PAHLAWAN DAN BIOGRAFI
Ahmad Yani

Nama : Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani
Lahir : Purworejo, Jawa Tengah, 19 Juni 1922
Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965
Orang Tua : Sarjo bin Suharyo (ayah), Murtini (ibu)
Istri : Yayu Rulia Sutowiryo
Anak : Indriah Ami Yani, Elina Lilik Yani, Widna Ami Yani, Remi Tha Yani,
Untung Murfeni Yani, Irawan Sura Eddy Yani, Amelia Achmad Yani
Gelar : Pahlawan Nasional
Pahlawan Nasional yang satu ini lahir di jenar, Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 19 Juni 1922. Mulanya, semua anggota keluarga dari Ahmad Yani bekerja di sebuah pabrik gula kepunyaan orang Belanda. Di tahun 1927, ia dan keluarga pindah ke Batavia. Sedangkan ayahnya bekerja menjadi General Belanda.
Dari situ, Ahmad Yani menjalani wajib militer di tahun 1940 bersama tentara Hindia-Belanda dengan meninggalkan sekolah tingginya. Lalu, ia belajar topografi di Malang, Jawa Timur. Di tahun 1942, datanglah pasukan Jepang sehingga proses belajarnya terganggu. Di waktu yang sama, Ahmad Yani sekeluarga pindah ke Jawa Tengah lagi.
Di tahun 1943, Beliau bergabung dengan tentara Peta (Pembela Tanah Air) yang disponsori Jepang dan beliau melanjutkan latihan di Magelang. Setelah pelatihan ini selesai, ia dilantik sebagai komandan peleton Peta lalu pindah ke Bogor, Jawa Barat. Setelah itu, beliau kembali ke Magelang sebagai instruktur.
Ahmad Yani ditembak di depan kamar tidurnya pada tanggal 1 Oktober 1965 (dinihari). Jenazahnya kemudian ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur bersama dengan jasad 6 perwira lainnya.
Jenazahnya kemudian dimakamkan secara layak di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Ahmad Yani gugur sebagai Pahlawan Revolusi. Pangkat sebelumnya sebagai Letnan Jenderal dinaikkan satu tingkat (sebagai penghargaan) menjadi Jenderal.
Cut Mutia

Nama Lengkap : Tjut Nyak Meutia
Alias : Cut Nyak Meutia
Profesi : Pahlawan Nasional
Agama : Islam
Tempat Lahir : Keureutoe, Pirak, Aceh Utara
Tanggal Lahir : Selasa, 0 -1 1870
Warga Negara : Indonesia
Gelar : Pahlawan Nasional
Cut Mutia lahir di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara di tahun 1970. Beliau wafat pada tanggal 24 Oktober 1910.
Tjoet Njak Meutia bertempur melawan Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad atau lebih dikenal sebagai Teuku Tjik Tunong. Mereka bersama-sama melalui perjuangan yang panjang, namun pada akhirnya Teuku Tjik Tunong ditangkap oleh pihak Belanda pada bulan Maret tahun 1905. Teuku Tjik Tunong kemudian dijatuhi hukuman mati oleh Belanda di tepi pantai Lhokseumawe. Sebelum meninggal, ia berpesan pada sahabatnya Pang Nagroe agar mau menikahi istrinya dan merawat anaknya sepeninggal dirinya kelak.
Sesuai pesan mendiang suaminya, Tjoet Njak Meutia pun menikah dengan Pang Nagroe lalu bergabung bersama pasukan pimpinan Teuku Muda Gantoe. Dalam suatu pertempuran melawan Korps Marechausée di Paya Cicem, Pang Nagroe tewas dalam peperangan pada tanggal 26 September 1910 sedangkan Tjoet Njak Meutia berhasil selamat. Ia bersama para wanita lainnya yang masih selamat kemudian melarikan diri ke dalam hutan.
Setelah kematian Pang Nagroe, Tjoet Njak Meutia masih terus melakukan perlawanan terhadap Belanda bersama sepasukan kecil pengikutnya. Mereka berusaha menyerang dan merampas pos-pos kolonial sepanjang perjalanan mereka ke Gayo melewati hutan belantara. Namun, pada pertempuran di Alue Kurieng tanggal 24 Oktober 1910 Tjoet Njak Meutia akhirnya gugur akibat tembakan peluru tentara Belanda. Atas jasa-jasanya, pemerintah menganugerahi gelar Pahlawan Nasional pada Tjoet Njak Meutia di tahun 1964.
Cut Nyak Dhien

Nama Lengkap :Tjoet Njak Dhien
Alias :Cut Nyak Dien
Agama :Islam
Tempat Lahir :Lampadang, Aceh
Tanggal Lahir :Selasa, 0 1848
Warga Negara :Indonesia
Suami :Teuku Cek Ibrahim Lamnga, Teuku Umar
Tjoet Njak Dhien merupakan pahlawan nasional wanita Indonesia asal Aceh. Ia berasal dari keluarga bangsawan yang agamis di Aceh Besar. Ketika usianya menginjak 12 tahun, Tjoet Njak Dhien dinikahkan dengan Teuku Cek Ibrahim Lamnga yang juga berasal dari keluarga bangsawan.
Semenjak Belanda menyerang Aceh untuk pertama kalinya pada tanggal 26 Maret 1873, semangat Tjoet Njak Dhien untuk memerangi pasukan kolonial Belanda mulai timbul. Peristiwa gugurnya Teuku Cek Ibrahim Lamnga dalam peperangan melawan Belanda pada tanggal 29 Juni 1878 semakin menyulut kemarahan dan kebencian wanita pemberani ini terhadap kaum penjajah tersebut. Ia kemudian menikah lagi dengan Teuku Umar yang juga merupakan pahlawan nasional Indonesia di tahun 1880.
Bersama dengan Teuku Umar dan para pejuang Aceh lainnya, Tjoet Njak Dhien pun gencar melakukan serangan terhadap Belanda. Dalam masa perjuangan tersebut, Tjoet Njak Dhien sempat mendapat makian dari Tjoet Njak Meutia yang juga pejuang wanita dari Aceh lantaran keputusan suaminya, Teuku Umar, menyerahkan diri pada Belanda dan bekerja sama dengan mereka. Padahal Teuku Umar tidak benar-benar menyerahkan diri pada Belanda. Hal ini ia lakukan sebagai taktik untuk mendapatkan peralatan perang Belanda. Teuku Umar pun akhirnya gugur dalam pertempuran di Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899.
Setelah Belanda menyetujui kesepakatan ini, Tjoet Njak Dhien pun akhirnya ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Ia kemudian dibuang ke Sumedang tanggal 11 Desember 1905 dan menghembuskan napas terakhirnya di sana tanggal 6 November 1908. Jenazah Tjoet Njak Dhien kemudian dikebumikan di Gunung Puyuh, Sumedang.
Ir. Soekarno

Nama Lengkap : Soekarno
Alias : Bung Karno | Pak Karno
Profesi : Pahlawan Nasional
Agama : Islam
Tempat Lahir : Surabaya, Jawa Timur
Tanggal Lahir : Kamis, 6 Juni 1901
Warga Negara : Indonesia
Ayah : Raden Soekemi Sosrodihardjo
Anak : Megawati Soekarnoputri, Mohammad Guruh Irianto
Soekarnoputra, Guntur Soekarnoputra, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, Taufan Soekarnoputra , Bayu Soekarnoputra, Totok Suryawan, Kartika Sari Dewi Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri
Ibu : Ida Ayu Nyoman Rai
Istri : Oetari, Inggit Garnasih, Fatmawati, Kartini Manoppo, Ratna
Sari Dewi, Haryati, Yurike Sanger, Heldy Djafar, Fatmawati Soekarno
Soekarno merupakan Presiden pertama Indonesia dan menjadi tokoh proklamator kemerdekaan. Soekarno adalah orang yang mengusulkan dasar negara Pancasila. Hal ini disampaikan dalam Sidang BPUPKI, 1 Juni 1945. Rumusan Pancasila ini diterima sebagai dasar negara dan dicantumkan di dalam Pembukaan UUD 45.
Beliau terkenal sebagai orator handal yang dapat menggetarkan hati bagi pendengarnya. Selain jiwa patriotik, beliau juga politikus yang sangat cerdas. Beliau mampu menguasai delapan bahasa.
Soekarno lahir di Surabaya, 6 Juni 1901. Beliau pernah mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari universitas di dalam dan luar negeri, serta penghargaan bintang kelas satu The Order of The Supreme Companions of or Tambo.
Kartini

Nama Lengkap : Raden Adjeng Kartini
Alias : No Alias
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jepara Jawa Tengah
Tanggal Lahir :Senin, 21 April 1879
Warga Negara :Indonesia
Suami :R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat
Anak :R.M Soesalit
Meskipun ia adalah seorang perempuan ningrat, tapi Kartini mempunyai pemikiran yang moderat. Hidupnya sebagian besar dihabiskan untuk memperjuangkan kesetaraan gender bagi kaum wanita. Perjuangannya dimulai dengan mendirikan sekolah Kartini di tahun 1912 di kota Semarang.
Kartini berupaya merubah paradigma masyarakat Indonesia terhadap gender. Raden Ajeng Kartini lahir di jepara di tanggal 21 April 1879. Kartini menikah dengan Bupati Rembang Singgih Djojo Adhiningrat di tanggal 12 November 1903, ia merupakan seorang yang telah mempunyai tiga orang istri.
Setelah itu, beliau hijrah ke Rembang dan diberikan kebebasan untuk mendirikan sekolah bagi para wanita di daerah kompleknya. Sekarang, bangunan ini menjadi Gedung Pramuka. Kartini meninggal di usia 25 tahun tepatnya pada tanggal 17 September 1879. Untuk mengenang jasanya, maka hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Kartini.
Jenderal Soedirman

Nama Lengkap : Jenderal Besar TNI A Soedirman
Alias : No Alias
Agama : Islam
Tempat Lahir : Desa Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Senin, 24 Januari 1916
Warga Negara : Indonesia
Pahlawan Nasional Indonesia yang satu ini mempunyai jabatan sebagai jenderal Besar TNI Anumerta Soedirman. Gelar tersebut diperolehnya pada usia 31 tahun. beliau berjasa saat revolusi Nasional Indonesia. beliau berperan besar dalam perang gerilya serta serangan tanggal 1 Maret 1949.
Beliau diangkat menjadi Panglima Besar di tanggal 18 Desember 1948. Belanda melancarkan agresi militer II demi menduduki Kota Yogyakarta. Beliau dengan kelompok kecil tentara dan dokter pribadi selama tujuh bulan melakukan gerilya ke arah selatan.
Sudirman melakukan serangkaian kegiatan militer di Pulau Jawa, termasuk diantaranya serangan 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang dipimpin oleh Soeharto. Sudirman meninggal tanggal 29 Januari 1950 di Magelang pada usia 34 tahun.
Ki Hajar Dewantara

K Nama Lengkap : Ki Hajar Dewantara
Alias : Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
Agama : Islam
Tempat Lahir : Yogyakarta
Tanggal Lahir : Kamis, 2 Mei 1889
Warga Negara : Indonesia
Istri : Nyi Sutartinahi
Ki Hajar Dewantara atau yang bernama asli Raden Soewardi Soerjaningrat merupakan pahlawan nasional yang juga seorang aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, serta pelopor di bidang pendidikan di masa penjajahan Belanda.
Beliau merupakan pendiri dari Perguruan Tinggi Taman Siswa Yogyakarta. Lembaga pendidikan ini memberi kesempatan bagi masyarakat pribumi untuk mendapat hak dalam pendidikan seperti priyayi maupun orang Belanda.
Beliau lahir di tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta dan tutup usia di tanggal 26 April 1959. Setelah meninggal, Ki Hajar Dewantara dinobatkan menjadi pahlawan Nasional yang ke-2 oleh Presiden Soekarno.
Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan atau doktor honoris causa dari Universitas Gadjah Mada. Karena Ki Hajar Dewantara sangatlah berjasa dalam merintis pendidikan umum. Selain itu, beliau dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya pada tanggal 2 Mei dijadikan Hari Pendidikan Nasional diperingati tiap tahun. Ki Hajar Dewantara menghembuskan nafas terakhir di Yogyakarta tanggal 26 April 1959. Beliau dimakamkan di Taman Wijaya Brata.
KH Ahmad Dahlan

Nama Lengkap : K.H. Ahmad Dahlan
Alias : Muhammad Darwis
Agama : Islam
Tempat Lahir : Kauman, Yogyakarta
Tanggal Lahir : Sabtu, 1 Agustus 1868
Zodiak : Leo
Warga Negara : Indonesia
Istri : Siti Walidah, Nyai Abdullah, Nyai Rum, Nyai Aisyah Cianjur,
Nyai Yasin Pakualam Yogyakarta
Anak : Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah,
Siti Zaharah, Dandanah
KH Ahmad Dahlan atau yang memiliki nama asli Muhammad Darwis adalah pahlawan nasional Indonesia yang juga merupakan pendiri ormas Islam Muhammadiyyah. Beliau lahir tanggal 1 Agustus 1868 di Yogyakarta. Kh. Ahmad Dahlan adalah putera keempat dari tujuh saudara keluarga KH. Abu Bakar.
Beliau mendirikan organisasi Muhammadiyah di Kauman, Yogyakarta untuk mengadakan pembaharuan pemikiran berpikir dan beramal sesuai dengan tuntunan Agama Islam. Beliau berusaha untuk mengajak Umat islam kembali hidup sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist. KH. Ahmad Dahlan wafat di tanggal 23 Februari 1923 di usia 54 tahun.
Mohammad Hatta

Nama Lengkap : Dr. (H.C) Drs. H. Mohammad Hatta
Alias : Bung Hatta
Agama : Islam
Tempat Lahir : Bukittinggi, Sumatera Barat
Tanggal Lahir : Selasa, 12 Agustus 1902
Warga Negara : Indonesia
Istri : Rahmi Rachim
Anak : Meutia Farida Hatta Swasono, Gemala Hatta, Halida Hatta
Mohammad Hatta adalah salah seorang tokoh proklamator dan menjadi wakil Presiden pertama di Indonesia. beliau kerap dipanggil dengan sebutan Bung Hatta. Tanggal kelahirannya adalah 12 Agustus 1902 di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.
Dr.(HC) Drs. H. Mohammad Hatta adalah tokoh pejuang, pahlawan nasional, negarawan, ekonom dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Dulu lahirnya dengan nama Mohammad Athar yang sekarang lebih populer dijuluki sebagai Bung Hatta. Beliau lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Fort de Kock yang sekarang lebih dikenal dengan nama Bukittinggi di Provinsi Sumatra Barat. Beliau meninggal di Jakarta pada tanggal 14 Maret 1980 di usia 77 tahun. Bersama dengan Bung Karno, beliau memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari era penjajahan sekaligus memproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Saat menduduki jabatan sebagai wakil Presiden, beliau menuliskan buku mengenai koperasi. Sehingga, beliau juga mendapat julukan sebagai “Bapak Koperasi”.
Hatta menghembuskan nafas terakhir tanggal 14 Maret 1980 pukul 18.56 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta setelah hampir dua minggu dia dirawat di sana. Selama hidupnya, Bung Hatta telah dirawat di rumah sakit sebanyak enam kali hingga dia meninggal. Tepat keesokan harinya, Hatta disemayamkan di kediamannya Jalan Diponegoro 57, Jakarta lalu dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta. Upacara pemakaman ini disambut dengan upacara kenegaraan yang dipimpin secara langsung oleh Wakil Presiden pada era itu yaitu Adam Malik. Hatta ditetapkan sebagai pahlawan proklamator pada tahun 1986 oleh ketika Soeharto berkuasa. Pada 7 November 2012
Pangeran Antasari

Pangeran Antasari yang menyandang gelar Panembahan Amirudin Kalifatul Mukmininadalah Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Banjar, Kalimantan Selatan.
Pangeran Antasari lahir di Kayu Tangi, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, pada tahun 1797 atau 1862.
Pangeran Antasari adalah seorang pahlawan Nasional yang berusaha membebaskan Banjar dari penjajahan Belanda setelah dipercaya dengan tugas memantau pergerakan orang-orang di daerah tersebut dan melawan Belanda.
Dari menyerang tambang batu bara Belanda selama Perang Banjar hingga penyerangan terhadap pos-pos militer, Pangeran Antasari selalu menunjukkan sikap tanpa rasa takut.
Keteguhan hati yang besar Pangeran Antasari menginspirasi semua rakyatnya untuk berupaya berjuang untuk kemerdekaan, sebagaimana dibuktikan oleh suratnya kepada Letnan Kolonel Gustave Verspijck di Banjarmasin yang menyatakan tentang penolakannya untuk menyerah.
Dia kemudian diakui oleh masyarakat sebagai “Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin” yang bermakna Pemimpin Tertinggi Umat Islam di wilayah Banjar pada masa-masa akhir kehidupannya.
Pangeran Antasari tetap menjadi sosok yang gagah berani sampai kematiannya pada tahun 1862 karena penyakit paru-paru dan cacar yang diderita selama pertempuran di Bukit Bagantung
Pangeran Antasari berjuang melawan penjajahan Belanda di daerah Banjar, Kalimantan Selatan. Beliau lahir di tahun 1797 di Banjar. Di masa mudanya, Pangeran Antasari memiliki nama Gusti Inu Kartapati.
Di tanggal 14 Maret 1862, beliau diangkat menjadi Sultan Banjar serta menyandang gelar “Panembahan Amirudin Mukminin” atau pemimpin pemerintahan, panglima perang, dan pemuka agama tinggi. beliau dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional di tanggal 27 Maret 1968. Beliau wafat di Tanah kampung Bayan Begok, Sampirang, pada tanggal 11 Oktober 1862.
Pangeran Diponegoro

Dikenal atas Pahlawan Nasional Indonesia
Panglima : Perang Jawa
Lahir : Bendara Raden Mas Antawirya 11 November 1785
Kraton Yogyakarta, Yogyakarta
Wafat : 8 Januari 1855 (umur 69) Makassar, Sulawesi Selatan
Pemakaman : Kampung Melayu, Wajo, Makassar, Sulawesi Selatan
Wangsa : Mataram
Ayah : Sultan Hamengkubuwana III
Ibu : R.A. Mangkarawati
Pasangan : Raden Ajeng Ratu Ratna Ningsih
Agama : Islam
Bendara Pangeran Harya Dipanegara atau biasa kita kenal dengan sebutan Diponegoro adalah salah satu dari sekian banyak pahlawan nasional Republik Indonesia dan termasuk pahlawan nasional dari Jawa. Beliau lahir di Kesultanan Yogyakarta pada tanggal 11 November 1785 dan meninggal di Makassar, Hindia Belanda, pada tanggal 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun. Pangeran Diponegoro terkenal karena memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa yang berkecamuk mulai tahun 1825 hingg 1830 melawan penjajahan Hindia Belanda. Perang Jawa ini termasuk sebagai perang dengan korban paling banyak dalam lembaran sejarah dan perjuangan bangsa Indonesia.
Pangeran Diponegoro merupakan pahlawan nasional keturunan Keraton Yogyakarta. Beliau membersamai rakyat Indonesia dalam melawan pemerintah Belanda di tahun 1825 hingga 1830.
Pangeran Diponegoro lahir di tanggal 25 November 1785 di Yogyakarta serta wafat pada 8 Januari 1855 di Makassar. Beliau merupakan putra pertama Sultan Hamengkubuwana III dan menjabat sebagai Raja Kesultanan yang ke tiga. Saat ini, nama Diponegoro diabadikan menjadi nama jalan, serta nama stadion dan Universitas, beliau mendapat gelar Pahlawan Nasional di tanggal 6 November 1976
Patimura

Nama Lengkap : Kapitan Pattimura
Alias : Pattimura | Thomas Matulessy
Profesi : Pahlawan Nasional
Agama : Islam
Tempat Lahir : Hualoy, Hualoy, Seram Selatan, Maluku
Tanggal Lahir : Minggu, 8 Juni 1783
Warga Negara : Indonesia
Pahlawan nasional ini mempunyai nama asli Thomas Matulessy. Orang yang juga dikenal dengan nama kapiten Patimura ini lahir di tanggal 8 juni 1783 di Maluku. Beliau merupakan pimpinan pasukan dalam peperangan yang besar. Salah satunya yang terjadi di tahun 1817.
Patimura juga merupakan orang yang bisa menyatukan semangat rakyat Kerajaan ternate dan Tidore. Perang yang paling ganas dan terkenal adalah perang Patimura. Sebelum melawan VOC Belanda, beliau adalah mantan sersan militer Inggris. Sebagai panglima, beliau amat cakap dalam mengatur strategi perang dengan prajuritnya. Hingga akhirnya, beliau diberi gelar kapiten di tanggal 16 Mei 1817.
Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Pattimura bersama para tokoh pejuang lain yang bersamanya akhirnya dapat ditangkap.
Dalam biografi kapitan Pattimura diketahui bahwa Pattimura ditangkap oleh pemerintah Kolonial Belanda di sebuah Rumah di daerah Siri Sori. Pattimura kemudian diadili di Pengadilan Kolonial Belanda dengan tuduhan melawan pemerintah Belanda. Pattimura kemudian mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di depan Benteng Victoria di kota Ambon.
Sultan Hassanudin

Nama Lengkap : Sultan Hasanuddin
Alias : Ayam Jantan Dari Timur
Profesi : Pahlawan Nasional
Agama : Islam
Tempat Lahir : Makassar, Sulawesi Selatan
Tanggal Lahir : Minggu, 12 Januari 1631
Warga Negara : Indonesia
Pahlawan nasional Hassanudin lahir pada tanggal 12 Januari 1631 di Makassar, Sulawesi Selatan. Beliau adalah penguasa kerajaan Islam Gowa sampai masa kejayaannya dan menjadi kerajaan yang paling besar di Timur pada abad 16.
Sultan Hassanudin gugur di tanggal 12 Juni 1670 di Makassar pada usia 39 tahun. semenjak pemerintahan dari Sultan Alaudin sampai Hassanudin, Kerajaan ini memiliki pendirian untuk menolak keras monopoli perdagangan VOC Belanda.
Sultan Mahmud Baharudin

Sultan Mahmud Badaruddin II
Nama Lengkap : Sultan Mahmud Badaruddin II
Alias : No Alias
Profesi : Pahlawan Nasional
Agama : Islam
Tempat Lahir : Palembang
Tanggal Lahir : Minggu, 0 -1 1767
Warga Negara : Indonesia
Beliau merupakan pemimpin kesultanan di Palembang-Darussalam di dalam 2 periode. Sejak tahun 1803 hingga 1821. Sebelumnya, kesultanan dipimpin oleh ayahnya yaitu Sultan Muhammad Baharudin di tahun 1776 hingga 1803.
Nama asli Sultan Mahmud Baharudin adalah Raden Pangeran Ratu. Perlawanan terhadap Belanda dan Inggris semakin gencar pada masa pemerintahannya. Beliau memimpin sendiri pertempuran melawan Belanda dan Inggris, salah satunya pada Perang Menteng.
Saat Batavia diduduki oleh Belanda di tahun 1811, Sultan Mahmud justru berhasil membebaskan Palembang dari cengkeraman tangan jahat Belanda. Sebab, sebelumnya Palembang sangat diincar karena penemuan penambangan timah di Kota Bangka.
Di tanggal 13 Juli 1821, Sultan bersama keluarga diangkut dalam kapal Dageerad ke Batavia. Dari situ, beliau diasingkan ke Ternate hingga akhir hayat di Ternate. Beliau meninggal pada tanggal 26 September 1825.
Tuanku Imam Bonjol

Nama Lengkap : Tuanku Imam Bondjol
Alias : No Alias
Profesi : Pahlawan Nasional
Agama : Islam
Tempat Lahir : Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat
Warga Negara : Indonesia
Ayah : Khatib Bayanuddin
Ibu : Hamatun
Beliau adalah pahlawan nasional dan ulama dari Sumatera barat. Tuanku Imam Bonjol adalah salah seorang tokoh ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam sebuah peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri pada tahun 1803-1837. Tuanku Imam Bonjol lahir dengan nama asli Muhammad Shahab di Bonjol pada tahun 1772.
Dia merupakan putra dari pasangan Khatib Bayanuddin yang merupakan seorang alim ulama dari Sungai Rimbang, Suliki, Lima Puluh Kota dengan istrinya Hamatun. Sebagai ulama dan pemimpin masyarakat setempat, Muhammad Shahab atau Tuanku Imam Bonjol memperoleh beberapa gelar, antara lain yaitu Peto Syarif, Malin Basa, dan Tuanku Imam.
Tuanku nan Renceh dari Kamang, Agam sebagai salah seorang pemimpin dari Harimau nan Salapan adalah yang menunjuknya sebagai Imam (pemimpin) bagi kaum Padri di Bonjol. Dia sendiri akhirnya lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Tuanku Imam Bonjol.
Tan Malaka

Tan Malaka adalah aktivis kemerdekaan Indonesia dan menjadi pemimpin Partai Komunis Indonesia, Parta Murba dan dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Tan Malaka dilahirkan pada 2 Juni 1897 di Nagari Pandam Gadang, Siliki, Provinsi Sumatera Barat. Penobatannya sebagai pahlawan nasional di tanggal 28 Maret 1963.
Nama lengkap Tan Malaka adalah Ibrahim dan bergelar Datuk Sultan Malaka. Nama Tan Malaka diambil dari garis bangsawan sang ibu.
Martha Christina Tiahahu

Perjuangan dari seorang gadis desa bernama Martha Christina Tiahahu ini memang patut untuk dikenang. Pasalnya, ia berani mengangkat senjata bahkan pada usianya yang baru menginjak 17 tahun. beliau lahir pada 4 Januari 1800 dan berasal dari Nusa Laut, Maluku.
Sultan Iskandar Muda

Seperti Cut Nyak Dhien dan Cut Nyak Meutia, Sultan Iskandar Muda juga berasal dari Aceh. Beliau merupakan sultan terbesar selama masa Kesultanan Aceh di tahun 1607 sampai 1636. Pada kepemimpinannya, Aceh berhasil mencapai masa kejayaan.
Aceh berkembang dengan cepat hingga menjadi pusat perdagangan serta pembelajaran Agama Islam. Nama beliau diabadikan dalam Bandar Udara Internasional yang ada di Nangroe Aceh Darussalam.
Panglima Polim

Satu lagi pahlawan nasional yang berasal dari Aceh yaitu Panglima Polim. Beliau memiliki nama lengkap Sri Muda Perkasa Muhammad Daud. Hingga kini, belum ada keterangan yang jelas mengenai tanggal lahirnya, tapi yang paling jelas adalah asalnya dari kaum bangsawan Aceh. Ayah beliau memiliki nama Panglima Polem VIII yang menjadi Raja Kuala. Kakeknya adalah seseorang bernama Cut Banta.
Teuku Umar

Beliau adalah pahlawan nasional yang asalnya dari Meulaboh. Sedangkan tahun lahirnya adalah pada 1854. Beliau wafat pada tanggal 11 Februari 1899. Beliau berjuang dengan cara berpura-pura bekerjasama dengan Belanda, lalu melawannya setelah mengumpulkan uang dan senjata yang banyak.
I Gusti Ngurah rai

Bukan hanya menjadi pahlawan nasional saja, I Gusti Ngurah Rai juga merupakan Kolonel TNI Anumerta I. beliau lahir di Desa Carangsari, Petang, Badung, bali pada tanggal 30 Januari 1917. Sedangkan wafatnya pada tanggal 20 November 1946 di Marga, Tabanan, Bali di usia yang masih sangat muda yaitu 29 tahun.
Bung Tomo

Tokoh yang mencetuskan semboyan “Merdeka atau Mati” dalam pertempuran yang berdarah di Surabaya ini adalah seorang Jurnalis. Beliau merupakan pahlawan yang membangkitkan semangat nasionalisme Indonesia saat melawan tentara NICA (Nederlandsch Indie Civil Administratie) Belanda pada pertempuran tanggal 10 November. Sampai saat ini, pertempuran tersebut diperingati sebagai hari pahlawan.
Sultan Ageng Tirtayasa

Pahlawan yang saat kecil diberi gelar Pangeran Surya ini lahir di Banten di tahun 1631 dan meninggal tahun 1683. Beliau merupakan putra dari Sultan Abdul Ma’ali Ahmad serta Ratu Martakusuma. Beliau memimpin Banten di periode 1640 hingga 1650.
KH. Hasyim Asy’ari

Beliau merupakan pemimpin pesantren tebu ireng, Jombang, Jawa Timur. Lahir di tanggal 30 April 1875. Hasyim Asy’ari adalah pendiri dari organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama. Saat pasukan Belanda menduduki Kota Malang dan Belanda melancarkan agresi militer ke-I, maka Kyai Hasyim Asy’ari bertindak dengan mengumumkan resolusi jihad.
Sejarah mencatat bahwa KH Hasyim Asy’ari adalah tokoh modernisasi pesantren. Atas jasanya, Pemerintah RI menganugerahinya dengan gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional di tanggal 17 November 1964.
Wolter Monginsidi

Pahlawan Nasional yang berasal dari Sulawesi Selatan ini lahir pada 14 Februari 1925 di Malalayang, Manado. Beliau merupakan pejuang kemerdekaan Indonesia yang melakukan pemberontakan dengan membentuk LAPRIS (Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi).
Beliau akhirnya meninggal pada 5 September 1949 karena tertangkap Belanda dan dieksekusi mati. Kini, ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Panaikang, Makassar.
Halim Perdana Kusuma

Tokoh awal yang berjuang pada Angkatan Udara RI ini merupakan seorang perwira operasi. Beliau bertugas untuk menembus blokade udara belanda, operasi menerjunkan pasukan di luar Jawa, mengatur siasat serangan udara di daerah lawan, menyelenggarakan operasi penerbangan dalam rangka membina wilayah, membangun AURI di Sumatera, dan sebagainya.
Pahlawan yang lahir di Jawa Timur, 18 November 1922 ini akhirnya gugur saat pesawatnya kembali dari usaha dalam mencari bantuan ke luar negeri di tanggal 14 Desember 1947.
Pierre Tendean

Nama lengkap dari pahlawan ini adalah Kapten CSI. Pierre Andreas tendean. Beliau berasal dari DKI Jakarta. beliau meninggal dalam usia yang masih sangat muda yaitu 26 tahun dalam Gerakan 30 September. Kini, jenazahnya terkubur di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Bau Massepe

Letjen. Andi Abdullah Bau Massepe lahir di Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan di tahun 1918. Beliau merupakan seorang pejuang heroik serta panglima pertama dari divisi Hassanuddin TRI. Bau Massepe merupakan pewaris tahta dari Kerajaan Bone, Gowa, Sawito, Sidenreng Rappang, Alita, dan Suppa.
Di usianya yang ke 29, beliau harus tewas dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan.
Ahmad Soebardjo

Nama lengkap dari pahlawan nasional ini adalah Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Beliau lahir di Karawang, Jawa Barat tanggal 23 Maret 1896 dan wafat pada usia 82 tahun pada tahun 1978.
Ahmad Soebardjo pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Gelar Meester pernah didapatkannya dari Universitas Leiden Belanda tahun 1993.
Iswahyudi

Marsma. R. Iswahjoedi berasal dari Jawa Timur dan lahir di Surabaya tanggal 15 Juli 1918. Beliau gugur saat perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia di tanggal 14 Desember 1947 di Tanjung Hantu, Malaysia. Iswahyudi merupakan salah satu tokoh awal Angkatan Udara Indonesia. Kini, untuk mengenang jasanya, Anda bisa berziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata.
As’ad Syamsul

K.H.R As’ad Syamsul Arifin yang lahir di tahun 1897 ini merupakan seorang ulama besar dan tokoh Nahdlatul Ulama’. Beliau lahir di kota Mekah dan wafat di Situbondo tepat di usia 93 tahun pada tanggal 4 Agustus 1990.
Terakhir kali beliau menjabat sebagai Dewan Penasehat (Musytasyar) NU hingga akhir hayat. Beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syaf’iyah yang berlokasi di Desa Sukorejo, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.
Pahlawan Nasional ini merupakan penyampai pesan atau isyarah berupa Ayat Al-Qur’an serta tongkat dari Kyai Kholil Al-Bangkalani untuk KH. Hasyim Asy’ari yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya NU.
Lafran Pane

Lahir di Padang Sidempuan, pada tanggal 5 Februari 1922, dan memulai pendidikan di Pesantren Muhammadiyah Sipirok lalu berlanjut ke Pesantren KH. Ahmad Dahlan di Kampung Setia. Beliau adalah tokoh pendiri HMI atau Himpunan Mahasiswa Islam di tanggal 5 Februari 1957.
Pada kongres XI HMI di tahun 1974, Lafran Pane ditetapkan sebagai pemarkarsa HMI. Beliau wafat pada tanggal 24 Januari 1991.
John Lie

John lie adalah pahlawan nasional yang lahir di manado, 9 Maret 1911 dari keluarga Tionghoa. Beliau bekerja pada pelayaran niaga yang dimiliki oleh Pemerintahan belanda, KPM (Koninklijke Pakertvaart Maatchappij). Akhirnya beliau bergabung dengan ALRI.
Kiprah John sangat besar saat membersihkan ranjau yang ditanam Jepang untuk menghalau pasukan sekutu. Atas jasa ini, pangkat beliau dinaikkan menjadi Mayor. John dengan gagah berani menembus blokade laut menggunakan kapal motor di sekitar perairan Selat Malaka oleh Angkatan Laut Belanda.
Setidaknya tercatat kurang lebih 15 kali John berhasil menembus blokade Belanda. Di tahun 1947-1949, John berhasil memasok amunisi, senjata, serta obat-obatan dalam jumlah besar pada perjuangan di Sumatera.
Idham Chalid

Beliau merupakan Pahlawan Nasional yang lahir di tanggal 27 Agustus 1921 di Kalimantan Selatan, tepatnya di Satui. Beliau wafat di tanggal 11 Juli 2010 saat usianya mencapai 88 tahun. beliau adalah pahlawan yang berpengaruh pada ma situ.
Idham Chalid adalah tokoh termuda saat memimpin ormas dan menjabat paling lama. Beliau terkenal sebagai tokoh terkemuka di masa orde lama dan orde baru. ormas yang dipimpinnya berlogo bola dunia bertabur bintang Sembilan. Beliau melewati kariernya dengan cemerlang hingga di puncak impian.
Laksamana Mala

Perempuan yang berasal dari Kesultanan Aceh ini memiliki nama lengkap Laksamana Mala hayati. Di dalam berbagai catatan, beliau adalah laksamana laut wanita pertama yang ada di dunia. beliau merupakan panglima perang yang berasal dari Aceh dan sangat masyhur karena keberaniannya dalam melawan armada laut Belanda serta Portugis di abad ke-16.
Laksamana Mala hayati selain cakap di medan perang, juga ahli dalam bernegosiasi dan melakukan perundingan, terbukti beliau mewakili Sultan Aceh dalam perundingan damai dengan pihak Belanda. Beliau juga salah seorang yang menerima Lancaster, atau duta utusan Ratu Elizabeth 1 di tanah Inggris.
Mala hayati lahir pada tahun 1550 serta wafat di tahun 1615. Beliau kemudian dimakamkan di Desa Lamreh, Kecamatan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar.
Pahlawan Revolusi:
1. Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani
Ahmad Yani
Ahmad Yani (Istimewa/Tribun Batam)
Lahir di Purworejo, Jawa Tengah, pada 19 Juni 1922.
Meninggal di Lubang Buaya pada 1 Oktober 1965.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 111/KOTI/1965, tanggal 5 Oktober 1965.
2. Letnan Jenderal (Anumerta) R. Suprapto
PAHLAWAN NASIONAL Letjen Suprapto
PAHLAWAN NASIONAL Letjen Suprapto (aceh.tribunnews.com)
Lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 20 Juni 1920
Meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 45 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 111/KOTI/1965, tanggal 5 Oktober 1965.
3. Letnan Jenderal (Anumerta) M. T. Haryono
MT Haryono
MT Haryono (Istimewa/Wartakota)
Lahir di Surabaya, Jawa Timur, 20 Januari 1924.
Meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 41 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 111/KOTI/1965, tanggal 5 Oktober 1965.
4. Letnan Jenderal (Anumerta) S. Parman
Pahlawan Revolusi Letna Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman
Pahlawan Revolusi Letna Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman (Kolase Tribunnewswiki.com, foto dari pahlawancenter.com)
Lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, 4 Agustus 1918.
Meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 47 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 111/KOTI/1965, tanggal 5 Oktober 1965.
5. Mayor Jenderal (Anumerta) D. I. Pandjaitan
PAHLAWAN NASIONAL - DI Pandjaitan
PAHLAWAN NASIONAL - DI Pandjaitan (pahlawancenter.com)
Lahir di Balige, Sumatera Utara, 9 Juni 1925.
Meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 40 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 111/KOTI/1965, tanggal 5 Oktober 1965.
6. Mayor Jenderal (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo
PAHLAWAN Revolusi - Sutoyo Siswomiharjo
PAHLAWAN Revolusi - Sutoyo Siswomiharjo (pahlawancenter.com)
Lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 28 Agustus 1922.
Meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 43 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 111/KOTI/1965, tanggal 5 Oktober 1965.
7. Kapten (Anumerta) Pierre Tendean
Pahlawan Nasional, Pierre Tendean (pahlawancenter.com)
Pahlawan Nasional, Pierre Tendean (pahlawancenter.com) (pahlawancenter.com)
Lahir di Batavia, pada 21 Februari 1939.
Meninggal 1 Oktober 1965 pada umur 26 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 111/KOTI/1965, tanggal 5 Oktober 1965.
8. AIPDA (Anumerta) Karel Satsuit Tubun
Pahlawan Nasional, KS Tubun (pahlawancenter.com)
Pahlawan Nasional, K. S. Tubun (pahlawancenter.com) (pahlawancenter.com)
Lahir di Maluku Tenggara, 14 Oktober 1928.
Meninggal di Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 36 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 114/KOTI/1965, tanggal 5 Oktober 1965.
9. Brigadir Jenderal (Anumerta) Katamso Darmokusumo
Katamso Darmokusumo
Katamso Darmokusumo (Merdeka.com)
Lahir di Sragen, Jawa Tengah, 5 Februari 1923.
Meninggal di Yogyakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 42 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 118/KOTI/1965, tanggal 19 Oktober 1965.
10. Kolonel (Anumerta) Sugiono
Lahir di Gedaren, Sumbergiri, Ponjong, Gunung Kidul, 12 Agustus 1926.
Meninggal di Kentungan, Yogyakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 39 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 118/KOTI/1965, tanggal 19 Oktober 1965.
pahlawan nasional Indonesia yang harus kamu ketahui:
Ir. Soekarno
Soekarno merupakan Presiden pertama di Indonesia. Beliau juga mendapat sebutan sebagai bapak proklamator kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Selain menjadi orator terbaik dan cerdas, Soekarno mampu menciptakan semangat nasional Indonesia. Selama masa-masa penting, Soekarno pernah mencetuskan negara Pancasila, sehingga tercipta konsep dasar negara tersebut yang digunakan oleh Indonesia hingga sekarang.
Jenderal Sudirman
Jenderal Sudirman merupakan panglima tentara pertama di Indonesia dengan jabatan Jenderal Besar TNI Anumerta Sudirman yang diperolehnya pada usia 31 tahun. Jenderal Sudirman juga sangat berjasa dalam memperjuangkan Indonesia di masa Revolusi Nasional Indonesia.
Mohammad Hatta
Mohammad Hatta merupakan salah satu pahlawan Indonesia yang dikenal dengan Bung Hatta. Bung Hatta sendiri adalah Wakil Presiden Ir. Soekarno. Bersama Ir. Soekarno, Bung Hatta mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Proklamator. Selama menjadi Wakil Presiden, ia banyak menulis tentang ilmu koperasi. Sehingga, ia dijuluki sebagai Bapak Koperasi.
Cut Nyak Dhien
Cut Nyak Dhien merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia yang memiliki perjuangan untuk melawan para penjajah Belanda. Ia adalah istri dari seorang pahlawan Indonesia bernama Teuku Umar yang gugur di medan perang pada 1899.
Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro merupakan putra pertama dari Raja Mataram, yakni Sultan Hamengkubuwono III. Ia mendapat julukan Pangeran Diponegoro, karena telah memimpin Perang Diponegoro pada 1825 – 1830 untuk melawan Pemerintah Hindia-Belanda.
Ki Hajar Dewantara
Pahlawan yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini, merupakan salah satu aktivis pergerakan kemerdekaan, politisi, dan pelopor di bidang pendidikan. Ki Hajar Dewantara juga dikenal sebagai pendiri lembaga pendidikan untuk pribumi yang bernama Taman Siswa.
Tuanku Imam Bonjol
Ulama yang berasal dari Sumatera Barat ini dikenal dengan beberapa gelarnya, seperti Peto Syarif dan Malin Basa. Beliau merupakan pemimpin perang Padri pada 1803-1838. Selama perjuangannya, ia pernah diasingkan hingga wafat dan dimakamkan di Minahasa pada 6 November 1864.
Pattimura
Pattimura atau Kapitan Pattimura memiliki nama asli Thomas Matulessy. Ia dikenal sebagai pemimpin pasukan pada peperangan besar, salah satunya perang pada 1817 silam. Selain itu, ia juga mampu menyatukan semangat dari Kerajaan Ternate dan Tidore. Perang tersebut merupakan peperangan Pattimura yang paling ganas.
Ahmad Yani

Nama : Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani
Lahir : Purworejo, Jawa Tengah, 19 Juni 1922
Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965
Orang Tua : Sarjo bin Suharyo (ayah), Murtini (ibu)
Istri : Yayu Rulia Sutowiryo
Anak : Indriah Ami Yani, Elina Lilik Yani, Widna Ami Yani, Remi Tha Yani,
Untung Murfeni Yani, Irawan Sura Eddy Yani, Amelia Achmad Yani
Gelar : Pahlawan Nasional
Pahlawan Nasional yang satu ini lahir di jenar, Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 19 Juni 1922. Mulanya, semua anggota keluarga dari Ahmad Yani bekerja di sebuah pabrik gula kepunyaan orang Belanda. Di tahun 1927, ia dan keluarga pindah ke Batavia. Sedangkan ayahnya bekerja menjadi General Belanda.
Dari situ, Ahmad Yani menjalani wajib militer di tahun 1940 bersama tentara Hindia-Belanda dengan meninggalkan sekolah tingginya. Lalu, ia belajar topografi di Malang, Jawa Timur. Di tahun 1942, datanglah pasukan Jepang sehingga proses belajarnya terganggu. Di waktu yang sama, Ahmad Yani sekeluarga pindah ke Jawa Tengah lagi.
Di tahun 1943, Beliau bergabung dengan tentara Peta (Pembela Tanah Air) yang disponsori Jepang dan beliau melanjutkan latihan di Magelang. Setelah pelatihan ini selesai, ia dilantik sebagai komandan peleton Peta lalu pindah ke Bogor, Jawa Barat. Setelah itu, beliau kembali ke Magelang sebagai instruktur.
Ahmad Yani ditembak di depan kamar tidurnya pada tanggal 1 Oktober 1965 (dinihari). Jenazahnya kemudian ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur bersama dengan jasad 6 perwira lainnya.
Jenazahnya kemudian dimakamkan secara layak di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Ahmad Yani gugur sebagai Pahlawan Revolusi. Pangkat sebelumnya sebagai Letnan Jenderal dinaikkan satu tingkat (sebagai penghargaan) menjadi Jenderal.
Cut Mutia

Nama Lengkap : Tjut Nyak Meutia
Alias : Cut Nyak Meutia
Profesi : Pahlawan Nasional
Agama : Islam
Tempat Lahir : Keureutoe, Pirak, Aceh Utara
Tanggal Lahir : Selasa, 0 -1 1870
Warga Negara : Indonesia
Gelar : Pahlawan Nasional
Cut Mutia lahir di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara di tahun 1970. Beliau wafat pada tanggal 24 Oktober 1910.
Tjoet Njak Meutia bertempur melawan Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad atau lebih dikenal sebagai Teuku Tjik Tunong. Mereka bersama-sama melalui perjuangan yang panjang, namun pada akhirnya Teuku Tjik Tunong ditangkap oleh pihak Belanda pada bulan Maret tahun 1905. Teuku Tjik Tunong kemudian dijatuhi hukuman mati oleh Belanda di tepi pantai Lhokseumawe. Sebelum meninggal, ia berpesan pada sahabatnya Pang Nagroe agar mau menikahi istrinya dan merawat anaknya sepeninggal dirinya kelak.
Sesuai pesan mendiang suaminya, Tjoet Njak Meutia pun menikah dengan Pang Nagroe lalu bergabung bersama pasukan pimpinan Teuku Muda Gantoe. Dalam suatu pertempuran melawan Korps Marechausée di Paya Cicem, Pang Nagroe tewas dalam peperangan pada tanggal 26 September 1910 sedangkan Tjoet Njak Meutia berhasil selamat. Ia bersama para wanita lainnya yang masih selamat kemudian melarikan diri ke dalam hutan.
Setelah kematian Pang Nagroe, Tjoet Njak Meutia masih terus melakukan perlawanan terhadap Belanda bersama sepasukan kecil pengikutnya. Mereka berusaha menyerang dan merampas pos-pos kolonial sepanjang perjalanan mereka ke Gayo melewati hutan belantara. Namun, pada pertempuran di Alue Kurieng tanggal 24 Oktober 1910 Tjoet Njak Meutia akhirnya gugur akibat tembakan peluru tentara Belanda. Atas jasa-jasanya, pemerintah menganugerahi gelar Pahlawan Nasional pada Tjoet Njak Meutia di tahun 1964.
Cut Nyak Dhien

Nama Lengkap :Tjoet Njak Dhien
Alias :Cut Nyak Dien
Agama :Islam
Tempat Lahir :Lampadang, Aceh
Tanggal Lahir :Selasa, 0 1848
Warga Negara :Indonesia
Suami :Teuku Cek Ibrahim Lamnga, Teuku Umar
Tjoet Njak Dhien merupakan pahlawan nasional wanita Indonesia asal Aceh. Ia berasal dari keluarga bangsawan yang agamis di Aceh Besar. Ketika usianya menginjak 12 tahun, Tjoet Njak Dhien dinikahkan dengan Teuku Cek Ibrahim Lamnga yang juga berasal dari keluarga bangsawan.
Semenjak Belanda menyerang Aceh untuk pertama kalinya pada tanggal 26 Maret 1873, semangat Tjoet Njak Dhien untuk memerangi pasukan kolonial Belanda mulai timbul. Peristiwa gugurnya Teuku Cek Ibrahim Lamnga dalam peperangan melawan Belanda pada tanggal 29 Juni 1878 semakin menyulut kemarahan dan kebencian wanita pemberani ini terhadap kaum penjajah tersebut. Ia kemudian menikah lagi dengan Teuku Umar yang juga merupakan pahlawan nasional Indonesia di tahun 1880.
Bersama dengan Teuku Umar dan para pejuang Aceh lainnya, Tjoet Njak Dhien pun gencar melakukan serangan terhadap Belanda. Dalam masa perjuangan tersebut, Tjoet Njak Dhien sempat mendapat makian dari Tjoet Njak Meutia yang juga pejuang wanita dari Aceh lantaran keputusan suaminya, Teuku Umar, menyerahkan diri pada Belanda dan bekerja sama dengan mereka. Padahal Teuku Umar tidak benar-benar menyerahkan diri pada Belanda. Hal ini ia lakukan sebagai taktik untuk mendapatkan peralatan perang Belanda. Teuku Umar pun akhirnya gugur dalam pertempuran di Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899.
Setelah Belanda menyetujui kesepakatan ini, Tjoet Njak Dhien pun akhirnya ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Ia kemudian dibuang ke Sumedang tanggal 11 Desember 1905 dan menghembuskan napas terakhirnya di sana tanggal 6 November 1908. Jenazah Tjoet Njak Dhien kemudian dikebumikan di Gunung Puyuh, Sumedang.
Ir. Soekarno

Nama Lengkap : Soekarno
Alias : Bung Karno | Pak Karno
Profesi : Pahlawan Nasional
Agama : Islam
Tempat Lahir : Surabaya, Jawa Timur
Tanggal Lahir : Kamis, 6 Juni 1901
Warga Negara : Indonesia
Ayah : Raden Soekemi Sosrodihardjo
Anak : Megawati Soekarnoputri, Mohammad Guruh Irianto
Soekarnoputra, Guntur Soekarnoputra, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, Taufan Soekarnoputra , Bayu Soekarnoputra, Totok Suryawan, Kartika Sari Dewi Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri
Ibu : Ida Ayu Nyoman Rai
Istri : Oetari, Inggit Garnasih, Fatmawati, Kartini Manoppo, Ratna
Sari Dewi, Haryati, Yurike Sanger, Heldy Djafar, Fatmawati Soekarno
Soekarno merupakan Presiden pertama Indonesia dan menjadi tokoh proklamator kemerdekaan. Soekarno adalah orang yang mengusulkan dasar negara Pancasila. Hal ini disampaikan dalam Sidang BPUPKI, 1 Juni 1945. Rumusan Pancasila ini diterima sebagai dasar negara dan dicantumkan di dalam Pembukaan UUD 45.
Beliau terkenal sebagai orator handal yang dapat menggetarkan hati bagi pendengarnya. Selain jiwa patriotik, beliau juga politikus yang sangat cerdas. Beliau mampu menguasai delapan bahasa.
Soekarno lahir di Surabaya, 6 Juni 1901. Beliau pernah mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari universitas di dalam dan luar negeri, serta penghargaan bintang kelas satu The Order of The Supreme Companions of or Tambo.
Kartini

Nama Lengkap : Raden Adjeng Kartini
Alias : No Alias
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jepara Jawa Tengah
Tanggal Lahir :Senin, 21 April 1879
Warga Negara :Indonesia
Suami :R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat
Anak :R.M Soesalit
Meskipun ia adalah seorang perempuan ningrat, tapi Kartini mempunyai pemikiran yang moderat. Hidupnya sebagian besar dihabiskan untuk memperjuangkan kesetaraan gender bagi kaum wanita. Perjuangannya dimulai dengan mendirikan sekolah Kartini di tahun 1912 di kota Semarang.
Kartini berupaya merubah paradigma masyarakat Indonesia terhadap gender. Raden Ajeng Kartini lahir di jepara di tanggal 21 April 1879. Kartini menikah dengan Bupati Rembang Singgih Djojo Adhiningrat di tanggal 12 November 1903, ia merupakan seorang yang telah mempunyai tiga orang istri.
Setelah itu, beliau hijrah ke Rembang dan diberikan kebebasan untuk mendirikan sekolah bagi para wanita di daerah kompleknya. Sekarang, bangunan ini menjadi Gedung Pramuka. Kartini meninggal di usia 25 tahun tepatnya pada tanggal 17 September 1879. Untuk mengenang jasanya, maka hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Kartini.
Jenderal Soedirman

Nama Lengkap : Jenderal Besar TNI A Soedirman
Alias : No Alias
Agama : Islam
Tempat Lahir : Desa Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Senin, 24 Januari 1916
Warga Negara : Indonesia
Pahlawan Nasional Indonesia yang satu ini mempunyai jabatan sebagai jenderal Besar TNI Anumerta Soedirman. Gelar tersebut diperolehnya pada usia 31 tahun. beliau berjasa saat revolusi Nasional Indonesia. beliau berperan besar dalam perang gerilya serta serangan tanggal 1 Maret 1949.
Beliau diangkat menjadi Panglima Besar di tanggal 18 Desember 1948. Belanda melancarkan agresi militer II demi menduduki Kota Yogyakarta. Beliau dengan kelompok kecil tentara dan dokter pribadi selama tujuh bulan melakukan gerilya ke arah selatan.
Sudirman melakukan serangkaian kegiatan militer di Pulau Jawa, termasuk diantaranya serangan 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang dipimpin oleh Soeharto. Sudirman meninggal tanggal 29 Januari 1950 di Magelang pada usia 34 tahun.
Ki Hajar Dewantara

K Nama Lengkap : Ki Hajar Dewantara
Alias : Raden Mas Soewardi Soerjaningrat
Agama : Islam
Tempat Lahir : Yogyakarta
Tanggal Lahir : Kamis, 2 Mei 1889
Warga Negara : Indonesia
Istri : Nyi Sutartinahi
Ki Hajar Dewantara atau yang bernama asli Raden Soewardi Soerjaningrat merupakan pahlawan nasional yang juga seorang aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, serta pelopor di bidang pendidikan di masa penjajahan Belanda.
Beliau merupakan pendiri dari Perguruan Tinggi Taman Siswa Yogyakarta. Lembaga pendidikan ini memberi kesempatan bagi masyarakat pribumi untuk mendapat hak dalam pendidikan seperti priyayi maupun orang Belanda.
Beliau lahir di tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta dan tutup usia di tanggal 26 April 1959. Setelah meninggal, Ki Hajar Dewantara dinobatkan menjadi pahlawan Nasional yang ke-2 oleh Presiden Soekarno.
Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan atau doktor honoris causa dari Universitas Gadjah Mada. Karena Ki Hajar Dewantara sangatlah berjasa dalam merintis pendidikan umum. Selain itu, beliau dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya pada tanggal 2 Mei dijadikan Hari Pendidikan Nasional diperingati tiap tahun. Ki Hajar Dewantara menghembuskan nafas terakhir di Yogyakarta tanggal 26 April 1959. Beliau dimakamkan di Taman Wijaya Brata.
KH Ahmad Dahlan

Nama Lengkap : K.H. Ahmad Dahlan
Alias : Muhammad Darwis
Agama : Islam
Tempat Lahir : Kauman, Yogyakarta
Tanggal Lahir : Sabtu, 1 Agustus 1868
Zodiak : Leo
Warga Negara : Indonesia
Istri : Siti Walidah, Nyai Abdullah, Nyai Rum, Nyai Aisyah Cianjur,
Nyai Yasin Pakualam Yogyakarta
Anak : Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah,
Siti Zaharah, Dandanah
KH Ahmad Dahlan atau yang memiliki nama asli Muhammad Darwis adalah pahlawan nasional Indonesia yang juga merupakan pendiri ormas Islam Muhammadiyyah. Beliau lahir tanggal 1 Agustus 1868 di Yogyakarta. Kh. Ahmad Dahlan adalah putera keempat dari tujuh saudara keluarga KH. Abu Bakar.
Beliau mendirikan organisasi Muhammadiyah di Kauman, Yogyakarta untuk mengadakan pembaharuan pemikiran berpikir dan beramal sesuai dengan tuntunan Agama Islam. Beliau berusaha untuk mengajak Umat islam kembali hidup sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist. KH. Ahmad Dahlan wafat di tanggal 23 Februari 1923 di usia 54 tahun.
Mohammad Hatta

Nama Lengkap : Dr. (H.C) Drs. H. Mohammad Hatta
Alias : Bung Hatta
Agama : Islam
Tempat Lahir : Bukittinggi, Sumatera Barat
Tanggal Lahir : Selasa, 12 Agustus 1902
Warga Negara : Indonesia
Istri : Rahmi Rachim
Anak : Meutia Farida Hatta Swasono, Gemala Hatta, Halida Hatta
Mohammad Hatta adalah salah seorang tokoh proklamator dan menjadi wakil Presiden pertama di Indonesia. beliau kerap dipanggil dengan sebutan Bung Hatta. Tanggal kelahirannya adalah 12 Agustus 1902 di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.
Dr.(HC) Drs. H. Mohammad Hatta adalah tokoh pejuang, pahlawan nasional, negarawan, ekonom dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Dulu lahirnya dengan nama Mohammad Athar yang sekarang lebih populer dijuluki sebagai Bung Hatta. Beliau lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Fort de Kock yang sekarang lebih dikenal dengan nama Bukittinggi di Provinsi Sumatra Barat. Beliau meninggal di Jakarta pada tanggal 14 Maret 1980 di usia 77 tahun. Bersama dengan Bung Karno, beliau memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari era penjajahan sekaligus memproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Saat menduduki jabatan sebagai wakil Presiden, beliau menuliskan buku mengenai koperasi. Sehingga, beliau juga mendapat julukan sebagai “Bapak Koperasi”.
Hatta menghembuskan nafas terakhir tanggal 14 Maret 1980 pukul 18.56 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta setelah hampir dua minggu dia dirawat di sana. Selama hidupnya, Bung Hatta telah dirawat di rumah sakit sebanyak enam kali hingga dia meninggal. Tepat keesokan harinya, Hatta disemayamkan di kediamannya Jalan Diponegoro 57, Jakarta lalu dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta. Upacara pemakaman ini disambut dengan upacara kenegaraan yang dipimpin secara langsung oleh Wakil Presiden pada era itu yaitu Adam Malik. Hatta ditetapkan sebagai pahlawan proklamator pada tahun 1986 oleh ketika Soeharto berkuasa. Pada 7 November 2012
Pangeran Antasari

Pangeran Antasari yang menyandang gelar Panembahan Amirudin Kalifatul Mukmininadalah Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Banjar, Kalimantan Selatan.
Pangeran Antasari lahir di Kayu Tangi, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, pada tahun 1797 atau 1862.
Pangeran Antasari adalah seorang pahlawan Nasional yang berusaha membebaskan Banjar dari penjajahan Belanda setelah dipercaya dengan tugas memantau pergerakan orang-orang di daerah tersebut dan melawan Belanda.
Dari menyerang tambang batu bara Belanda selama Perang Banjar hingga penyerangan terhadap pos-pos militer, Pangeran Antasari selalu menunjukkan sikap tanpa rasa takut.
Keteguhan hati yang besar Pangeran Antasari menginspirasi semua rakyatnya untuk berupaya berjuang untuk kemerdekaan, sebagaimana dibuktikan oleh suratnya kepada Letnan Kolonel Gustave Verspijck di Banjarmasin yang menyatakan tentang penolakannya untuk menyerah.
Dia kemudian diakui oleh masyarakat sebagai “Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin” yang bermakna Pemimpin Tertinggi Umat Islam di wilayah Banjar pada masa-masa akhir kehidupannya.
Pangeran Antasari tetap menjadi sosok yang gagah berani sampai kematiannya pada tahun 1862 karena penyakit paru-paru dan cacar yang diderita selama pertempuran di Bukit Bagantung
Pangeran Antasari berjuang melawan penjajahan Belanda di daerah Banjar, Kalimantan Selatan. Beliau lahir di tahun 1797 di Banjar. Di masa mudanya, Pangeran Antasari memiliki nama Gusti Inu Kartapati.
Di tanggal 14 Maret 1862, beliau diangkat menjadi Sultan Banjar serta menyandang gelar “Panembahan Amirudin Mukminin” atau pemimpin pemerintahan, panglima perang, dan pemuka agama tinggi. beliau dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional di tanggal 27 Maret 1968. Beliau wafat di Tanah kampung Bayan Begok, Sampirang, pada tanggal 11 Oktober 1862.
Pangeran Diponegoro

Dikenal atas Pahlawan Nasional Indonesia
Panglima : Perang Jawa
Lahir : Bendara Raden Mas Antawirya 11 November 1785
Kraton Yogyakarta, Yogyakarta
Wafat : 8 Januari 1855 (umur 69) Makassar, Sulawesi Selatan
Pemakaman : Kampung Melayu, Wajo, Makassar, Sulawesi Selatan
Wangsa : Mataram
Ayah : Sultan Hamengkubuwana III
Ibu : R.A. Mangkarawati
Pasangan : Raden Ajeng Ratu Ratna Ningsih
Agama : Islam
Bendara Pangeran Harya Dipanegara atau biasa kita kenal dengan sebutan Diponegoro adalah salah satu dari sekian banyak pahlawan nasional Republik Indonesia dan termasuk pahlawan nasional dari Jawa. Beliau lahir di Kesultanan Yogyakarta pada tanggal 11 November 1785 dan meninggal di Makassar, Hindia Belanda, pada tanggal 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun. Pangeran Diponegoro terkenal karena memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa yang berkecamuk mulai tahun 1825 hingg 1830 melawan penjajahan Hindia Belanda. Perang Jawa ini termasuk sebagai perang dengan korban paling banyak dalam lembaran sejarah dan perjuangan bangsa Indonesia.
Pangeran Diponegoro merupakan pahlawan nasional keturunan Keraton Yogyakarta. Beliau membersamai rakyat Indonesia dalam melawan pemerintah Belanda di tahun 1825 hingga 1830.
Pangeran Diponegoro lahir di tanggal 25 November 1785 di Yogyakarta serta wafat pada 8 Januari 1855 di Makassar. Beliau merupakan putra pertama Sultan Hamengkubuwana III dan menjabat sebagai Raja Kesultanan yang ke tiga. Saat ini, nama Diponegoro diabadikan menjadi nama jalan, serta nama stadion dan Universitas, beliau mendapat gelar Pahlawan Nasional di tanggal 6 November 1976
Patimura

Nama Lengkap : Kapitan Pattimura
Alias : Pattimura | Thomas Matulessy
Profesi : Pahlawan Nasional
Agama : Islam
Tempat Lahir : Hualoy, Hualoy, Seram Selatan, Maluku
Tanggal Lahir : Minggu, 8 Juni 1783
Warga Negara : Indonesia
Pahlawan nasional ini mempunyai nama asli Thomas Matulessy. Orang yang juga dikenal dengan nama kapiten Patimura ini lahir di tanggal 8 juni 1783 di Maluku. Beliau merupakan pimpinan pasukan dalam peperangan yang besar. Salah satunya yang terjadi di tahun 1817.
Patimura juga merupakan orang yang bisa menyatukan semangat rakyat Kerajaan ternate dan Tidore. Perang yang paling ganas dan terkenal adalah perang Patimura. Sebelum melawan VOC Belanda, beliau adalah mantan sersan militer Inggris. Sebagai panglima, beliau amat cakap dalam mengatur strategi perang dengan prajuritnya. Hingga akhirnya, beliau diberi gelar kapiten di tanggal 16 Mei 1817.
Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Pattimura bersama para tokoh pejuang lain yang bersamanya akhirnya dapat ditangkap.
Dalam biografi kapitan Pattimura diketahui bahwa Pattimura ditangkap oleh pemerintah Kolonial Belanda di sebuah Rumah di daerah Siri Sori. Pattimura kemudian diadili di Pengadilan Kolonial Belanda dengan tuduhan melawan pemerintah Belanda. Pattimura kemudian mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di depan Benteng Victoria di kota Ambon.
Sultan Hassanudin

Nama Lengkap : Sultan Hasanuddin
Alias : Ayam Jantan Dari Timur
Profesi : Pahlawan Nasional
Agama : Islam
Tempat Lahir : Makassar, Sulawesi Selatan
Tanggal Lahir : Minggu, 12 Januari 1631
Warga Negara : Indonesia
Pahlawan nasional Hassanudin lahir pada tanggal 12 Januari 1631 di Makassar, Sulawesi Selatan. Beliau adalah penguasa kerajaan Islam Gowa sampai masa kejayaannya dan menjadi kerajaan yang paling besar di Timur pada abad 16.
Sultan Hassanudin gugur di tanggal 12 Juni 1670 di Makassar pada usia 39 tahun. semenjak pemerintahan dari Sultan Alaudin sampai Hassanudin, Kerajaan ini memiliki pendirian untuk menolak keras monopoli perdagangan VOC Belanda.
Sultan Mahmud Baharudin

Sultan Mahmud Badaruddin II
Nama Lengkap : Sultan Mahmud Badaruddin II
Alias : No Alias
Profesi : Pahlawan Nasional
Agama : Islam
Tempat Lahir : Palembang
Tanggal Lahir : Minggu, 0 -1 1767
Warga Negara : Indonesia
Beliau merupakan pemimpin kesultanan di Palembang-Darussalam di dalam 2 periode. Sejak tahun 1803 hingga 1821. Sebelumnya, kesultanan dipimpin oleh ayahnya yaitu Sultan Muhammad Baharudin di tahun 1776 hingga 1803.
Nama asli Sultan Mahmud Baharudin adalah Raden Pangeran Ratu. Perlawanan terhadap Belanda dan Inggris semakin gencar pada masa pemerintahannya. Beliau memimpin sendiri pertempuran melawan Belanda dan Inggris, salah satunya pada Perang Menteng.
Saat Batavia diduduki oleh Belanda di tahun 1811, Sultan Mahmud justru berhasil membebaskan Palembang dari cengkeraman tangan jahat Belanda. Sebab, sebelumnya Palembang sangat diincar karena penemuan penambangan timah di Kota Bangka.
Di tanggal 13 Juli 1821, Sultan bersama keluarga diangkut dalam kapal Dageerad ke Batavia. Dari situ, beliau diasingkan ke Ternate hingga akhir hayat di Ternate. Beliau meninggal pada tanggal 26 September 1825.
Tuanku Imam Bonjol

Nama Lengkap : Tuanku Imam Bondjol
Alias : No Alias
Profesi : Pahlawan Nasional
Agama : Islam
Tempat Lahir : Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat
Warga Negara : Indonesia
Ayah : Khatib Bayanuddin
Ibu : Hamatun
Beliau adalah pahlawan nasional dan ulama dari Sumatera barat. Tuanku Imam Bonjol adalah salah seorang tokoh ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam sebuah peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri pada tahun 1803-1837. Tuanku Imam Bonjol lahir dengan nama asli Muhammad Shahab di Bonjol pada tahun 1772.
Dia merupakan putra dari pasangan Khatib Bayanuddin yang merupakan seorang alim ulama dari Sungai Rimbang, Suliki, Lima Puluh Kota dengan istrinya Hamatun. Sebagai ulama dan pemimpin masyarakat setempat, Muhammad Shahab atau Tuanku Imam Bonjol memperoleh beberapa gelar, antara lain yaitu Peto Syarif, Malin Basa, dan Tuanku Imam.
Tuanku nan Renceh dari Kamang, Agam sebagai salah seorang pemimpin dari Harimau nan Salapan adalah yang menunjuknya sebagai Imam (pemimpin) bagi kaum Padri di Bonjol. Dia sendiri akhirnya lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Tuanku Imam Bonjol.
Tan Malaka

Tan Malaka adalah aktivis kemerdekaan Indonesia dan menjadi pemimpin Partai Komunis Indonesia, Parta Murba dan dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Tan Malaka dilahirkan pada 2 Juni 1897 di Nagari Pandam Gadang, Siliki, Provinsi Sumatera Barat. Penobatannya sebagai pahlawan nasional di tanggal 28 Maret 1963.
Nama lengkap Tan Malaka adalah Ibrahim dan bergelar Datuk Sultan Malaka. Nama Tan Malaka diambil dari garis bangsawan sang ibu.
Martha Christina Tiahahu

Perjuangan dari seorang gadis desa bernama Martha Christina Tiahahu ini memang patut untuk dikenang. Pasalnya, ia berani mengangkat senjata bahkan pada usianya yang baru menginjak 17 tahun. beliau lahir pada 4 Januari 1800 dan berasal dari Nusa Laut, Maluku.
Sultan Iskandar Muda

Seperti Cut Nyak Dhien dan Cut Nyak Meutia, Sultan Iskandar Muda juga berasal dari Aceh. Beliau merupakan sultan terbesar selama masa Kesultanan Aceh di tahun 1607 sampai 1636. Pada kepemimpinannya, Aceh berhasil mencapai masa kejayaan.
Aceh berkembang dengan cepat hingga menjadi pusat perdagangan serta pembelajaran Agama Islam. Nama beliau diabadikan dalam Bandar Udara Internasional yang ada di Nangroe Aceh Darussalam.
Panglima Polim

Satu lagi pahlawan nasional yang berasal dari Aceh yaitu Panglima Polim. Beliau memiliki nama lengkap Sri Muda Perkasa Muhammad Daud. Hingga kini, belum ada keterangan yang jelas mengenai tanggal lahirnya, tapi yang paling jelas adalah asalnya dari kaum bangsawan Aceh. Ayah beliau memiliki nama Panglima Polem VIII yang menjadi Raja Kuala. Kakeknya adalah seseorang bernama Cut Banta.
Teuku Umar

Beliau adalah pahlawan nasional yang asalnya dari Meulaboh. Sedangkan tahun lahirnya adalah pada 1854. Beliau wafat pada tanggal 11 Februari 1899. Beliau berjuang dengan cara berpura-pura bekerjasama dengan Belanda, lalu melawannya setelah mengumpulkan uang dan senjata yang banyak.
I Gusti Ngurah rai

Bukan hanya menjadi pahlawan nasional saja, I Gusti Ngurah Rai juga merupakan Kolonel TNI Anumerta I. beliau lahir di Desa Carangsari, Petang, Badung, bali pada tanggal 30 Januari 1917. Sedangkan wafatnya pada tanggal 20 November 1946 di Marga, Tabanan, Bali di usia yang masih sangat muda yaitu 29 tahun.
Bung Tomo

Tokoh yang mencetuskan semboyan “Merdeka atau Mati” dalam pertempuran yang berdarah di Surabaya ini adalah seorang Jurnalis. Beliau merupakan pahlawan yang membangkitkan semangat nasionalisme Indonesia saat melawan tentara NICA (Nederlandsch Indie Civil Administratie) Belanda pada pertempuran tanggal 10 November. Sampai saat ini, pertempuran tersebut diperingati sebagai hari pahlawan.
Sultan Ageng Tirtayasa

Pahlawan yang saat kecil diberi gelar Pangeran Surya ini lahir di Banten di tahun 1631 dan meninggal tahun 1683. Beliau merupakan putra dari Sultan Abdul Ma’ali Ahmad serta Ratu Martakusuma. Beliau memimpin Banten di periode 1640 hingga 1650.
KH. Hasyim Asy’ari

Beliau merupakan pemimpin pesantren tebu ireng, Jombang, Jawa Timur. Lahir di tanggal 30 April 1875. Hasyim Asy’ari adalah pendiri dari organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama. Saat pasukan Belanda menduduki Kota Malang dan Belanda melancarkan agresi militer ke-I, maka Kyai Hasyim Asy’ari bertindak dengan mengumumkan resolusi jihad.
Sejarah mencatat bahwa KH Hasyim Asy’ari adalah tokoh modernisasi pesantren. Atas jasanya, Pemerintah RI menganugerahinya dengan gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional di tanggal 17 November 1964.
Wolter Monginsidi

Pahlawan Nasional yang berasal dari Sulawesi Selatan ini lahir pada 14 Februari 1925 di Malalayang, Manado. Beliau merupakan pejuang kemerdekaan Indonesia yang melakukan pemberontakan dengan membentuk LAPRIS (Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi).
Beliau akhirnya meninggal pada 5 September 1949 karena tertangkap Belanda dan dieksekusi mati. Kini, ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Panaikang, Makassar.
Halim Perdana Kusuma

Tokoh awal yang berjuang pada Angkatan Udara RI ini merupakan seorang perwira operasi. Beliau bertugas untuk menembus blokade udara belanda, operasi menerjunkan pasukan di luar Jawa, mengatur siasat serangan udara di daerah lawan, menyelenggarakan operasi penerbangan dalam rangka membina wilayah, membangun AURI di Sumatera, dan sebagainya.
Pahlawan yang lahir di Jawa Timur, 18 November 1922 ini akhirnya gugur saat pesawatnya kembali dari usaha dalam mencari bantuan ke luar negeri di tanggal 14 Desember 1947.
Pierre Tendean

Nama lengkap dari pahlawan ini adalah Kapten CSI. Pierre Andreas tendean. Beliau berasal dari DKI Jakarta. beliau meninggal dalam usia yang masih sangat muda yaitu 26 tahun dalam Gerakan 30 September. Kini, jenazahnya terkubur di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Bau Massepe

Letjen. Andi Abdullah Bau Massepe lahir di Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan di tahun 1918. Beliau merupakan seorang pejuang heroik serta panglima pertama dari divisi Hassanuddin TRI. Bau Massepe merupakan pewaris tahta dari Kerajaan Bone, Gowa, Sawito, Sidenreng Rappang, Alita, dan Suppa.
Di usianya yang ke 29, beliau harus tewas dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan.
Ahmad Soebardjo

Nama lengkap dari pahlawan nasional ini adalah Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Beliau lahir di Karawang, Jawa Barat tanggal 23 Maret 1896 dan wafat pada usia 82 tahun pada tahun 1978.
Ahmad Soebardjo pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Gelar Meester pernah didapatkannya dari Universitas Leiden Belanda tahun 1993.
Iswahyudi

Marsma. R. Iswahjoedi berasal dari Jawa Timur dan lahir di Surabaya tanggal 15 Juli 1918. Beliau gugur saat perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia di tanggal 14 Desember 1947 di Tanjung Hantu, Malaysia. Iswahyudi merupakan salah satu tokoh awal Angkatan Udara Indonesia. Kini, untuk mengenang jasanya, Anda bisa berziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata.
As’ad Syamsul

K.H.R As’ad Syamsul Arifin yang lahir di tahun 1897 ini merupakan seorang ulama besar dan tokoh Nahdlatul Ulama’. Beliau lahir di kota Mekah dan wafat di Situbondo tepat di usia 93 tahun pada tanggal 4 Agustus 1990.
Terakhir kali beliau menjabat sebagai Dewan Penasehat (Musytasyar) NU hingga akhir hayat. Beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syaf’iyah yang berlokasi di Desa Sukorejo, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.
Pahlawan Nasional ini merupakan penyampai pesan atau isyarah berupa Ayat Al-Qur’an serta tongkat dari Kyai Kholil Al-Bangkalani untuk KH. Hasyim Asy’ari yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya NU.
Lafran Pane

Lahir di Padang Sidempuan, pada tanggal 5 Februari 1922, dan memulai pendidikan di Pesantren Muhammadiyah Sipirok lalu berlanjut ke Pesantren KH. Ahmad Dahlan di Kampung Setia. Beliau adalah tokoh pendiri HMI atau Himpunan Mahasiswa Islam di tanggal 5 Februari 1957.
Pada kongres XI HMI di tahun 1974, Lafran Pane ditetapkan sebagai pemarkarsa HMI. Beliau wafat pada tanggal 24 Januari 1991.
John Lie

John lie adalah pahlawan nasional yang lahir di manado, 9 Maret 1911 dari keluarga Tionghoa. Beliau bekerja pada pelayaran niaga yang dimiliki oleh Pemerintahan belanda, KPM (Koninklijke Pakertvaart Maatchappij). Akhirnya beliau bergabung dengan ALRI.
Kiprah John sangat besar saat membersihkan ranjau yang ditanam Jepang untuk menghalau pasukan sekutu. Atas jasa ini, pangkat beliau dinaikkan menjadi Mayor. John dengan gagah berani menembus blokade laut menggunakan kapal motor di sekitar perairan Selat Malaka oleh Angkatan Laut Belanda.
Setidaknya tercatat kurang lebih 15 kali John berhasil menembus blokade Belanda. Di tahun 1947-1949, John berhasil memasok amunisi, senjata, serta obat-obatan dalam jumlah besar pada perjuangan di Sumatera.
Idham Chalid

Beliau merupakan Pahlawan Nasional yang lahir di tanggal 27 Agustus 1921 di Kalimantan Selatan, tepatnya di Satui. Beliau wafat di tanggal 11 Juli 2010 saat usianya mencapai 88 tahun. beliau adalah pahlawan yang berpengaruh pada ma situ.
Idham Chalid adalah tokoh termuda saat memimpin ormas dan menjabat paling lama. Beliau terkenal sebagai tokoh terkemuka di masa orde lama dan orde baru. ormas yang dipimpinnya berlogo bola dunia bertabur bintang Sembilan. Beliau melewati kariernya dengan cemerlang hingga di puncak impian.
Laksamana Mala

Perempuan yang berasal dari Kesultanan Aceh ini memiliki nama lengkap Laksamana Mala hayati. Di dalam berbagai catatan, beliau adalah laksamana laut wanita pertama yang ada di dunia. beliau merupakan panglima perang yang berasal dari Aceh dan sangat masyhur karena keberaniannya dalam melawan armada laut Belanda serta Portugis di abad ke-16.
Laksamana Mala hayati selain cakap di medan perang, juga ahli dalam bernegosiasi dan melakukan perundingan, terbukti beliau mewakili Sultan Aceh dalam perundingan damai dengan pihak Belanda. Beliau juga salah seorang yang menerima Lancaster, atau duta utusan Ratu Elizabeth 1 di tanah Inggris.
Mala hayati lahir pada tahun 1550 serta wafat di tahun 1615. Beliau kemudian dimakamkan di Desa Lamreh, Kecamatan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar.
Pahlawan Revolusi:
1. Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani
Ahmad Yani
Ahmad Yani (Istimewa/Tribun Batam)
Lahir di Purworejo, Jawa Tengah, pada 19 Juni 1922.
Meninggal di Lubang Buaya pada 1 Oktober 1965.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 111/KOTI/1965, tanggal 5 Oktober 1965.
2. Letnan Jenderal (Anumerta) R. Suprapto
PAHLAWAN NASIONAL Letjen Suprapto
PAHLAWAN NASIONAL Letjen Suprapto (aceh.tribunnews.com)
Lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 20 Juni 1920
Meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 45 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 111/KOTI/1965, tanggal 5 Oktober 1965.
3. Letnan Jenderal (Anumerta) M. T. Haryono
MT Haryono
MT Haryono (Istimewa/Wartakota)
Lahir di Surabaya, Jawa Timur, 20 Januari 1924.
Meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 41 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 111/KOTI/1965, tanggal 5 Oktober 1965.
4. Letnan Jenderal (Anumerta) S. Parman
Pahlawan Revolusi Letna Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman
Pahlawan Revolusi Letna Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman (Kolase Tribunnewswiki.com, foto dari pahlawancenter.com)
Lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, 4 Agustus 1918.
Meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 47 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 111/KOTI/1965, tanggal 5 Oktober 1965.
5. Mayor Jenderal (Anumerta) D. I. Pandjaitan
PAHLAWAN NASIONAL - DI Pandjaitan
PAHLAWAN NASIONAL - DI Pandjaitan (pahlawancenter.com)
Lahir di Balige, Sumatera Utara, 9 Juni 1925.
Meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 40 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 111/KOTI/1965, tanggal 5 Oktober 1965.
6. Mayor Jenderal (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo
PAHLAWAN Revolusi - Sutoyo Siswomiharjo
PAHLAWAN Revolusi - Sutoyo Siswomiharjo (pahlawancenter.com)
Lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 28 Agustus 1922.
Meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 43 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 111/KOTI/1965, tanggal 5 Oktober 1965.
7. Kapten (Anumerta) Pierre Tendean
Pahlawan Nasional, Pierre Tendean (pahlawancenter.com)
Pahlawan Nasional, Pierre Tendean (pahlawancenter.com) (pahlawancenter.com)
Lahir di Batavia, pada 21 Februari 1939.
Meninggal 1 Oktober 1965 pada umur 26 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 111/KOTI/1965, tanggal 5 Oktober 1965.
8. AIPDA (Anumerta) Karel Satsuit Tubun
Pahlawan Nasional, KS Tubun (pahlawancenter.com)
Pahlawan Nasional, K. S. Tubun (pahlawancenter.com) (pahlawancenter.com)
Lahir di Maluku Tenggara, 14 Oktober 1928.
Meninggal di Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 36 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 114/KOTI/1965, tanggal 5 Oktober 1965.
9. Brigadir Jenderal (Anumerta) Katamso Darmokusumo
Katamso Darmokusumo
Katamso Darmokusumo (Merdeka.com)
Lahir di Sragen, Jawa Tengah, 5 Februari 1923.
Meninggal di Yogyakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 42 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 118/KOTI/1965, tanggal 19 Oktober 1965.
10. Kolonel (Anumerta) Sugiono
Lahir di Gedaren, Sumbergiri, Ponjong, Gunung Kidul, 12 Agustus 1926.
Meninggal di Kentungan, Yogyakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 39 tahun.
Ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keppres No. 118/KOTI/1965, tanggal 19 Oktober 1965.
pahlawan nasional Indonesia yang harus kamu ketahui:
Ir. Soekarno
Soekarno merupakan Presiden pertama di Indonesia. Beliau juga mendapat sebutan sebagai bapak proklamator kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Selain menjadi orator terbaik dan cerdas, Soekarno mampu menciptakan semangat nasional Indonesia. Selama masa-masa penting, Soekarno pernah mencetuskan negara Pancasila, sehingga tercipta konsep dasar negara tersebut yang digunakan oleh Indonesia hingga sekarang.
Jenderal Sudirman
Jenderal Sudirman merupakan panglima tentara pertama di Indonesia dengan jabatan Jenderal Besar TNI Anumerta Sudirman yang diperolehnya pada usia 31 tahun. Jenderal Sudirman juga sangat berjasa dalam memperjuangkan Indonesia di masa Revolusi Nasional Indonesia.
Mohammad Hatta
Mohammad Hatta merupakan salah satu pahlawan Indonesia yang dikenal dengan Bung Hatta. Bung Hatta sendiri adalah Wakil Presiden Ir. Soekarno. Bersama Ir. Soekarno, Bung Hatta mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Proklamator. Selama menjadi Wakil Presiden, ia banyak menulis tentang ilmu koperasi. Sehingga, ia dijuluki sebagai Bapak Koperasi.
Cut Nyak Dhien
Cut Nyak Dhien merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia yang memiliki perjuangan untuk melawan para penjajah Belanda. Ia adalah istri dari seorang pahlawan Indonesia bernama Teuku Umar yang gugur di medan perang pada 1899.
Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro merupakan putra pertama dari Raja Mataram, yakni Sultan Hamengkubuwono III. Ia mendapat julukan Pangeran Diponegoro, karena telah memimpin Perang Diponegoro pada 1825 – 1830 untuk melawan Pemerintah Hindia-Belanda.
Ki Hajar Dewantara
Pahlawan yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini, merupakan salah satu aktivis pergerakan kemerdekaan, politisi, dan pelopor di bidang pendidikan. Ki Hajar Dewantara juga dikenal sebagai pendiri lembaga pendidikan untuk pribumi yang bernama Taman Siswa.
Tuanku Imam Bonjol
Ulama yang berasal dari Sumatera Barat ini dikenal dengan beberapa gelarnya, seperti Peto Syarif dan Malin Basa. Beliau merupakan pemimpin perang Padri pada 1803-1838. Selama perjuangannya, ia pernah diasingkan hingga wafat dan dimakamkan di Minahasa pada 6 November 1864.
Pattimura
Pattimura atau Kapitan Pattimura memiliki nama asli Thomas Matulessy. Ia dikenal sebagai pemimpin pasukan pada peperangan besar, salah satunya perang pada 1817 silam. Selain itu, ia juga mampu menyatukan semangat dari Kerajaan Ternate dan Tidore. Perang tersebut merupakan peperangan Pattimura yang paling ganas.
Comments
Post a Comment