Skip to main content

Rumah Baanjung

Rumah Baanjung adalah jenis rumah yang paling ikonik dari rumah tradisional di daerah Kalimantan Selatan. Pada zaman kerajaan dulu, rumah ini merupakan bangunan inti dalam kompleks istana. Rumah ini adalah tempat di mana raja dan keluarganya tinggal. Sejak tahun 1850, dibangun pula di sekitarnya berbagai bangunan dengan fungsi masing-masing.
Rumah Baanjung (Ba'anjung) adalah nama kolektif untuk rumah tradisional suku Banjar dan suku Dayak Bakumpai. Jenis rumah Baanjung ini tentu saja memerlukan lebih banyak uang untuk membuatnya dibandingkan dengan rumah biasa. Jadi, pada saat itu hanya orang-orang kaya saja yang mampu membuatnya.
Umumnya, rumah tradisional Banjar dibangun dengan beranjung (bahasa Banjar: ba-anjung), yaitu sayap bangunan yang menjorok dari samping kanan dan kiri bangunan utama, karena itulah disebut Rumah Ba'anjung (ber-anjung).

Anjung merupakan ciri khas rumah tradisional Banjar, walaupun ada pula beberapa jenis Rumah Banjar yang tidak beranjung. Rumah tradisional Banjar pada umumnya beranjung dua yang disebut Rumah Ba-anjung Dua, namun kadangkala rumah banjar hanya hanya beranjung satu, biasanya rumah tersebut dibangun oleh pasangan suami isteri yang tidak memiliki keturunan.

Sebagaimana arsitektur tradisional pada umumnya, demikian juga rumah tradisonal Banjar berciri-ciri antara lain memiliki perlambang, memiliki penekanan pada atap, ornamental, dekoratif dan simetris.

Bangunan rumah Baanjung
Pondasi. Rumah tradisional Banjar ini pertama kali dibuat di keadaan alam yang berawa-rawa di tepi sungai. Hal ini membuat bangunan dibuat dengan lantai yang tinggi. Pondasi, tiang, dan tongkat sangat berperan dalam konstruksi rumah. Pondasi sebagai konstruksi rumah yang paling dasar biasanya menggunakan kayu Kapur Naga dan kayu Galam. Tiang dan tongkat menggunakan kayu Ulin, dengan jumlah mencapai 60 batang untuk tiang dan 120 batang untuk tongkat.

Kerangka. Kerangka rumah biasanya menggunakan ukuran tradisional depa atau tapak kaki dengan ukuran ganjil yang dipercaya mempunyai nilai magis atau sakral.

Lantai. Selain lantai biasa, ada pula lantai yang disebut sebagai Lantai Jarang atau Lantai Ranggang. Lantai Ranggang ini biasanya terdapat di Serambi Muka, Anjung Jurai (merupakan tempat untuk melahirkan dan memandikan jenazah) dan Ruang Padu (tempat pembasuhan atau pambanyuan).
Bahan yang biasanya digunakan untuk lantai adalah papan kayu Ulin selebar 20 cm, dan untuk Lantai Ranggang dari papan kayu Ulin selebar 10 cm.

Dinding. Dinding pada rumah ini terdiri dari papan yang dipasang dengan posisi berdiri, sehingga di samping tiang dibutuhkan Turus Tawing dan Balabad untuk merekatkan.

Atap. Atap bangunan biasanya merupakan ciri yang paling menonjol dari suatu bangunan, termasuk rumah Baanjung. Atap juga merupakan salah satu alasan rumah ini disebut sebagai rumah Bubungan Tinggi. Bahan atap terbuat dari sirap dengan bahan kayu Ulin atau atap dari bahan rumbia.

Ukiran. Ukiran biasanya ditempatkan pada bagian yang konstruktif seperti tiang, tataban, papilis, dan tangga. Islam menjadi pengaruh terbesar pada kesenian yang berkembang di daerah Kalimantan, maka motif yang banyak digunakan adalah motif floral daun dan bunga. Terdapat pula ukiran berbentuk kaligrafi.

Ornamen dalam arsitektur tradisional Banjar dikenal dengan istilah Tatah yang dikelompokan ke dalam berbagai bentuk, antara lain Tatah Surut (ukiran berupa relief), Tatah Babuku (ukiran dalam bentuk tiga dimensi) dan Tatah Baluang (ukiran berlubang).

Bagian dalam rumah biasanya berbentuk persegi panjang yang dibagi menjadi beberapa kamar dengan tingkatan yang berbeda.

Palatar. Palatar merupakan teras depan atau disebut juga dengan pendapa. Ruang ini merupakan ruang pertama yang berada langsung di atas tangga pintu masuk rumah.

Panampik Kecil. Sebuah ruangan kecil di belakang Palatar dengan pintu masuk (lawing hadapan). Lantai pada ruangan ini lebih tinggi dari lantai di teras depan. Lantai pada bagian depan kamar ini disebut sebagai Watun Sambungan.

Panampik Tengah atau Panampik Panangah. Ruangan ini berada di belakang Panampik kecil dan berukuran lebih luas. Lantai pada ruangan ini juga lebih lebar dari lantai di Panampik Kecil. Lantai di depan kamar ini disebut Watun Jajakan.

Panampik Besar atau Ambin Sayup. Lantai pada ruangan ini lebih tinggi dari lantai Panampik Tengah. Lantai depan kamar ini disebut Watun Jajakan, istilah yang sama seperti pada Panampik Tengah.

Palindangan atau Ambin Dalam. Ruangan ini berada di belakang Panampik Besar. Lantai juga memiliki tingkat yang sama dengan Panampik Besar, tetapi ada beberapa yang memiliki lantai lebih tinggi dari Panampik Besar. Bingkai pintu pada ruangan ini tidak memiliki tingkat yang sama dengan lantai, orang Banjar menyebutnya sebagai Watun Langkahan (seseorang harus melangkahi daun pintu untuk masuk).

Panampik Dalam atau Panampik Bawah. Sebuah kamar yang luas di mana lantai kamar lebih rendah dari Palindang, tetapi memiliki tingkat yang sama dengan Panampik Tengah.

Padapuran atau Padu. Ruang ini adalah ruang terakhir dari rumah utama yang lantainya lebih rendah dari Panampik Bawah. Lantai depan kamar ini disebut dengan Watun Juntaian. Terkadang Watun Juntaian cukup tinggi untuk dilangkahi sehingga tangga diperlukan bagi orang yang ingin masuk.

Padapuran dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

Semacam dapur
Tempat untuk mengeringkan kayu bakar
Pajijiban dan Pagaduran. Tempat untuk mencuci
Rumah adat Banjar memiliki dimensi yang relatif berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh standar yang berbeda dari segi pengukuran, seperti lebar, tinggi, jumlah jendela, langkah tangga, dll. Jika kita mengukur dimensi dari rumah utama, biasanya memiliki ukuran 31×7 meter. Setiap anjung di sebelah kiri dan kanan bangunan utama biasanya memiliki lebar 5 meter. Ketinggian lantai bawah Anjung dan Palindangan adalah 2 meter di atas tanah dan di bawah Palatar 1 meter.

Comments

Popular posts from this blog

MENGANALISIS KARYA SENI RUPA 2 DIMENSI

MENGANALISIS KARYA SENI RUPA 2 DIMENSI BARONG & LEAK ·       Karya : Afandi (1980) ·       Fungsi  : sebagai hiasan dalam ruangan dan merupakan  bagian seni kebudayaan dari Masyarakat Bali, dimana Barong dan Leak adalah filosofi bagaimana bertolak belakangnya antara kebaikan dan kejahatan. Lukisan ini juga sebagai saluran imajinasi pelukis. ·       Media Alat dan Bahan  :  Oil on Canvas .  Cat Minyak diatas canvas adalah bahan yang paling populer, dan biasa digunakan dalam melukis, karena pemakaian yang mudah diaplikasikan serta hasil lukisanya bisa digunakan dalam berbagai tehnik gaya lukisan, halus ataupun bertekstur. Bahan melukis ini berbasis minyak, dan memiliki tingkatan kualitas mulai dari kualitas normal hingga kualitas tinggi, dan dibedakan dengan harga. Baik pelukis pemula atau pelukis handal, sering menggunakan bahan material cat minyak dan canvas sebagai media pilihan untuk melukis. Alat pendukung lainnya dapat berupa pisau lukis, kain lap, easel, d

PENGORGANISASIAN PRINSIP SENI RUPA

PENGORGANISASIAN PRINSIP SENI RUPA 1. Kesatuan ( Unity ) Prinsip Kesatuan ( Unity ) adalah wadah unsur-unsur lain di dalam seni rupa sehingga unsur-unsur seni rupa saling berhubungan satu sama lain dan tidak berdiri sendiri. Sehingga unsur seni rupa akan bersatu padu dalam membangun sebuah komposisi yang indah, serasi, dan menarik. Prinsip kesatuan merupakan bahan awal komposisi karya seni. 2.  Keseimbangan ( Balance ) Prinsip keseimbangan berhubungan dengan berat ringan nya suatu karya seni. Karya seni diatur agar mempunyai daya tarik yang sama di setiap sisinya. Prinsip keseimbangan ini memberikan pengaruh besar pada kesan suatu susunan unsur-unsur seni rupa. Balance bisa dibuat secara  formal/simetris  dan dengan  informal/asimetris  serta keseimbangan  radial/memancar . Terdapat 4 jenis keseimbangan, yaitu: Keseimbangan Sentral (Terpusat) Keseimbangan Diagonal Keseimbangan Simetris Keseimbangan Asimetris 3. Irama ( Rythme ) Irama atau  Ryhme  merupakan

Pengertian Tanah dan macam-macam tanah

Pengertian Tanah Tanah Pengertian Tanah adalah suatu bagian atau tempat yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan juga terdiri dari bahan-bahan organik dan anorganik. Pengertian Tanah Menurut Para Ahli Para ahli Fisika-Kimia dan Geologi mendefinisikan tanah sebagai berikut : Menurut M. Isa Darmawijaya Tanah merupakan akumulasi alam bebas yang menduduki sebagian planet bumi yang mampu menumbuhkan tumbuhan dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induknya dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu. Menurut James “1995” Tanah ialah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi lainnya, yaitu air alami dan atmosfer menjadi inti fungsi, perubahan dan kemantapan ekosistem. Menurut Bremmer “1958” Tanah merupakan bagian permukaan kulit bumi yang dijadikan oleh pelapukan kimia dan fisik serta kegiatan berbagai tumbuhan dan hewan. Menurut E. Saifudin Sarief “1986” Tanah ialah bend