak padu dan mempunyai tebal yang dapat dibedakan dalam hal morfologi fisik, kimia dan biologinya.
Menurut Thornbury “1957”
Tanah ialah bagian dari permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan permukaan sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisis, khemis maupun biologis yang bekerja dibawah kondisi yang bermacam-macam dan bekerja selama periode tertentu.
Menurut Alfred Mistscherlich “1920”
Tanah ialah campuran bahan padat yang berupa partikel-partikel kecil air dan udara yang mengndung hara dan dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.
Menurut Jacob S. Joffe “1949”
Tanah merupakan benda alam yang tersusun atas horison-horison yang terdiri dari bahan-bahan kimia mineral dan bahan organik, biasanya tidak padu dan mempunyai tebal yang dapat dibedakan dalam hal morfologi fisik, kimia dan biologinya.
Menurut Thornbury “1957”
Tanah ialah bagian dari permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan permukaan sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisis, khemis maupun biologis yang bekerja dibawah kondisi yang bermacam-macam dan bekerja selama periode tertentu.
Menurut C.F. Marbut “Rusia, 1914”
Tanah merupakan lapisan paling luar kulit bumi yang biasanya bersifat tak padu dan mempunyai sifat tebal mulai dari selaput tipis sampai lebih dari 3 meter yang berbeda dari bahan dibawahnya dalam hal; warna, sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologinya.
Menurut Ramman “Jermana, 1917”
Tanah sebagai bahan batuan yang sudah dirombak menjadi partikel-partikel kecil yang telah berubah secara kimiawi bersama-sama dengan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang hidup di dalam dan diatasnya.
Menurut Werner “1918”
Tanah ialah hitam tipis yang menutupi bahan padat kering, terdiri atas partikel-partikel kecil yang remah dan sisa-sisa vegetasi dan hewan. Tanah ialah medium bagi tanaman.
Menurut A.S. Thaer “1909”
Permukaan planet terdiri atas bahan remah dan lepas yang disebut tanah, yang merupakan akumulasi dan campuran berbagai bahan, seperti unsur-unsur; Si, Al, Ca, Mg, Fe dan lain-lain.
Menurut Humphry Davy “Inggris, 1913”
Tanah ialah sebagai laboratorium alam yang menyediakan unsur hara bagi tanaman.
Dokuchaiev “Rusia, 1877”
Pengertian tanah harus dihubungkan dengan iklim dan dapat digambarkan sebagai zone-zone geografi yang luas, yang dalam skala peta dunia tidak hanya dihubungkan dengan iklim, tetapi juga dengan lingkungan tumbuhan.
Menurut Justus Von Liebig “Jerman, 1840”
Mengajukan teori keseimbangan hara tanaman “theory balanchesheet of plan naturation” yang menganggap tanah sebagai tabung reaksi dimana dapat diketahui jumlah dan jenis hara tanamannya.
Menurut Friedrich Fallou “1855”
Tanah dianggap sebagai hasil pelapukan oleh waktu yang menggerogoti batuan keras dan lambat laun mengadakan dekomposisi.
Menurut J.J. Berzelius “Swedia, 1803”
Tanah ialah sebagai laboratorium kimia tempat proses dekomposisi dan reaksi kimia yang berlangsung secara tersembunyi.
Pembentukan Tanah
Dalam pembentukan tanah terbuat dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah di kenal juga sebagai “pedogenesis”. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas beberapa lapisan atau sebagai horizon tanah. Pada setiap horizon menceritakan tentang asal serta proses-proses kimia, fisika, serta biologi yang sudah di lalui tubuh tanah tersebut.
Seorang pakar dari Swiss yang bekerja di Amerika Serikat (hans jenny), menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan utama yang telah mengalami modifikasi akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), serta relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalanya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor itu terbentuklah bermacam jenis tanah serta bisa di lakukan klasifikasi tanah.
Komponen-Komponen Tanah
Bahan Organik
Adalah suatu komponen tanah yang hanya memiliki presentase komposisinya hanya sebesar 5%. Dari sinilah terbentuk sebuah proses yang bersumber dari hewan dan tumbuhan yang telah mati dan proses tersebut sering di namakan Dekomposisi.
Dekompesor itu nantinya akan menguraikan bahan organik menjadi senyawa organik yang memiliki bayak manfaat untuk tanah. Dan walaupun mempunyai komposisi yang sedikit yakni hanya 5%, tapi sangat berpengaruh besar terutama pada sifat fisik tanah dan sifat kimia.
Dan sumber organik tersebut di bedakan menjadi beberapa bagian berdasarkan sumbernya, berikut penjelasannya.
Sumber primer
Sumber primer merupakan sumber utama yang paling mudah didapatkan daripada yang lain. Biasanya berasal dari tumbuhan layu yang sudah mati.
Sumber Sekunder
Pengertian sumber skunder adalah sumber selingan yang berasal dari hewan. Dan bagian hewan yang dapat di uraikan adalah bagian kotorannya yang bisa diolah menjadi pupuk.
Sumber Tersier
Sumber tersier merupakan sumber tambahan yang berasal dari pupuk.
Mineral
Suatu mineral merupakan komponen utama yang memiliki presentase sebesar 45%. Komponen inilah yang menentukan tingkat kesuburan suatu tanah. Jika tanah tersebut kekurangan mineral dan di tanami sebuah tanaman, maka tanaman tersebut akan kekurangan sebuah komponen dalam proses pertumbuhannya.
Namun, proses pembentukan dari mineral tersebut sangatlah lama. Dan akan ada 3 jenis batuan yang nantinya setelah mengalami proses pelapukan yang dapat mempengaruhi jenis tanah yaitu Batuan Malihan, Batuan beku, dan Batuan Sedimen.
Air
Pengertian Air adalah komponen yang terbilang cukup penting dalam sebuah proses pembentukan tanah dan memiliki sebuah presentase 25%. Kalian pasti sering melihat orang yang sedang menyiram tanamannya dengan air, hal itu berguna untuk menyuburkan tanah karena air akan menempati di bagian pori-pori tanah.
Perlu kalian ketahui, komposisi udara dan air di dalam tanah memiliki perbandingan terbalik, kedua komponen tersebut akan bergantung satu sama lain. Dan kandungan udara dalam tanah akan bergantung pada tinggi rendahnya air. Semakin banyak air yang ada di dalam tanah, maka kandungan udara didalam tanah akan sedikit, begiu juga sebaliknya.
Keberadaan air dalam tanah dibedakan menjadi beberapa bagaian:
Ketersediaan Air
Adanya ketersediaan air dalam tanah memiliki hubungan yang erat dengan tanaman yang di tanam. Semakin sedikit ketersediaan air, maka tumbuhan yang di tanam dalam tanah tersebut akan cepat layu, dan itu adalah suatu hal yang bisa anda buktikan sendiri di rumah.
Titik Layu Permanen
Peristiwa ini terjadi jika akar dari sebuah tanaman tidak bisa lagi menyerap air yang ada didalam tanah. Tanaman tersebut akan layu dan kemudian mati.
Kapasitas Lapang
Kapasitas lapang di sini maksudnya seberapa lembap tanah tersebut dan berapa banyak air yang bisa ditampung dalam tanah tersebut. Dan komposisi air dalam tanah akan sangat berpengaruh terhadap kelembapan tanah tersebut.
Udara
Komponen yang memiliki sifat yang sama dengan air. Dan udara memiliki presentase 25% yang artinya sama dengan komposisi air. Adanya udara dalam tanah memugkinkan beberpa mahluk hidup yang bisa hidup di tanah seperti cacing, semut, dan mahluk hidup yang lainnya. Karena sifat udara ini memiliki sifat yang sama dengan air, yakni udara bisa tertekan keluar yang di akibatkan oleh air.
Nah, setelah mengetahui komponen komponen tanah di atas, kita tahu bahwa tanah memiliki peran penting bagi mahluk hidup yang ada di bumi terutama pohon. Dan pohon sangat bergantung pada tanah yang memiliki tingkat kesuburan yang tinggi agar bisa hidup dan berkembang dengan baik. Tanah juga sebgai tempat tinggal beberpa hewan seperti semut, cacing, belut dan mahluk hidup yang lainnya yang bersarang di dalam tanah.
Jenis-Jenis Tanah
Tanah aluvial
Tanah alluvial merupakan tanah yang berasal dari sedimen lumpur yang dibawa oleh air sungai. Dan tanah ini merupakan hasil erosi yang kemudian diendapkan bersama dengan lumpur sungai. Ciri khas dari tanah alluvial adalah memiliki warna yang kelabu dan sifatnya subur.
Umumnya, tanah alluvial ditemukan di wilayah dataran rendah. Di Indonesia, tanah alluvial banyak ditemukan di wilayah timur Sumatera, Bagian utara Jawa, Kalimantan bagian selatan dan tengah, bagian utara dan selatan Papua.
Tanah vulkanis
Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari abu gunung api atau vulkanis atau material letusan gunung api yang sudah mengalami pelapukan. Dan tanah vulkanis mengandung banyak unsur hara sehingga sifatnya sangat subur.
Karena subur, tanah ini baik dan sering digunakan sebagai ladang pertanian. Dan tanah vulkanis banyak ditemukan di wilayah Jawa terutama Bandung dan Garut, Bali, dan Sumatera di sekitaran Danau Toba.
Tanah humus (bunga tanah)
Tanah humus adalah jenis tanah yang muncul akibat tumbuh-tumbuhan yang membusuk. Berbagai tumbuhan yang membusuk ini membuat tanah humus mengandung unsur hara yang tinggi. Artinya, tanah ini pun bersifat sangat subur.
Tanah humus juga sering digolongkan dalam kategori tanah organosol atau yang berasal dari bahan organik. Hanya saja, pembusukan dari bahan organik ini terjadi secara sempurna sehingga sifatnya menjadi sangat subur.
Tanah humus banyak terdapat di Pulau Sulawesi, Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan dan Papua. Dan tanah jenis ini sangat cocok untuk ditanami tanaman padi, nanas dan kelapa.
Tanah organosol (tanah gambut)
Tanah organosol juga sering dikenal dengan sebutan tanah gambut. Dan tanah ini terbentuk dari proses pelapukan bahan -bahan organik, seperti dari sisa pembusukan tanaman rawa. Pembusukan bahan organik yang terjadi pada tanaman ini terjadi kurang sempurna karena selalu tergenang air.
Karena pembusukan yang terjadi kurang sempurna, tanah gambut cenderung bersifat asam hingga sangat asam. Karena selalu tergenang air, jenis tanah gambut ini kurang baik untuk pertanian. Dan tanah gambut banyak terdapat di daerah pasang surut, seperti di Papua bagian barat, Kalimantan Barat, Sumatra bagian timur, Jawa, pantai barat Sumatra, dan pantai Kalimantan Timur.
Tanah podzolik merah kuning
Tanah Podzolik merupakan tanah yang proses pembentukannya dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi serta suhu yang rendah. Ciri khas tanah podzolik adalah kandungan unsur haranya yang sedikit, bersifat basa jika terkena air, mengandung kuarsa, bersifat tidak subur serta memiliki warna merah sampai kuning.
Tanah podzolik cocok ditanami dengan tanaman kopi, karet dan teh. Daerah persebaran tanah ini kebanyakan ada di daerah pegunungan tinggi Sumatera, Sulawesi, Jawa Barat, Maluku, Kalimantan, dan Papua.
Tanah kapur
Tanah kapur merupakan jenis tanah di Indonesia yang berasal dari batuan kapur. Dan tanah kapur bersifat tidak subur. Meski demikian, tanah ini masih bisa ditanami tanaman seperti pohon jati. Tanah kapur banyak terdapat di daerah Blora, Pegunungan Kendeng, serta Pegunungan Seribu Yogyakarta.
Tanah pasir
Pengertian tanah pasar merupakan tanah yang hanya memiliki kadar air sangat sedikit dan sangat miskin unsur hara. Tanah pasit berasal dari batuan pasir yang telah melapuk. Dan tanah ini banyak ditemukan di wilayah -wilayah pantai yang disebut sand dune atau bukit pasir. Contoh tanah pasir yang ada di Indonesia ada di Pantai Parangkusumo, Yogyakarta.
Tanah laterit
Tanah laterit merupakan jenis tanah yang sifatnya tidak subur, atau bahkan dapat dikatakan sudah hilang kesuburannya. Ini karena dalam tanah laterit, banyak terkandung zat besi dan alumunium. Kandungan unsur hara dalam tanah ini sudah hilang karena terlarut oleh curah hujan yang tinggi.
Tanah laterit juga bersifat kering dan tandus. Warna tanah ini kekuningan sampai merah sehingga tanah laterit juga sering disebut sebagai tanah merah. Dan tanah ini banyak ditemukan di wilayah Jawa Barat, Sulawesi Tenggara hingga Kalimantan Barat.
Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan batuan beku dan sedimen. Dan tanah litosol memiliki ciri khas butiran kasar berupa kerikil. Tanah ini sangat miskin unsur hara sehingga tidak subur dan kurang baik untuk pertanian.
Karena sifat tanahnya yang kurang subur, tanah ini hanay cocok untuk ditanami tanaman -tanaman besar di hutan. Tanah litosol banyak ditemukan di daerah Pulau Sumatera, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Maluku Selatan dan Papua.
Comments
Post a Comment