Skip to main content

Pengertian Dan Bentuk Lipatan

Pengertian Dan Bentuk Lipatan Dan Patahan Beserta Jenisnya Lengkap –  Proses pembentukan kembali dari kulit bumi yang berupa gunung dan pegunungan, plato, lembah, serta retakan yang terjadi dikarenakan adanya gerakan lempeng bumi yang dinamakan gejala diastrofisme. Peristiwa-peristiwa akibat tenaga endogen ini menyebabkan permukaan bumi menjadi berbagai bentuk. Dan hasil bentukannya dapat berupa lipatan atau patahan. Pada kesempatan kali ini disini akan membahas tentang lipatan dan patahan secara lengkap oleh karena itu marilah simak ulasan yang ada dibawah berikut ini.
lipatan-dan-patahan

Bagian-Bagian Lipatan

Bentuk muka bumi berupa lipatan yang terjadi karena adanya suatu tekanan-tekanan mendatar terhadap lapisan sedimen. Lipatan memiliki dua bagian, yaitu sebagai berikut ini :
1. Antiklinal
Antiklinal adalah bagian dari lipatan yang memiliki posisi lebih tinggi dari bagian lipatan lainnya. Lipatan antiklinal akan membentuk bumi menjadi cembung,Contohnya pada pegunungan atau perbukitan.

2. Sinklinal
Sinklinal adalah  bagian lipatan yang memiliki bagian yang lebih rendah dari bagian lipatan lainnya. Lipatan sinklinal akan membentuk suatu permukaan bumi menjadi cekung, Contohnya : pada lembah.

Sebuah formasi lipatan yang kompleks dapat terjadi bila ada gabungan lipatan sinklinal dan antiklinal. Puncak lipatan ini biasanya disebut dengan antiklinorium, sedangkan pada cekungan lipatan biasa disebut dengan sinklinorium. Bentuk-bentuk lipatan ada beberapa macam dan di antaranya yakni  lipatan tegak, miring, menggantung, isoklinal, dan rebah.
Puncak dari lipatan bisa berbentuk memanjang, sehingga membentuk suatu rangkaian pegunungan hingga ribuan kilometer. Rangkaian pada pegunungan ini di namakan sirkum. Di permukaan bumi ada 2 (dua) rangkaian sirkum pegunungan lipatan, yakni sebagai beerikut ini :
  • Sirkum Pegunungan Mediterania
    Sirkum Mediterania memanjang dari wilayah Pegunungan Atlas di Maroko Afrika Utara, ke Pegunungan Alpen di Swiss, Pegunungan Kaukasus di Asia Tengah, hingga sampai dengan Pegunungan Himalaya dan menurun di Teluk Benggala, India. Pegunungan ini naik dan muncul kembali di pegunungan sekitar Andaman, hingga sampai ke beberapa pegunungan di wilayah Indonesia, yakni pegunungan Bukit Barisan di Sumatera, Jawa, Bali, Kepulauan Nusa Tenggara, dan berakhir di kepulauan sekitar Laut Banda (Pulau Buru). Coba amatilah pada peta dunia, dan temukan daerah yang disebutkan di atas selanjutnya tariklah garis untuk mendapatkan polanya.
  • 2. Sirkum Pegunungan Pasifik
    Sirkum Pasifik memanjang dan melintasi sepanjang wilayah di Samudra Pasifik mulai dari pegunungan di Selandia Baru, wilayah pegunungan di kepulauan sekitar Sulawesi, Papua, Halmahera, ke Pegunungan di Filipina, Jepang hingga ke Pegunungan Sierra Nevada, Pegunungan Rocky di Amerika Serikat, berakhir di Pegunungan Andes di Amerika Selatan.

Bentuk-Bentuk Patahan

Bentuk patahan sendiri dikarenakan karena adanya perubahan posisi kulit bumi akibat suatu tekanan tenaga endogen. Patahan ini umumnya terjadi pada bagian kulit bumi yang berbentuk batuan. Dan bidang tempat terjadinya patahan dapat bergeser dari tempatnya semula. Pergeseran tersebut dinamakan sesar.
Dan berdasarkan arahnya, patahan bisa di bedakan menjadi 2 (dua) macam, yakni patahan vertikal dan patahan horizontal.
1. Patahan Vertikal
Bila bagian-bagian sesarnya bergerak ke atas ataupun ke bawah di namakan dengan patahan vertikal. Jika bagian sesarnya tampak bergerak ke atas, maka di namakan dengan sesar naik, dan Bila bagian sesarnya tampak seperti turun, maka dinamakan dengan sesar turun.

Bagian patahan yang rendah atau turun ini disebut dengan graben. Bagian ini akan membentuk suatu lembah dari patahan. Sedangkan, pada bagian yang lebih tinggi atau naik dinamakan horst. Bagian ini adalah puncak patahan.
2. Patahan Horizontal
Patahan horizontal merupakan suatu patahan yang sesarnya bergerak mendatar. Posisi pergeseran sesar mendatar, sehingga tidak membentuk suatu cekungan ataupun puncak dari posisi sebelumnya. Dan biasanya pada patahan jenis ini, bagian kulit bumi yang patah hanya akan tampak seperti garis atau belah saja.






Comments

Popular posts from this blog

MENGANALISIS KARYA SENI RUPA 2 DIMENSI

MENGANALISIS KARYA SENI RUPA 2 DIMENSI BARONG & LEAK ·       Karya : Afandi (1980) ·       Fungsi  : sebagai hiasan dalam ruangan dan merupakan  bagian seni kebudayaan dari Masyarakat Bali, dimana Barong dan Leak adalah filosofi bagaimana bertolak belakangnya antara kebaikan dan kejahatan. Lukisan ini juga sebagai saluran imajinasi pelukis. ·       Media Alat dan Bahan  :  Oil on Canvas .  Cat Minyak diatas canvas adalah bahan yang paling populer, dan biasa digunakan dalam melukis, karena pemakaian yang mudah diaplikasikan serta hasil lukisanya bisa digunakan dalam berbagai tehnik gaya lukisan, halus ataupun bertekstur. Bahan melukis ini berbasis minyak, dan memiliki tingkatan kualitas mulai dari kualitas normal hingga kualitas tinggi, dan dibedakan dengan harga. Baik pelukis pemula atau pelukis handal, sering menggunakan bahan material cat minyak dan canvas sebag...

pengertian sistem suspensi pada kendaraan

sistem suspensi pada kendaraan  berfungsi untuk menghubungkan bodi kendaraan dengan roda, kontruksinya dibuat sedemikian rupa agar dapat menyerap getaran, oskilasi dan kejutan sebagai akibat dari kondisi dan permukaan jalan yang tidak rata, sehingga diperoleh keamanan dan kenyamanan ketika berkendara. Sistem suspensi  juga berfungsi untuk memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke body melalui gesekan antara jalan dengan roda-roda. Fungsi terakhir dari sistem suspensi adalah untuk menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body dan roda-roda. Dengan adanya sistem suspensi, maka kendaraan akan lebih stabil baik ketika terjadi pengereman, belokan, sampai jalan yang bergelombang atau tidak rata. Suspensi juga akan membuat pengendara merasakan kenikmatan dan stabilitas ketika mengendarai.  Syarat-syarat Sistem Suspensi Dalam menjalankan fungsinya, suspensi harus dapat memiliki beberapa syarat yaitu : Mengantar gerakan roda. Memungkinkan...

Menganalisis Karya Seni Rupa Murni

"Menganalisis Karya Seni Rupa Murni",    1. Pertama, yaitu Borobudur Pagi Hari Judul : Borobudur Pagi Hari Tahun : 1983 Ukuran : 150 cm x 200 cm Media : Cat Minyak “Borobudur Pagi Hari” merupakan salah satu karya Affandi yang terinspirasi oleh megahnya candi Borobudur dan lingkungan sekitar pada masa itu, saat Affandi melintas dan memperhatikan Borobudur di pagi hari. Obyek matahari selalu menarik perhatian di beberapa karya beliau sebagai fokus pendukung utama. Warna – warna dingin dan suasana tenang mendominasi lukisan ini karena melukiskan suasana pagi hari yang cerah . Dan dilukisan ini Affandy lebih nenonjolkan obyek alam sebagai latar belakang. Perpaduan warna yang digunakan semakin menghidupkan lukisan tersebut karena warna yang digunakan padu antara warna satu dengan warna yang lain. Dan dilukisan tersebut gambar candi Borobudur terlihat sangat jelas tanpa kita harus menganalisis makna lukisan tersebut. Dan bentuk mataharinya tidak menyerupai matahari tet...