Pokok
Ajaran Islam
Sebagaimana
yang telah diketahui bahwa ajaran Islam ini
adalah ajaran yang paling sempurna, karena memang semuanya ada dalam Islam,
mulai dari urusan buang air besar sampai urusan negara, Islam telah memberikan
petunjuk di dalamnya. Alloh berfirman, “Pada hari ini telah Kusempurnakan
untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam menjadi agama bagimu.” (Al-Maidah: 3). Meskipun begitu
luasnya petunjuk Islam, pada dasarnya pokok ajarannya hanyalah kembali pada
tiga hal yaitu :
1. Islam
2. Iman dan
3. Ihsan.
2. Iman dan
3. Ihsan.
1.
ISLAM
Islam
adalah menjalankan syari’at Nabi Muhammad saw dengan anggota dzahir (anggota
badan) kita, dengan cara mengikuti apa yang dijalankannya dan taat terhadao apa
yang diperintahkannya.
Islam
adalah agama yang membawa keselamatan hidup di dunia dan di akhirat (alam
kehidupan setelah kematian).
Islam juga agama yang mengajarkan umatnya atau pemeluknya (kaum Muslim/umat Islam) untuk menebarkan keselamatan dan kedamaian, antara lain tercermin dalam bacaan shalat --sebagai ibadah utama-- yakni ucapan doa keselamatan "Assalamu'alaikum warohmatullah" --semoga keselamatan dan kasih sayang Allah dilimpahkan kepadamu-- sebagai penutup shalat.
Islam juga agama yang mengajarkan umatnya atau pemeluknya (kaum Muslim/umat Islam) untuk menebarkan keselamatan dan kedamaian, antara lain tercermin dalam bacaan shalat --sebagai ibadah utama-- yakni ucapan doa keselamatan "Assalamu'alaikum warohmatullah" --semoga keselamatan dan kasih sayang Allah dilimpahkan kepadamu-- sebagai penutup shalat.
Menurut istilah, Islam
adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para
nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga
sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan
yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.’. Secara istilah juga, Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT
kepada Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi dan utusan Allah (Rasulullah) terakhir
untuk umat manusia, berlaku sepanjang zaman, bersumberkan Al-Quran dan
As-Sunnah serta Ijma' Ulama.
Islam
dapat juga disebut dengan iman, millah, dan syariah dalam pengertiannya sebagai
aturan yang diturunkan oleh Allah melalui para utusan yang mencakup
kepercayaan, keyakinan, adab, akhlak, perintah, dan larangan. Agama Islam
berdasarkan kewajiban untuk berserah diri dan menunaikan ajarannya disebut
islam; jika dilihat berdasarkan kepercayaan terhadap Allah dan yang Dia
turunkan, maka disebut iman; karena Islam itu diktatif dan terdokumentasikan,
maka disebut millah; dan karena sumber hukumnya adalah Allah, maka disebut
syariah.
Islam
adalah sebuah kepercayaan dan pedoman hidup yang menyeluruh. Dalam Islam
diajarkan pemahaman yang jelas mengenai hubungan manusia dengan Allah (dari
mana kita berasal), tujuan hidup (kenapa kita di sini), dan arah setelah
kehidupan (ke mana kita akan pergi).[10] Muslim adalah orang yang memeluk ajaran
Islam dengan cara menyatakan kesaksiannya tentang keesaan Allah dan kenabian
Muhammad.
Dalam Islam,
contoh dalam kehidupan sehari-harinya dapat dikaitkan dengan rukun islam. Rukun
Islam itu ada lima yaitu :
1.
bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan nabi Muhammad utusan Allah.
Bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah, artinya kita meyakini Allah itu ada. Kita juga
yakin Allah itu Satu dan Tidak ada Tuhan selain Allah.
Kita harus
mengenal siapa itu Allah . Apa itu sifat-sifat Allah . Kita juga harus memahami
nama-nama Allah yang baik dalam Asma’ul Husna.
Kita hanya
menyembah Allah saja. Tidak menyembah yang lainnya seperti keris, bendera,
negara, dan sebagainya. Semua itu makhluk Allah yang fana/akan musnah.
Kita juga harus
mentaati Allah di atas yang lainnya. Jangan sampai Allah memerintahkan hukum
qishash bagi pembunuh, kita justru mengabaikannya. Malah menjalankan hukum lain
buatan manusia seperti dari penjajahan Belanda yang dipengaruhi kaum Yahudi dan
Nasrani.
Kita juga harus
meminta, memohon, dan berdoa kepada Allah saja. Bukan kepada yang lain.
Tidak pantas seorang Muslim meminta kekayaan, jabatan, kesaktian, dsb ke dukun, orang pintar, paranormal, dan sebagainya. Meski awalnya mereka mungkin dapat apa yang diminta, namun siksa neraka yang pedih menanti mereka karena meminta kepada selain Allah.
Kita wajib menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah yang tercantum dalam Al Qur’an.
Tidak pantas seorang Muslim meminta kekayaan, jabatan, kesaktian, dsb ke dukun, orang pintar, paranormal, dan sebagainya. Meski awalnya mereka mungkin dapat apa yang diminta, namun siksa neraka yang pedih menanti mereka karena meminta kepada selain Allah.
Kita wajib menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah yang tercantum dalam Al Qur’an.
Mengakui Nabi
Muhammad sebagai utusan Allah juga artinya meski Allah menurunkan banyak Nabi,
namun Nabi yang kita ikuti hanya Nabi Muhammad. Ada pun Nabi-Nabi lainnya,
hanya ajarannya yang tercantum dalam Al Qur’an saja yang bisa kita ikuti. Ada
pun diluar itu, sudah diselewengkan oleh para pengikutnya. Sudah tidak murni lagi.
Kita mengikuti
perintah-perintah Nabi kita dengan mempelajari sunnah/hadits Nabi. Kita juga
harus meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah nabi yang terakhir dan tidak ada Nabi
sesudahnya.
2.
mendirikan shalat lima waktu.
Shalat adalah
tiang agama. Siapa yang tidak mengerjakannya berarti dia meruntuhkan agama.
“Shalat adalah
tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia menegakkan agama, dan
barang siapa meninggalkannya berarti ia meruntuhkan agama” (HR. Baihaqi)
Pembeda antara
orang muslim dengan kafir adalah shalat. Barang siapa tidak shalat berarti dia
kafir:
“Batas antara
seorang muslim dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.”
(HR. Muslim)
“Perjanjian
antara kita dan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkan shalat
berarti ia kafir.” (HR. Ahmad 5/346, At-Tirmidzi no. 2621, Ibnu Majah no. 1079
Amal yang
pertama dihisab adalah shalat. Begitu dia tidak shalat, meski puasa, zakat,
haji, rajin sedekah, dia langsung dimasukkan ke neraka:
”Amal yang pertama kali akan dihisab untuk seseorang hamba nanti pada hari kiamat ialah shalat, maka apabila shalatnya baik (lengkap), maka baiklah seluruh amalnya yang lain, dan jika shalatnya itu rusak (kurang lengkap) maka rusaklah segala amalan yang lain (Thabrani)
”Amal yang pertama kali akan dihisab untuk seseorang hamba nanti pada hari kiamat ialah shalat, maka apabila shalatnya baik (lengkap), maka baiklah seluruh amalnya yang lain, dan jika shalatnya itu rusak (kurang lengkap) maka rusaklah segala amalan yang lain (Thabrani)
Orang yang tidak
mengerjakan shalat disiksa di neraka:
“Apakah yang
memasukkan kalian ke dalam neraka Saqar?” Mereka menjawab, “Kami dahulu tidak
termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat….” (Al-Muddatstsir: 42-43)
3.
mengeluarkan zakat.
Secara harfiah
Zakat berarti “Tumbuh”, “Berkembang”, “Menyucikan” atau “Membersihkan”. Zakat
artinya memberikan sebagian kekayaan untuk orang yang berhak menerimanya
(mustahiq) jika sudah mencapai nisab (jumlah kekayaan minimal) dan haul (batas
waktu) zakat.
Mencapai haul
artinya harta tersebut sudah dimiliki selama setahun. Berlaku bagi ternak,
harta simpanan dan perniagaan. Sedangkan hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz
(barang temuan) tidak ada syarat haul. Begitu dapat langsung dizakati.
Juga
mengeluarkan zakat fitrah yaitu zakat yang diwajibkan kepada setiap muslim
sebagai santunan kepada orang-orang miskin, tanda berakhirnya bulan Ramadhan
sebagai pembersih dari hal-hal yang mengotori puasa.
Kewajiban
membayar zakat fitrah bersamaan dengan disyariatkan puasa Ramadhan, yaitu pada
tahun kedua Hijriyah. Kewajiban membayar zakat fitrah dibebankan kepada setiap
muslim dan muslimah, baligh atau belum, kaya atau tidak, dengan ketentuan bahwa
ia masih hidup pada malam hari raya dan memiliki kelebihan dari kebutuhan
pokoknya untuk sehari.
4.
berpuasa di bulan Romadhan.
Berpuasa adalah
menahan hawa nafsu berupa tidak melakukan makan, minum dan perbuatan terlarang
lainnya dari sejak Adzan Subuh hingga Adzan Maghrib. Sebagian fa’idahnya adalah
untuk mengendalikan hawa nafsu kita.
5.
berhaji ke Baitullah bagi orang yg mampu akan perjalanannya.
Haji menurut
pengertian Syara` ialah mengunjungi ka`bah untuk mengerjakan sebuah ibadah yang
telah ditetapkan ketentuan-ketentuannya demi memenuhi panggilan Allah swt dan
mengharap ridha-Nya.
Haji ke
Baitullah setiap tahun adalah fardhu kifayah bagi ummat Islam seluruhnya. Wajib
bagi setiap muslim yang terpenuhi olehnya syarat-syarat wajibnya haji sekali
seumur hidupnya. Lebih dari sekali hukumnya sunnat.
Contoh lain
dalam kehidupan sehari – hari ialah :
1. Mengatur
tetntang tata cara jual beli yang halal
2. Mengatur
tentang pembagian hak waris
3. Mengatur
tentang pernikahan, perceraian.
4. Mengatur
tentang hukum perzinahan, pembunuhan.
5. Toleransi
antar umat beragama
6. Menciptakan
keadilan dan kenyamanan dalam lingkungan sekitar
7. Tolong
menolong kepada sesame manusia
8. Menjaga
lingkungan sekitar
9. Memper
erat tali persaudaraan
10. Taat
kepada Allah
11. Mematuhi
segala perintahNya dan Menjauho segala Larangannya
12. Berprilaku
terpuji
13. Menjauhi
akhlak tercela
2.
IMAN
Iman dari bahasa
Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman
adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah
adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala
sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan
lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Jadi, seseorang
dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi
ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang
keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan
amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang
sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang
utuh dan tidak dapat dipisahkan.
Contoh Iman
dalam kehidupan sehari-hari dijabarkan dengan adanya rukun iman, yaitu :
1.
Beriman kepada Allah
Artinya kita
meyakini adanya Allah dan tidak ada Tuhan selain Allah. Dan mempercayai sifat –
sifat Allah.
2.
Beriman kepada Malaikat-Malaikat Allah.
Kita yakin bahwa
Malaikat adalah hamba Allah yang selalu patuh pada perintah Allah. Contoh dalam
kehidupan sehari hari ialah : Taat dan patuh kepada perintah Allah, Menjauhi
segala sesuatu yang Allah larang, meyakini adanya malaikat
3.
Beriman kepada Kitab-Kitab Allah.
Kita yakin bahwa
Allah telah menurunkan Taurat kepada Musa, Zabur kepada Daud, Injil kepada Isa,
dan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad. Namun kita harus yakin juga bahwa semua
kitab-kitab suci di atas (Taurat, Injil dan Zabur) telah dirubah oleh manusia
sehingga Allah menurunkan Al Qur’an yang dijaga kesuciannya sebagai pedoman
hingga hari kiamat nanti.
4.
Beriman kepada Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul.
Rasul/Nabi
merupakan manusia yang terbaik yang pantas dijadikan suri teladan yang diutus
Allah untuk menyeru manusia ke jalan Allah. Ada 25 Nabi yang disebut dalam Al
Qur’an yang wajib kita imani di antaranya Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan
Muhammad. Contoh dalam Kehidupan sehari – hari ialah : Meyakini adanya rosul
dan nabi yang Allah utus.
5.
Beriman kepada Hari Akhirat (Kiamat/Akhirat).
Kita harus yakin
bahwa dunia ini fana. Suatu saat akan tiba hari Kiamat. Pada saat itu manusia
akan dihisab. Orang yang beriman dan beramal saleh masuk ke surga. Orang yang
kafir masuk neraka.
Selain kiamat besar kita juga harus yakin akan kiamat kecil yaitu mati. Setiap orang pasti mati. Untuk itu kita harus selalu hati-hati dalam bertindak.
Selain kiamat besar kita juga harus yakin akan kiamat kecil yaitu mati. Setiap orang pasti mati. Untuk itu kita harus selalu hati-hati dalam bertindak.
6.
Beriman kepada qadha’ dan qadar yang baik atau pun yang buruk.
Meski manusia
wajib berusaha dan berdoa, namun apa pun hasilnya kita harus menerima dan
mensyukurinya sebagai takdir dari Allah.
“Tiada suatu
bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan
telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang
demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari
kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan
diri” [Al Hadiid 22-23]
“Katakanlah:
“Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki
bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?” [Al Ahzab 17]
Contoh lainnya
ialah :
1. Berperilaku
jujur
2. Melakukan
ibadah hanya untuk Allah
3. Menjauhi
segala perilaku syirik
islamagamaku.wordpress.com/2009/07/25/pengertian-iman/
3.
IHSAN
Ihsan adalah
kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak merasa
begitu, ketahuilah bahwa Dia melihat-Mu (Hadits)
Dengan adanya
rasa dilihat, diawasi dan diperhatikan oleh Allah, seseorang dengan sendirinya
akan memperbagus dan memperbaiki ibadahnya. Ibarat seorang pembantu yang
bekerja dengan serius, telaten, dan rapi karena merasa diawasi majikannya.
Berbeda jika tidak adanya perasaan demikian, tentu akan membuat seseorang
bermalas-malasan dan tidak sungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaan.
Ihsan adalah
cara bagaimana seharusnya kita beribadah kepada Allah.
Cara ini akan
membawa ibadah kita ke maqam (tingkat) yang lebih dekat kepada Allah dengan
perasaan penuh harap, takut, khusyu’, ridlo dan ikhlas kepada Allah. Perasaan
tersebut menjadikan ibadah yang kita lakukan tidak hanya sekadar menjadi
kewajiban, tetapi merupakan kebutuhan jiwa dalam penghambaan diri kepada Allah.
Ihsan ini harus
kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga jika kita berbuat baik, maka
perbuatan itu selalu kita niatkan untuk Allah. Sebaliknya jika terbersit niat
kita untuk berbuat keburukan, kita tidak mengerjakannya karena Ihsan tadi.
Ihsan terbagi
menjadi dua macam:
1.
Ihsan di dalam beribadah kepada Sang Pencipta.
Ihsan di dalam
beribadah kepada pencipta memiliki dua tingkatan :
·
Tingkatan pertama
Kamu beribadah
kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya , ini adalah ibadah dari seseorang
yang mengharapkan rahmat dan ampunan-Nya. Nama lain dari perbuatan ini disebut
Maqam al-Musyahadah. Dan keadaan ini merupakan tingkatan ihsan yang paling
tinggi, karena dia berangkat dari sikap membutuhkan, harapan dan kerinduan. Dia
menuju dan berupaya mendekatkan diri kepada-Nya. Sikap seperti ini membuat
hatinya terang-benderang dengan cahaya iman dan merefleksikan pengetahuan hati
menjadi ilmu pengetahuan, sehingga yang abstrak menjadi nyata.
·
Tingkatan kedua
Jika kamu tidak
mampu beribadah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu,
dan ini ibadah dari seseorang yang lari dari adzab dan siksanya. Dan hal ini
lebih rendah tingkatannya daripada tingkatan yang pertama, karena sikap
ihsannya didorong dari rasa diawasi, takut akan hukuman. Sehingga, dari sini,
ulama berpendapat bahwa,
Barangsiapa yang
beramal atas dasar seakan-akan melihat Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia
seorang yang arif , sedang siapapun yang beramal karena merasa diawasi Allah
Subhanahu wa Ta’ala, maka dia seorang yang ikhlas (mukhlis ).
Maka suatu
ibadah yang dibangun atas dua hal ini, puncak kecintaan dan kerendahan, maka
pelakunya akan menjadi orang yang ikhlas kepada Allah. Dengan ibadah yang
seperti itu seseorang tidak akan bermaksud supaya di lihat orang (riya’ ), di
dengar orang (sum’ah ) maupun menginginkan pujian dari orang atas ibadahnya
tersebut. Tidak peduli ibadahnya itu nampak oleh orang maupun tidak diketahui
orang, sama saja kualitas kebagusan ibadahnya. Muhsinin (seseorang yang berbuat
ihsan) akan selalu membaguskan ibadahnya disetiap keadaan.
2.
Ihsan kepada makhluk ciptaan Allah
Ihsan kepada
makhluk ciptaan Allah adalah bisa dengan harta, kedudukan, ilmu, dan badan
(tenaganya)
Contoh dalam
kehidupan sehari – hari diantaranya ialah :
1. Menghormati orang tua
2. Berprilaku jujur, sopan dan santun
3. Menjauhi perilaku tercela
4. Menanamkan sifat positif dalam diri
5. Beriman dan bertaqwa kepada Allah
6.
Solat dengan Khusu
7. Berinfaq atau bersedekah
8. Menjauhi sifat riya
9. Beribadah hanya untuk Allah
10. Menuntut ilmu lalu mengamalkannya agar
bermanfaat begi orang lain
11. Menjauhi penyakit hati ( syirik, riya,
munafik )
HUBUNGAN ANTARA
IMAN, ISLAM DAN IHSAN
Orang yang telah
bersifat Islam, maka ia dinamakan muslim, dan orang yang bersifat Iman, maka ia
dinamai orang mukmin.
Apabila seorang
Islam tetapi tidak Iman, maka ia tidak akan mendapat faedah di akhirat, walapun
dhahirnya Islam. Begitu juga sebaliknya, jika seorang ber-iman tetapi tidak
Islam, maka ia tidak selamat dari siksa neraka.
Antara iman,
islam dan ihsan di samping saling berhubungan, juga terdapat perbedaan yang
merupakan ciri di antara ketiganya. Iman lebih menekankan pada segi keyakinan
di dalam hati. Islam adalah sikap aktif untuk berbuat/beramal. Ihsan merupakan
perwujudan dari iman dan islam, yang sekaligus merupakan cerminan dari kadar
iman dan islam itu sendiri.
Maka agama yang
diajarkan jibril adalah Islam, agama juga disebut Iman jika yang diamati adalah
aspek batinnya. Kemudian agama baru disebut Ihsan jika aspek batin (iman) dan
lahirnya (amal saleh) telah di penuhi secara utuh dan sempurna.
Resty Dwi
Pratiwi (1910111028)
S1 Manajemen
(Kelas A)
POKOK-POKOK AJARAN ISLAM
Pokok-pokok ajaran
Islam terdiri dari
tiga macam, diantaranya sebagai berikut:
A. Akidah
Dalam Islam,
akidah ialah iman
atau kepercayaan. Sumbernya yang asasi
ialah alquran. Iman
ialah segi teoritis
yang dituntut pertama-tama dan
terdahulu dari segala
sesuatu untuk dipercaya dengan suatu
keimanan yang tidak
boleh dicampuri oleh
keragu-raguan.1 Tegaknya aktivitas
keislaman dalam hidup
dan kehidupan seseorang itulah
yang dapat menerangkan
bahwa orang itu
memiliki akidah atau menunjukkan
kualitas iman yang
ia miliki. Karena
iman itu bersegi teoritis dan ideal yang hanya dapat diketahui dengan
bukti lahiriah dalam hidup dan kehidupan sehari-hari.Manusia hidup atas dasar
kepercayaannya. Tinggi rendahnya nilai kepercayaan memberikan
corak kepada kehidupan.
Atau dengan kata lain,
tinggi rendahnya nilai
kehidupan manusia tergantung
kepada kepercayaan yang dimilikinya. Sebab itulah kehidupan pertama
dalam Islam dimulai dengan iman.
Menurut sistematika
Hasan Al-Banna ruang lingkup akidah islam meliputi :
1) Ilahiyat,
yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan tuhan (Allah),
sepertisifat Allah, wujud Allah, dll.
2) Nubuwwat,
yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul,
pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah.
3) Ruhaniyat,
yaitu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik, seperti
jin, iblis, setan, roh, dll.
4) Sam’iyyat,
yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam’i,
yakni dalil naqli berupa Al-Qur’an dan As-Sunnah seperti alam barzah, akhirat,
azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga-neraka.
Tidak hanya diatas namun pembahasan akidah juga
dapat mengikuti Arkanul Iman.
Adapun
penjelasan ruang lingkup pembahasan akidah yang termasuk Rukun
Iman yaitu :
1.
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah yaitu percaya dengan sepenuh hati akan kebesaran yang
dimiliki Allah, mengikuti petunjuk Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an,
mengerjakan apa yang telah diperintahkan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan
hadits. Dampak positif sekalipun manfaat iman kepada Allah yaitu mendorong
seseorang untuk bertakwa kepada Allah dengan menyadari adanya Allah bawasannya
Allah selalu mengawasi segala perbuatan kita, menimbulkan kekuatan batin,
ketabahan, keberanian, serta saling menghargai sesama manusia,
mendatangkan rasa tentram, aman, dan damai.
2.
Iman kepada Malaikat
Malaikat mempunyai kekuatan yang luar biasa dengan ijin Allah, malaikat
senantiasa bertasbih, bertunduk, serta patuh terhadap Allah. Tugas-tugas
malaikat yaitu: Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu, Malaikat
Mikail bertugas memberi rejeki kepada makhluk Allah, Malaikat Israfil bertugas
meniup sangkakala, Malaikat Izra’il bertugas mencabut nyawa, Malaikat Ridlwan
bertugas menjaga surga, Malaikat Malik bertugas menjaga neraka, Malaikat Raqib
dan Atid bertugas mencatat amal perbuatan manusia, Malaikat Munkar dan Nakir
bertugas menanyai manusia didalam alam kubur. Manfaat iman kepada malaikat
yaitu dapat mendorong seseorang untuk selalu bersikap baik, berhati-hati dalam
berperilaku, menjadi seseorang merasa nyaman dan tentram dalam menjalankan
hidupnya.
3.
Iman kepada Kitab – Kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati
bahwa Allah telah menurunkan beberapa kitabnya kepada rasulnya yang berisi
tentang aturan-aturan Allah. Manfaat beriman kepada kitab-kitab Allah
yaitu mendidik umat islam untuk bersikap toleran terhadap pemeluk agama lain,
memberikan keyakinan kepada umat islam bahwa Al-Qur’an merupakan kitab penerus
dan pelengkap terhadap semua kitab sebelumnya.
4.
Iman kepada Rosul
Iman kepada para Nabi dan Rasul berarti percaya
bahwa Allah telah memilih untuk bertugas menyampaikan segala wahyu yang
diterima dari Allah kepada umat manusia. Sifat-sifat para Nabi yaitu Shiddiq
artinya benar dan jujur dalam berkata, Amanah artinya terpercaya , Tabligh
artinya menyampaikan segala wahyu/amanat Allah, Fathanah artinya cerdas ,
pandai, dan bijaksana. Manfaat iman kepada para Nabi dan para Rasul yaitu
menjadikan seseorang muslim untuk bersikap toleran terhadap pemeluk agama lain,
memberi keyakinan kepada orang muslim bahwa semua Nabi dan Rasul mempunyai misi
suci yang sama.
5.
Iman kepada Hari Kiamat / Hari Akhir
Iman kepada hari kiamat
atau hari akhir berarti percaya semua akan mati yang kemudian akan dibangkitkan
kembali. Kiamat dibagi menjadi dua yaitu kiamat sugra yang artinya kiamat kecil
seperti bencana, dan kiamat kubra artinya kiamat besar yaitu lenyapnya
seluruh alam semesta. Tanda-tanda kecil hari kiamat yaitu banyaknya jumlah
wanita dibanding laki-laki, penghianatan dianggap berjasa atau pahlawan,
manusia berlomba membangun gedung-gedung tinggi dengan maksud riya’, perhiasan
masjid berlebihan, penyalah gunaan jabatan , perzinaan dan minuman keras
merajalela. Tanda-tanda besar hari kiamat diantaranya yaitu keluarnya dajjal,
nabi Isa turun ke bumi untuk mengoreksi kesalahan doktrin agama Kristen,
binatang yang misterius sekali keluar dari bumi, matahari terbit dari arah
barat, kitab suci Al-Qur’an lenyap dari muka bumi. Hikmah iman
pada hari akhir yaitu berperilaku baik,menjaga diri dan senantiasa taat kepada
Allah.
6.
Iman Kepada Qadar atau Takdir
Beriman pada qadar atau
takdir berarti percaya bahwa Allah itulah yang menjadikan makhluknya dengan
kodrat (kekuasaan), iradat (kehendak), dan hikmahnya (kebijaksanaan), dan juga
percaya bahwa Allah mempunyai beberapa sunnah/hukum dalam menciptakan makhluknya.
Iman kepada qadla’ dan qadar tidak berarti membuat manusia untuk pasif atau
menyerah terhadap keadaan yang dihadapinya tanpa adanya usaha ,tanpa adanya
untuk mengubah nasibnya menjadi yang lebih baik lagi sesuai dengan apa yang
kita inginkan. Karena dalam salah satu firman Allah telah ditegaskan bahwa
Allah tidak akan merubah nasib suatu bangsa hingga bangsa itu sendiri mau
mengubah nasibnya. Manfaat iman kepada qadla’ dan qadar yaitu dapat mendorong
seseorang untuk bersikap berani dalam menegakkan keadilan dan kebenaran, dan
dapat menimbulkan ketenangan jiwa dan pikiran pada diri seseorang.
Contoh
dalam kehidupan sehari – hari diantaranya sebagai berikut;
1. Percaya
bahwa Allah SWT ada
2. Mempercayai
bahwa hari kiamat ada
3. Taat
dan patuh kepada perintah Allah
4. Menjauhi
segala perilaku syirik
5. Menjauhi
segala sesuatu yang Allah larang
6. Meyakini
adanya rosul dan nabi yang allah utus
7. Meyakini
adanya malaikat
8. Berserah
diri kepada Allah
9. Melakukan
segala ibadah hanya untuk Allah
10. Mempercayai
sifat – sifat Allah
B.Syari’ah
Syari’ahSyara’a-Yasyra’u–Syar’an artinya
membuat undang-undang,
menerangkan rute perjalanan,
adat kebiasaan, jalan
raya. Syara’a–Yasyra’u–Syuruu’an
artinya masuk ke
dalam air memulai
pekerjaan, jalan ke
air, layar kapal, dan tali panah (Mahmud Yunus, 1989:195).Syari’ah juga
berarti jalan lurus,
jalan yang lempang,
tidak berkelok-kelok, jalan raya.
Penggunaan kata syari’ah bermakna
peraturan, adat kebiasaan, undang
undang, dan hukum (Ahmad Wason Munawwir, 1984:762).Syari’ah menurut
asal katanya berarti
jalan menuju mata
air, syariat Islam berarti
jalan yang harus
ditempuh seorang muslim. Sedangkan menurut istilah, syari’ah
berarti aturan atau undang-undang yang
diturunkan Allah untuk
mengatur hubungan manusia
dengan alam semesta atau
dengan pengertian lain, syari’ah adalah
suatu tatacara pengaturan tentang
perilaku hidup manusia
untuk mencapai keridhaan Allah
Swt. Sesuai dengan pengertian
di atas, maka syari’ah
mencakup seluruh aspek kehidupan
manusia sebagai individu,
masyarakat, dan sebagai subyek
alam semesta Aturan aturan tersebut mencangkup hubungan antara manusia dengan
manusia ( hablum minanNas) dan hubungan antara manusia dengan penciptanya (
hablum minaAllah).
Ruang Lingkup Syariah
Pada garis besarnya ruang Syari’ah
lingkup terbagi dua bagian besar:
1) Realisasi
dari pada keyakinan akan kebenaran ajaran agama islam kedalam kehidupan di
dunia ini disebut ibadah. Ibadah dalam arti khas (Qa’idah ‘Ubudiyah), yaitu
tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan ritual langsung antara hamba dengan
Tuhannya, yang cara , acara, tata-cara dan upacaranya telah ditentukan secara
terperinci dalam al-Quran dan sunnah rasul. Pembahasan mengenai ‘Ibadah dalam
arti khusus ini biasanya berkisar sekitar: thaharah, shalat, zakat, shaum,
haji.
2) Mu’amalah
dalam arti luas, tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesama
manusia dan hubungan manusia dengan benda. Mu’amalah dalam arti luas ini pada
garis besarnya terdiri atas dua bagian besar: Al-Qanunu ‘l-Khas(khusus) hukum
perdata (Mu’amalah dalam arti agak luas), yang meliputi: Mu’amalah dalam arti
sempit yaitu hukum niaga: Munakahah ( hukum nikah ) waratsah (
hukum waris) dsb. Al-Qanunu ‘l-‘Am (umum) hukum publik yang meliputi: Jinayah
(hukum pidana) Khilafah, yaitu hukum kenegaraan; Jihad, yaitu hukum
perang dan damai. Dengan demikian Syari’ah memberikan kaidah kaidah umum
(universal) dan kaedah-kaedah terperinci dan sangat pokok (fundamental).
1. Tatacara
beribadah kepada Allah seperti, Zakat, Puasa, Solat, Syahadat
2. Mengatur
tetntang tata cara jual beli yang halal
3. Mengatur
tentang pembagian hak waris
4. Mengatur
tentang pernikahan, perceraian.
5. Mengatur
tentang hukum perzinahan, pembunuhan.
6. Toleransi
antar umat beragama
7. Menciptakan
keadilan dan kenyamanan dalam lingkungan sekitar
8. Tolong
menolong kepada sesame manusia
9. Menjaga
lingkungan sekitar
10. Memper
erat tali persaudaraan
11. Taat
kepada Allah
c. Akhlak
Akhlak
adalah kondisi mental,
hati, batin seseorang
yang mempengaruhi perbuatan dan perilaku lahiriyah. Apabila kondisi
batin seseorang baik dan
teraktualisasikan dalam ucapan,
perbuatan, dan perilaku yang
baik dengan mudah,
maka hal ini
disebut dengan akhlakul karimah
atau akhlak yang
terpuji (mahmudah). Jika
kondisi batin itu jelek yang teraktualisasikan dalam perkataan,
perbuatan, dan tingkah laku yang
jelek pula, maka
dinamakan akhlak yang
tercela (akhlak madzmumah).16Jadi
orang yang tidak
berakhlakul karimah adalah
laksana jasmani tanpa rohani
atau sama dengan
orang yang sudah
mati atau disebut dengan
mayat yang berasal
dari kata maitatun yang
artinya bangkai, sedangkan bangkai lambat laun akan menimbulkan
penyakit. Demikian dengan orang
yang tidak berakhlakul
karimah, lambat laun akan merusak dirinya dan merusak
lingkungan. Sehingga Nabi diutus
oleh Allah semata-mata untuk menyempurnakan akhlak,
(HR. Bukhari). Dalam
pandangan Islam, akhlak merupakan
cermin dari pada jiwa seseorang, karena itu akhlak yang baik
merupakan dorongan dari
keimanan seseorang. Sebab keimanan harus ditampilkan dalam
perilaku nyata sehari-hari.
Ruang Lingkup Akhlak
1) Akhlak pribadi
Yang paling dekat
dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya seseorang itu
menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya
dengan insyaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal
kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri
dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah
mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai
kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai perbuatan.
2) Akhlak
berkeluarga
Akhlak ini meliputi
kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban orang
tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan
pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran-ajaran yang bijak,
setiap agama telah memerintahkan kepada setiap orang yang
mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama
bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut
dan perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar,
terdidik untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka
mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan.
Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka
lebih berhak dari segala manusia lainya untuk engkau cintai, taati
dan hormati. Karena keduanya memelihara, mengasuh, dan mendidik,
menyekolahkan engkau, mencintai dengan ikhlas agar engkau menjadi seseorang
yang baik, berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat. Dan coba
ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan permpuan adalah putera ayah dan ibumu
yang juga cinta kepada engkau, menolong bapak dan mamakmu dalam mendidikmu,
mereka gembira bilamana engkau gembira dan membelamu bilamana
perlu. Pamanmu, bibimu dan anak-anaknya mereka sayang kepadamu
dan ingin agar engkau selamat dan berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan
ibumu dan menolong keduanya disetiap keperluan.
3) Akhlak
bermasyarakat
Tetanggamu ikut
bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika orang tuamu susah,
mereka menolong, dan bersama-sama mencari kemanfaatan dan menolak kemudhorotan,
orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka wajib atasmu
mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga.
Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan social kemasyarakatan,
kesusilaan/moral timbul di dalam masyarakat. Kesusilaan/moral selalu
tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Sejak
dahulu manusia tidak dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah satu sama lain,
tetapi berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling
mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut masyarakat. Kehidupan dan
perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika
tiap-tiap individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti
aturan-aturan yang sesuai dengan norma- norma kesusilaan yang berlaku.
4) Akhlak bernegara
Mereka yang
sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang sama
denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup
bersama mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama. Dan ketahuilah
bahwa engkau adalah salah seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam
bersama mereka.
5) Akhlak beragama
Akhlak ini merupakan
akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena itulah ruang lingkup
akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal
dengan Tuhan, maupun secara horizontal dengan sesama makhluk Tuhan.
1. Menghormati
orang tua
2. Berprilaku
jujur, sopan dan santun
3. Menjauhi
perilaku tercela
4. Menanamkan
sifat positif dalam diri
5. beriman danber taqwa kepada Allah
Comments
Post a Comment