Bagaimana pandangan anda kasus Enzo Zeinz Allie atau Bagaimana pandangan anda terhadap perbedaan dalam beragama
BAGAIMANA PANDANGAN ANDA
TERHADAP PERBEDAAN DALAM BERAGAMA ?
Kita hidup dalam negara yang penduduknya heterogen.
artinya memiliki bermacam-macam agama, suku, adat, ras, dan keyakinan. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan kita
akan menjalin hubungan dengan seseorang ataupun kelompok yang berbeda dengan keyakinan
kita. Sehingga sudah sepatutnya kita menyadari pentingnya bersikap toleransi antar agama.Toleransi adalah sebuah bentuk sikap
dari adanya persinggungan hak-hak individu dalam masyarakat atau hak-hak
masyarakat dalam negara. Istilah toleransi sendiri ini janganlah didramatisir,
dibuat konsep sedemikian rupa lalu mencampur-aduknya. Jadi sudah ada petunjuk
jelas di dalam agama, mana yang boleh, dan mana yang tidak boleh.
Akhir-akhir ini memang banyak orang
memberikan makna toleransi sengaja agar masyarakat tidak paham. Ada orang yang
sengaja mendistorsi makna toleransi dengan tujuan tertentu sehingga membuat
makna toleransi menjadi rancu.
Toleransi bukanlah menyamaratakan
seluruh agama-agama yang ada, melainkan kita menghormati keyakinan orang lain.
Meskipun kita sudah mengetahui agama yang kita yakini adalah yang benar,
setidaknya biarlah mereka tetap pada keyakinannya masing-masing.
Agama Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin yang
sangat mengajurkan agar umatnya hidup memiliki rasa toleransi baik sesama
muslim maupun terhadap agama lainnya, agar tercipta kehidupan yang damai, rukun
dan tentram. Islam sangat mengajarkan agar umatnya hidup saling memenuhi atau
memperhatikan hak-hak orang lain.
Contohnya ketika kita bertetangga
dengan non Muslim, kemudian dia sakit, kita dianjurkan membesuk dan membawa
makanan untuknya. Atau Ketika kita menemui orang yang sedang kecelakaan,
haruslah kita menolongnya. Secara kemanusiaan, umat Islam wajib memberikan
pertolongan kepada siapa pun yang membutuhkan, tidak perlu menanyakan terlebih
dahulu agamanya apa.
Namun saat ini masih banyak
masyarakat yang intoleran. Hal ini disebabkan kurang pahamnya terhadap agama
yang diyakini, dan mudah terpengaruh atau terhasut omongan orang-orang yang
ingin memecah-belahkan kedamaian antar agama. Sering kita lihat Islam dijadikan
kambing hitam dalam suatu kasus. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa
hal:
·
Pertama, seseorang memiliki agama, tetapi tidak mau
mempelajari agamanya dengan baik.
·
faktor yang kedua terlalu fanatik dalam mempelajari suatu
ajaran, dan menganggap bahwa ajaran yang diyakini paling benar.
·
Yang terakhir mengerjakan sesuatu tanpa dicari kebenarannya,
hanya mengikuti dan mempercayai apa yang dikatakan oleh pemuka agama atau
orangtua mereka, tanpa mencari dasar-dasar kebenarannya.
Hal tersebutlah yang membuat
kita sebagai umat beragama terlihat tidak toleran. Sebagai umat Islam,
sepatutnyalah kita mengetahui batasan-batasan toleran yang sesuai dengan ajaran
Islam. Agar tetap terjalin hubungan yang damai dengan penganut agama lain.
Namun disatu sisi keimanan kita terhadap agama Islam jangan sampai menipis.
MENURUT ANDA,
APAKAH PEMERINTAHAN MADANI DAPAT DIWUJUDKAN DI INDONESIA ?
Masyarakat Indonesia saat
ini bisa dikatakan telah memiliki kemampuan dalam berkreatifitas dan
berinovasi, mengingat telah diterapkannya nilai-nilai demokrasi pasca runtuhnya
rezim orde baru. Selain itu, masyarakat Indonesia dewasa ini juga memiliki
berbagai macam perspektif dalam
menyikapi permasalahan negara.
Hanya saja, masyarakat Indonesia saat ini cenderung lebih mementingkan kepentingan individunya, ketidakmampuan
masyarakat kita dalam menyeleksi masuknya budaya asing juga menjadi salah satu
penghambat negara kita untuk dapat mengaplikasikan model masyarakat madani.
Dewasa ini, sangat sulit menemui suatu daerah yang
seratus persen masyarakatnya terpenuhi kebutuhan dasarnya. Masih banyaknya
fenomena kaum miskin, tunagrahita, dan kriminalisasi, sedikit-banyak
menunjukkan bahwa negara kita masih belum cukup mampu untuk memenuhi kebutuhan
dasar masyarakatnya. Disamping itu kesulitan negara dalam menyelenggarakan pemerintahan yang memungkinkan lembaga-lembaga
ekonomi, hukum, dan sosial berjalan
secara produktif, bersih, dan berkeadilan sosial juga menjadi sebuah pernyataan
bahwa model masyarakat madani belum relevan untuk diaplikasikan di Indonesia.
Wacana mewujudkan masyarakat ideal, seperti halnya masyarakat madinah yang
hidup pada masa Rasulullah SAW, hanyalah sebuah realitas imajinatif. Yaitu
sebuah realitas yang hanya ada dalam bayangan atau angan-angan. Masih banyak
hal yang perlu dibenahi dan diperbaiki oleh negara kita dan juga masyarakatnya.
Dengan demikian, terwujudnya model masyarakat madani di Indonesia, juga menjadi
tanggung jawab kita sebagai seorang warga negara.
Tentang masyarakat madani
di indonesia, masih merupakan lembaga-lembaga yang dihasilkan oleh sistem
politik represif. Ciri kritisnya lebih menonjol dari pada ciri konstruktifnya.
Mereka, menurutnya, lebih banyak melakukan protes dari pada mengajukan solusi,
lebih banyak menuntut daripada memberikan sumbangan terhadap yang lumayan berat
karena dari sudut pandang luarpun
telah terlihat banyaknya
kesetimpangan sosial, politik yang belum stabil dan sumber daya manusia yang
belum semuannya dapat diajak berkompromi.
Kendala terwujudnya
masyarakat madani di Indonesia dalam bidang politik. Misalnya adalah pada
luasnya ruang lingkup pembangunan daerah terutama dalam rangka pelaksanaan
otonomi daerah dewasa ini, belum didukung secara maksimal oleh kesiapan dan
kemampuan sumber daya manusia dan aparatur pemerintah di daerah yang memadai,
serta belum sempurnanya perangkat peraturan bagi pengelolaan sumberdaya alam di
daerah.
Selain itu juga pada,
pelaksanaan politik luar negeri yang cenderung lemah, antara lain karena
tingginya tingkat ketergantungan pada utang luar negeri yang mengakibatkan
turunnya posisi tawar Indonesia dalam percaturan politik dan hubungan internasional.
Menurut saya , marilah kita semua warga Negara Indonesia
ikut berperan aktif dalam penerapan
masyarakat madani di negeri kita ini. Karena kita memiliki komposisi masyarakat
yang plural dari sisi etnis, bahasa, budaya, agama dan sosial.
BAGAIMANA PANDANGAN ANDA
TERKAIT POKOK PERSOALAN DALAM KASUS ENZO ZENZ ALLIE ?
Menurut saya, pokok persoalan dalam kasus ini hanyalah
terkait kurang telitinya pihak yang bersangkutan mencari informasi tentang Enzo
sebelum akhirnya tersebar diberbagai media.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan
bahwa pemuda blasteran Prancis bernama Enzo Zenz Ellie, yang masuk akademi
militer (Akmil) adalah Warga Negara Indonesia. Dia menegaskan, WNI adalah
syarat mutlak jika ingin menjadi taruna Akmil.
Menurut
dia, Enzo pernah mengenyam pendidikan di Prancis hingga Sekolah Dasar. Namun,
setelah sang ayah meninggal, Enzo lalu tinggal bersama ibunya di Jakarta. "Ibunya Jakarta, sama ibunya dimasukkan ke
Ponpes, dia sekolah SMP hingga SMA," kata Hadi.
Hadi
mengatakan, Enzo lolos masuk Akmil lantaran telah memenuhi syarat baik secara
fisik ataupun psikologis. Dia juga melihat cukup potensial menjadi taruna
Akmil.
Mendengar
isu soal Enzo yang terpapar radikalisme, pihak TNI pun menanggapi. Kepala Pusat
Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Sisriadi menyampaikan, pihaknya sudah sangat
selektif dalam menyaring para taruna Akmil.
"Tidak
(radikal). Kita kan ada sistem seleksi yang berbeda dengan seleksi orang mau
kerja shift siang, shift malam. Ini untuk megang senjata dia. Jadi sudah
selektif," tutur Sisriadi.
Menurutnya,
TNI memiliki sistem seleksi mental ideologi. Mulai dari tes tertulis,
wawancara, hingga penelusuran media sosial milik calon taruna akmil.
"Jadi
itu sudah kita lakukan semua. Kalau masalah terpapar itu banyak orang terpapar.
Mungkin mereka memberikan pendapat-pendapat tentang apa gitu," jelas dia.
Bagaimana
pandangan anda terhadap perbedaan dalam beragama?
Perbedaan dalam beragama merupakan
keniscayaan yang dikehendaki oleh Allah Swt di muka bumi ini. Kitab suci
Alquran pun mengakui perbedaan dan menganjurkan manusia
menyikapinya dengan bijak. Dalam sejarahnya agama Islam sarat dengan
warna-warni perbedaan. Islam mengajarkan umatnya agar semua perbedaan yang ada
disikapi secara damai, bukan secara konfliktual, yakni dengan membangun
kehidupan berlandaskan semangat kebersamaan dan saling
menghormati antarsesama.
Kita juga hidup dalam negara yang
penduduknya heterogen. yang memiliki bermacam-macam agama, suku, adat, ras,
dan keyakinan. Oleh karena itu, tidak menutup
kemungkinan kita akan menjalin hubungan dengan seseorang ataupun kelompok yang
berbeda dengan keyakinan kita.
Dalam beragama, jika seseorang
memaksakan tidak boleh, maka apalagi juga mengganggu, tentu tidak dibenarkan.
Disepersilahkan seseorang memilih agama dan kepercayaannya masing-masing.
Manakala sikap dan pandangan itu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
oleh pemeluk agama, maka sebenarnya tidak akan terjadi masalah. Mereka yang
beragama Islam beribadah ke masjid, mereka yang kristen ke gereja, dan demikian
pula lainnya.
Agama juga menganjurkan agar umatnya
menjadi yang terbaik, yaitu saling mengenal, memahami, menghargai, mengasihi,
dan bahkan juga saling bertolong menolong di dalam kebaikan. Umpama semua umat
beragama, apapun agamanya, mampu menunjukkan perilaku terbaik sebagaimana
perintah ajaran agamanya, maka sebenarnya tidak akan terjadi persoalan terkait
agama orang lain dalam menjalani hidup sehari-hari. Sudah sepatutnya kita
menyadari pentingnya bersikap toleransi antar
agama.
Terkadang perbedaan dalam beragama
membuat kita lupa memanusiakan manusia. Perbedaan tersebut membuat kita saling
membenci satu sama lain, tidak menghormati karna mereka tidak seagama dengan
kita. Hal tersebut membuat yang minoritas merasa terancam dan kadang sulit
untuk beribadah. Oleh sebab itu karna diperlukan adanya toleransi dalam
beragama.
Toleransi adalah sebuah
bentuk sikap dari adanya persinggungan hak-hak individu dalam masyarakat atau
hak-hak masyarakat dalam negara. Istilah toleransi sendiri ini janganlah
didramatisir, dibuat konsep sedemikian rupa lalu mencampur-aduknya. Jadi sudah
ada petunjuk jelas di dalam agama, mana yang boleh, dan mana yang tidak boleh
Toleransi bukanlah
menyamaratakan seluruh agama-agama yang ada, melainkan kita menghormati
keyakinan orang lain. Meskipun kita sudah mengetahui agama yang kita yakini
adalah yang benar, setidaknya biarlah mereka tetap pada keyakinannya
masing-masing.
Toleransi baru menjadi terasa tidak terpelihara oleh karena
di antara mereka yang berbeda merasakan ada sesuatu yang mengganggu. Bisa jadi,
gangguan itu sebenarnya bukan bersumber dari agamanya, tetapi berasal dari
aspek lain, misalnya dari ekonomi, sosial, hukum, keamanan, dan semacamnya.
Melihat orang atau sekelompok orang terlalu memonopoli kegiatan ekonomi
sehingga merugikan atau mengganggu orang atau kelompok lain, maka muncul rasa
kecewa dan atau sakit hati. Demikian pula jika terdapat sekelompok orang tidak
mempedulikan dan bahkan berperilaku merendahkan, maka orang lain dimasud merasa
terganggu.
Hal demikian tersebut kemudian menjadikan pihak lain merasa
dirugikan., direndahkan, atau dikalahkan. Padahal sekalipun mereka memeluk
agama berbeda, tetapi jika mereka masih sanggup menjaga hubungan baik,
berperilaku adil, jujur, menghormati pihak lain, maka tidak akan terjadi atau
menimbulkan persoalan dalam kehidupan bersama. Semua orang akan merasa senang
ketika diperlakukan dengan cara baik, darimana pun datangnya kebaikan itu.
Orang yang berperilaku baik akan diterima oleh siapapun.
Menurut saya , dalam
mengatasi perbedaan dalam beragama ialah seperti mencari titik persamaan,
toleransi, dan dialog, niscaya perbedaan yang ada di tengah-tengah kita dapat
disikapi dengan lebih bijak dan lebih baik. Tidak perlu timbul konflik hanya
karena berbeda, karena berbeda itu merupakan sunnatullah. Kita tidak perlu
risau dengan banyaknya perbedaan baik dalam kehidupan beragama, bermasyarakat,
maupun bernegara. Perbedaan adalah tanda kekuasaan Allah swt. Oleh karenanya,
tidak perlu kita saling membenci dan bertikai karena perbedaan.
Menurut
anda, apakah pemerintahan masyarakat madani dapat diwujudkan di Indonesia?
Sebelum
pendapat saya apakah pemerintahan masyarakat madani dapat diwujdkan di
Indonesia, saya akan menjelaskan apa itu masyarakat madani. Masyarakat Madani
adalah tatanan masyarakat sipil yang mandiri dan demokratis, masyarakat madani
lahir dari proses penyemaian demokrasi.
Konsep
“Masyarakat Madani” merupakan penerjemah atau pengislaman konsep “Civil
Society”. Orang yang pertama kali mengungkapkan istilah ini adalah Anwar
Ibrahim dan dikembangkan di Indonesia oleh Nurcholish Madjid. Pemaknaan civil
society sebagai masyarakat madani merujuk pada konsep dan bentuk masyarakat
Madinah yang di bangun Nabi Muhammad.
Masyarakat
manadi juga memiliki ciri – ciri yaitu menjunjung tinggi nilai, memiliki
peradaban yang tinggi, mengedepankan kesederajatan dan transparansi, ruang
public yang bebas, supremasi hukum, keadilan social, dan berparisipasi social.
Dilihat dari ciri – ciri masyarakat madani, bahwa di Indonesia seharusnya sudah
bisa menanamkan konsep masyarakat madani, karena ciri – ciri masyarakat madani
sama seperti konsep demokrasi yang ada di Indonesia saat ini.
Gerakan membangun masyarakat madani
Indonesia adalah sebuah pilihan tepat untuk menjadikan bangsa dan negara ini
benar-benar segera meraih cita-citanya. Konsep 'Masyarakat Madani Indonesia'
ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Bangsa Indonesia telah memiliki dan
melaksanakan konsep itu. Konsep tersebut merupakan buah pemikiran para pendiri
bangsa yang terdiri atas para tokoh dari berbagai kalangan yang cukup
representatif mewakili semua elemen bangsa.
Konsep keberhasilan pembangunan
masyarakat Madinah masih bisa dipelajari hingga detail-detailnya. Berbagai dokumen
yang menunjukkan tentang bagaimana konsep dan cara mengimplementasikannya masih
cukup tersedia. Keunggulan bangsa Arab dalam menghafal dan menyimpan informasi
dari generasi ke generasi merupakan kekuatan dan keuntungan tersendiri hingga
jejak-jejak sejarah itu tidak hilang.
Bangsa Indonesia sudah lama ingin maju,
berkembang, unggul, dan jaya sebagaimana bangsa-bangsa besar lainnya di dunia.
Cita-cita itu sebenarnya tidak saja masih berada di angan-angan, melainkan
sudah dituangkan di dalam dokumen resmi. Pancasila, UUD 1945, dan banyak
dukumen lainnya telah merumuskan dengan baik cita-cita tersebut. Menurut
dokumen itu, bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang ber-Ketuhanan
Yang Maha Esa, berperikemanusaiaan yang adil dan beradab, bersatu, dan
membangun kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan perwakilan
serta menginginkan agar terbangun suasana keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Cita-cita bangsa Indonesia yang sudah
sedemikian jelas, indah dan begitu pula partisipasi masyarakat yang sedemikian
tinggi, namun ternyata belum menjamin rakyat segera menjadi makmur dan
sejahtera. Secara politik,kepemimpinan telah dipilih lewat cara-cara
demokratis, birokrasi telah disusun secara profesional, upaya-upaya penegakan
hukum dan pemberantasan korupsi telah dilakukan secara maksimal, tetapi
ternyata rakyat yang miskin masih banyak jumlahnya, lapangan pekerjaan masih
terbatas, kesenjangan sosial masih lebar, dan pengangguran masih banyak
jumlahnya. Gambaran lain yang memprihatinkan adalah besarnya jumlah migrasi
berpendidikan rendah tanpa ketrampilan ke luar negeri. Mereka ituhanya sekedar
mendapatkan upah yang cukup untuk menyambung hidup.
Untuk mewujudkan cita-cita bangsa ini
yang masih sangat perlu dibenahi, sekali lagi, adalah pada tataran
implementasi. Sebagai bangsa yang religius, semestinya sangat tepat manakala
masyarakatnya didekatkan kepada kitab suci agama masing-masing, tempat ibadah
yang bersangkutan, dan juga tokoh ideal yang menjadi panutannya. Kelemahan
selama ini, sebagai bangsa yang mengaku religius ternyatamasih menjauh dari
agamanya.Padahal pada masing-masing ajaran agama itu terdapat nilai luhur yang
sangat tepat dijadikan pedoman hidup sepenuhnya.
Menurut
saya, Konsep
masyarakat Madinah yang menghargai ilmu pengetahuan dan teknologi, kejujuran,
keadilan, amanah, kasih sayang, saling menghargai bagi semua, dan pembagian
informasi secara adil, semestinya dijadikan paradigma di dalam membangun bangsa
ini.Untuk mengimplementasikan itu semua, perlu ada kekuatan yang memiliki
legalitas, orang-orang yang berdedikasi dan berintegritas tinggi, memiliki
moral atau akhlak, semangat juang yang tinggi, bekerja untuk semua.
Betapa bobroknya
masyarakat Arab pada zaman Nabi, hingga disebut sebagai masyarakat jahiliyah,
tetapi ternyata konsep atau paradigma madani berhasil membangun tatanan
kehidupan yang ideal. Kuncinya adalah adanya konsep yang dibarengi dengan
implementasi yang tepat.Bangsa Indonesia telah memiliki konsep ideal yang
menyerupai konsep madani.Hal yang tersisa adalah kemampuan dan kemauan
mengimplementasikannya.Oleh karena itu, yang diperlukan adalah sekelompok
pemimpin yang jujur, adil, memiliki keikhlasan, menyandang semangat juang dan
sekaligus kesediaan berkorban, siap menjadi tauladan, amanah, dan memiliki kecerdasan
berbagai aspek------intelektual, spiritual, sosial, dan profesional.
Menurut
saya banyak pihak media yang kurang mencari informasi lebih dalam tentang enzo
sebelum disebarkan di sosial media, seperti yang kita tau social media
merupakan media masa kini yang bisa digunakan oleh siapa saja. Banyak berita
yang menyebarkan hanya sebatas tahu informasi saja tanpa di selidiki lebih
dalam. Dan saat ini juga banyak berita hoax yang tersebar di media social. Jadi
sebelum membaca dan menyebarkan berita di sosial media sebaiknya kita harus
mencari sumber informasi dari berita tersebut secara mendalam.
Enzo adalah seorang blasteran
Indonesia-Perancis yang dinyatakan lulus jadi teruna Akmil. Kepada Hadi, Enzo
bilang ingin jadi prajurit Kopassus.
Panglima
TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan bahwa pemuda blasteran Prancis bernama
Enzo Zenz Ellie, yang masuk akademi militer (Akmil) adalah Warga Negara
Indonesia. Dia menegaskan, WNI adalah syarat mutlak jika ingin menjadi taruna
Akmil.
Hadi
mengatakan, Enzo lolos masuk Akmil lantaran telah memenuhi syarat baik secara
fisik ataupun psikologis. Dia juga melihat cukup potensial menjadi taruna
Akmil.
Menurut
dia, Enzo pernah mengenyam pendidikan di Prancis hingga Sekolah Dasar. Namun,
setelah sang ayah meninggal, Enzo lalu tinggal bersama ibunya di Jakarta. "Ibunya Jakarta, sama ibunya
dimasukkan ke Ponpes, dia sekolah SMP hingga SMA," kata Hadi.
Namun belakangan, Enzo
Zenz Allie dituding berpaham radikal karena dalam media sosialnya ditemukan
sebuah fotonya memegang bendera hitam berlafaz, "Laillahailallah"
yang berkibar.
Enzo pun dituding
terafiliasi dengan gerakan transnasional yang menginginkan berdirinya
kekhilafahan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Karena, HTI kerap menggunakan lafaz
tauhid tersebut dalam setiap kesempatan aksinya.
Mendengar
isu soal Enzo yang terpapar radikalisme, pihak TNI pun menanggapi. Kepala Pusat
Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Sisriadi menyampaikan, pihaknya sudah sangat
selektif dalam menyaring para taruna Akmil.
"Tidak
(radikal). Kita kan ada sistem seleksi yang berbeda dengan seleksi orang mau
kerja shift siang, shift malam. Ini untuk megang senjata dia. Jadi sudah
selektif," tutur Sisriadi.
Menurutnya,
TNI memiliki sistem seleksi mental ideologi. Mulai dari tes tertulis,
wawancara, hingga penelusuran media sosial milik calon taruna akmil.
Kesimpulan
yang bisa kita tarik dari kasus ini adalah, kita harus lebih pintar dalam
membaca, menyebarkan, dan membuat berita di sosial media. Kita pun harus kritis
dan teliti dalam mencari sumber informasi, dan kita tidak boleh asal tuduh
karena perbuatan tersebut adalah perbuatan yang dicela oleh allah SWT.
Comments
Post a Comment