Skip to main content

Pengertian Sarkofagus

Pengertian Sarkofagus

Berdasarkan etimologi, sarkofagus berasal dari bahasa Yunani yaitu sarx yang berarti daging dan phagein yang berarti memakan. Sehingga, sarkofagus dalam etimologi bahasa Yunani artinya memakan daging.
Hal ini tentu merupakan sebuah kata kiasan yang ditujukan untuk fungsi dari sarkofagus itu sendiri. Sarkofagus itu sendiri merupakan salah satu dari banyak peninggalan seperti menhir, dolmen atau meja batu, arca atau patung, kubur batu, punden berundak dan lain sebagainya.
Sarkofagus dianggap sebagai penguburan masyarakat yang memiliki strata kehidupan sosial tinggi karena juga ditemukan benda-benda di dalamnya.

Fungsi Sarkofagus

Sarkofagus merupakan peninggalan sejarah yang digunakan sebagai penyimpanan atau penguburan jenazah seperti peti mati. Mayat umumnya diposisikan lrus, terlentang, atau pun miring dengan posisi tangan lurus atau menyilang.
Sarkofagus ini umumnya terbuat dari batu, logam, atau batu kapur. Sehingga mayat dan barang yang ada di dalamnya cukup awet, beberapa ditemukan benda-benda di dalamnya masih bagus.
Tradisi membuat sarkofagus dari batu dikenal dengan sebutan tradisi megalitik.

Perbedaan Sarkofagus dan Waruga

Waruga merupakan sebutan lain dari sarkofagus yang dikenal oleh masyarakat di Minahasa. Keduanya sebenarnya memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai tempat penguburan mayat, namun bentuk, bagian dan cara peletakan mayatnya yang berbeda.

1. Sarkofagus

Sarkofagus bentuknya mirip lesung dan memanjang, seperti bentuk persegi empat atau oval. Sarkofagus lebih mirip peti mati pada umumnya yang saat ini banyak digunakan.
Pada sarkofagus, mayat diletakkan seperti posisi berbaring dan tidak ada tekukan. Hal ini terlihat dari gambar sarkofagus.

2. Waruga

Waruga memiliki dua bagian yaitu bagian bawah berbentuk kubus/bulat dan bagian atasnya seperti atap rumah lengkap dengan bentuk segitiga seperti bubungan.
Pada waruga, karena bentuknya kubus atau bulat, posisi mayatnya jongkok terlipat. Bisa kita lihat dari gambar waruga.

Ciri-ciri Sarkofagus

Untuk mengetahui lebih detail mengenai bagaimana bentuk sarkofagus, berikut ini ciri-cirinya, antara lain:
  • Bentuk sarkofagus seperti sebuah lesung atau peti yang memanjang dan dilengkapi dengan penutup
  • Sarkofagus biasanya terbuat dari batu, ada pula yang terbuat dari logam atau batu kapur
  • Biasanya, sarkofagus disimpan di atas tanah, namun ada pula yang menyimpannya di dalam tanah
  • Sarkofagus juga dihias dengan ukiran atau pahatan yang indah yang berada di dinding muka
  • Ukiran sarkofagus baisanya berbentuk manusia, burung, geometris dan lainnya
  • Di dalam sarkofagus biasanya ditemukan benda lain seperti kapak persegi, periuk, perhiasan dan benda lainnya
Menurut Soejono, sarkofagus memiliki jenis dan ukuran yang berbeda-beda, antara lain sebagai berikut:
  • Tipe A yang berukuran kecil sekitar 80 hingga 148 cm dengan tonjolan di baian depan dan belakang, serta ada bermacam gaya yaitu gaya celuk, bona, angantiga, bunutin, busungbiu, dan ambiarsari.
  • Tipe B yang berukuran sedang sekitar 150 hingga 170 cm tanpa tonjolan
  • Tipe C yang berukuran besar sekitar 200 hingga 268 cm dengan tonjolan di setiap sisi

Keberadaan Sarkofagus di Indonesia

Sarkofagus juga banyak ditemukan di Indonesia yaitu di daerah Sumba, Bali, Tapanuli, Minahasa dan Jawa. Sedangkan daerah penemuan sarkofagus di Indonesia yang terkenal adalah di Bali dan Bondowoso.
Di beberapa tempat seperti Minahasa, lebih banyak ditemukan sarkofagus jenis waruga. Waruga ini bisa disebut sebagai sarkofagus khas Indonesia dan sudah dilestarikan sejak 1976 menjadi Taman Waruga Sawangan.
Di Yogyakarta, terdapat fragmen sarkofagus yang terletak di Gunung Kidul. Ada pula sarkofagus raja di Tomok, Samosir dan terdapat lapangan kubur penuh dengan waruga di darah Minahasa. Di Bali, sarkofagus dipercaya memiliki kekuatan magis atau gaib.
Beberapa ahli mengatakan bahwa sarkofagus sudah ada sejak zaman logam, dibuktikan dengan ditemukannya benda logam di dalam peninggalan sarkofagus. Berikut ini beberapa penemuan sarkofagus, antara lain:
Sarkofagus memang banyak ditemukan di daerah Bali, dan hingga kini masih banyak penemuan-penemuan lainnya. Pada tahun 2012, terdapat penemuan baru oleh buruh tani, diduga sebuah sarkofagus ini berusia 2500 tahun. Lokasi penemuannya di Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, bali.
Arkeolog dari Universitas Udayana, Wayan Ardika, menjelaskan bahwa dengan ditemukannya sarkofagus tersebut membuktikan bahwa ada pemukiman dan pemakaman manusia purbakala di daerah tersebut.
Dan lokasi ditemukannya sarkofagus juga menyebar, di dalamnya terdapat tulang belulang dan benda-benda seperti guci, kapak dan benda lainnya.

Sarkofagus Mesir

Di Mesir, sarkofagus biasanya digunakan untuk melindungi mumi keluarga kerajaan dan beberapa dipahat dengan alabaster. Oleh sebab itu, sering ditemukan peninggalan mumi yang masih ada di dalam sarkofagus.
Beberapa jenis sarkofagus dibuat untuk dapat berdiri sendiri, ada pula yang dibuat untuk di simpan di ruang bawah tanah.
Baru-baru ini terdapat siaran langsung pembukaan peti mati Mesir kuno pada beberapa saluran televisi internasional. Di antaranya seperti Travel Channel, Discovery, dan Science Channel.
Ukiran yang ada pada sarkofagus tersebut cukup rumit, di dalamnya terdapat mumi yang masih utuh terbungkus kain linen. Di sekeliling mumi terdapat artefak dari emas dan harta karun, ada pula perhiasan emas berbentuk kumbang scarab.
Nah, itulah penjelasan mengenai sarkofagus yang meliputi pengertian, fungsi, perbedaannya dengan waruga, ciri-ciri, hingga keberadaannya di Indonesia dan Mesir. Semoga menambah wawasan kita semua.

Comments

Popular posts from this blog

MENGANALISIS KARYA SENI RUPA 2 DIMENSI

MENGANALISIS KARYA SENI RUPA 2 DIMENSI BARONG & LEAK ·       Karya : Afandi (1980) ·       Fungsi  : sebagai hiasan dalam ruangan dan merupakan  bagian seni kebudayaan dari Masyarakat Bali, dimana Barong dan Leak adalah filosofi bagaimana bertolak belakangnya antara kebaikan dan kejahatan. Lukisan ini juga sebagai saluran imajinasi pelukis. ·       Media Alat dan Bahan  :  Oil on Canvas .  Cat Minyak diatas canvas adalah bahan yang paling populer, dan biasa digunakan dalam melukis, karena pemakaian yang mudah diaplikasikan serta hasil lukisanya bisa digunakan dalam berbagai tehnik gaya lukisan, halus ataupun bertekstur. Bahan melukis ini berbasis minyak, dan memiliki tingkatan kualitas mulai dari kualitas normal hingga kualitas tinggi, dan dibedakan dengan harga. Baik pelukis pemula atau pelukis handal, sering menggunakan bahan material cat minyak dan canvas sebag...

pengertian sistem suspensi pada kendaraan

sistem suspensi pada kendaraan  berfungsi untuk menghubungkan bodi kendaraan dengan roda, kontruksinya dibuat sedemikian rupa agar dapat menyerap getaran, oskilasi dan kejutan sebagai akibat dari kondisi dan permukaan jalan yang tidak rata, sehingga diperoleh keamanan dan kenyamanan ketika berkendara. Sistem suspensi  juga berfungsi untuk memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke body melalui gesekan antara jalan dengan roda-roda. Fungsi terakhir dari sistem suspensi adalah untuk menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body dan roda-roda. Dengan adanya sistem suspensi, maka kendaraan akan lebih stabil baik ketika terjadi pengereman, belokan, sampai jalan yang bergelombang atau tidak rata. Suspensi juga akan membuat pengendara merasakan kenikmatan dan stabilitas ketika mengendarai.  Syarat-syarat Sistem Suspensi Dalam menjalankan fungsinya, suspensi harus dapat memiliki beberapa syarat yaitu : Mengantar gerakan roda. Memungkinkan...

Menganalisis Karya Seni Rupa Murni

"Menganalisis Karya Seni Rupa Murni",    1. Pertama, yaitu Borobudur Pagi Hari Judul : Borobudur Pagi Hari Tahun : 1983 Ukuran : 150 cm x 200 cm Media : Cat Minyak “Borobudur Pagi Hari” merupakan salah satu karya Affandi yang terinspirasi oleh megahnya candi Borobudur dan lingkungan sekitar pada masa itu, saat Affandi melintas dan memperhatikan Borobudur di pagi hari. Obyek matahari selalu menarik perhatian di beberapa karya beliau sebagai fokus pendukung utama. Warna – warna dingin dan suasana tenang mendominasi lukisan ini karena melukiskan suasana pagi hari yang cerah . Dan dilukisan ini Affandy lebih nenonjolkan obyek alam sebagai latar belakang. Perpaduan warna yang digunakan semakin menghidupkan lukisan tersebut karena warna yang digunakan padu antara warna satu dengan warna yang lain. Dan dilukisan tersebut gambar candi Borobudur terlihat sangat jelas tanpa kita harus menganalisis makna lukisan tersebut. Dan bentuk mataharinya tidak menyerupai matahari tet...